Setelah itu orang tua memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak lebih lambat dibanding anak seusianya. AW disebut baru bisa berjalan tanpa bantuan saat usia 3 tahun dan hingga saat ini anak tampak lebih kecil dan lebih pendek dari anak seusianya.
"Almarhumah AW diduga mengalami penyakit jantung bawaan lahir. Jadi kematian S dan pelajar AW adalah koinsiden, tidak terkait dengan vaksinasi atau inkonsisten," tegas Martira.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua warga di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan dikabarkan meninggal dunia usai divaksinasi. Keduanya merasa tidak enak badan setelah menerima vaksin dosis kedua.
Kedua orang itu yakni Andi Nur Widya (13), warga Desa Gattareng dan Seleng (80) warga Dusun Batu Lappa Desa Samaenre Kecamatan Bengo.
Baca Juga: Vaksinasi Merdeka, Polda Metro Jaya Targetkan 2,2 Juta Anak di Jadetabek Divaksin COVID-19
Andi Nur Widya (13) disebut meninggal tepat satu bulan pasca menerima vaksin dosis ke 2 di sekolah.
Kepala Desa Gattareng, Irfan mengatakan Widya memiliki riwayat penyakit jantung. Ia menerima vaksin kedua bulan lalu di sekolahnya.
Kata Irfan, pihak keluarga saat itu tidak mengetahui bahwa Widya akan divaksin. Sebab pihak sekolah tidak melakukan pemberitahuan terlebih dahulu.
"Nanti ditahu setelah vaksin kedua. Saat ini sudah sakit. Mungkin anaknya juga diam-diam, takut bilang ke orang tuanya," ujar Irfan saat dihubungi, Selasa, 28 Desember 2021.
Menurut informasi pihak keluarga, kata Irfan, Widya mengalami sejumlah keluhan usai divaksin. Seperti bengkak pada kaki, belakangnya sakit dan kuat tidur.
Baca Juga: Heboh Sindikat Jual Beli Vaksin Booster di Surabaya, Tarifnya Rp250 Ribu
Irfan pun meminta untuk pelaksanaan vaksin berikutnya agar para tenaga kesehatan bisa melakukan skrining dengan baik. Kemudian pihak sekolah juga wajib mendapat izin orang tua sebelum melakukan vaksin kepada siswa.
"Kita bukannya anti vaksin tapi dalam pelaksanaan vaksin tim medis harus lakukan pemeriksaan atau skrining kesehatan harus hati-hati betul. Jangan asal-asalan. Ini persoalan nyawa," ujarnya.
Sementara, Seleng mendapat suntikan vaksin kedua pada Kamis 23 Desember 2021. Sejak saat itu, kondisi kesehatannya terus menurun.
Hingga pada Sabtu, 25 Desmeber, dia menghembuskan nafas terakhir. Seleng dilaporkan memiliki riwayat gejala stroke dan asma.
Awalnya pihak keluarga sudah melarang Seleng untuk divaksin karena komorbid, tapi ia kukuh. Dari hasil skrining tim medis, semua hasilnya baik. Walaupun pada awalnya, tekanan darahnya cukup tinggi.
Namun kembali normal setelah disuruh istrahat. Seleng kemudian meminta untuk kembali divaksin.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- 6 Pilihan HP RAM 12 GB Dibawah Rp2 Juta: Baterai Jumbo, Performa Ngebut Dijamin Anti Lag!
- Polemik Ijazah Jokowi Memanas: Anggota DPR Minta Pengkritik Ditangkap, Refly Harun Murka!
- 5 Pilihan Mobil Bekas Honda 3 Baris Tahun Muda, Harga Mulai Rp50 Jutaan
- 5 AC Portable Murah Harga Rp350 Ribuan untuk Kamar Kosan: Dinginnya Juara!
Pilihan
-
Duet Jordi Amat dan Rizky Ridho di Lini Belakang Persija? Mauricio Souza Buka Suara
-
Jay Idzes Sulit Direkrut, Udinese Beralih ke Calon Rekan Kevin Diks
-
Jurnalis Asing Review Nasi Kotak Piala Presiden 2025, Isi Lauknya Jadi Sorotan
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi, Cek Deretannya
-
Siapa Takeyuki Oya? Bawa Liga Jepang Melesat Kini Jadi GM Urus Liga Indonesia
Terkini
-
Investor Global Makin Optimistis, Transformasi Jadi Kunci Daya Tarik BBRI
-
Pasangan Pengusaha Ini Sukses Ekspor Craftote lewat Program BRI
-
Dosen Unhas Jadi Tersangka Pelecehan Seksual, Ini Tindakan Tegas Rektor
-
Didukung Program Pemerintah dan Transformasi Digital, BBRI Diproyeksi Melesat ke Rp5.400
-
Banjir Sulsel: Saat Peringatan Kalah Cepat dari Air Bah, Teknologi Tertidur Pulas