SuaraSulsel.id - Rompi anti peluru karya Rudi, mahasiswa Fakultas Teknik Unhas, memasuki tahap pengembangan.
Sebelumnya, telah dilakukan penelitian awal dengan mengembangkan material Carbon Fiber Reinforced Polimer (CFRP). Untuk panel bahan rompi anti peluru soft body armour.
Pada tahap awal ini, uji coba yang dilakukan oleh Divisi III Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) menunjukkan hasil yang memuaskan.
Rencana pengembangan tersebut dipaparkan Rudi bersama Tim Peneliti dihadapan Rektor Unhas, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu,di Kampus Unhas Gowa, Kamis (30/12).
Dalam pemaparan tersebut Rudi menjelaskan fungsi rompi anti peluru yang digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan mematikan. Saat ini lebih banyak menggunakan material yang dikembangkan dengan bahan logam, serat kevlar, dan serat aramid.
Rompi anti peluru dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu soft body armour (Kaliber 9 mm) dan hard body armour (diatas Kaliber 9 mm).
Pada penelitian awal, Rudi mengembangkan dua material dengan menguji simulasi metode elemen atau uji simulasi numerik. Dilakukan dengan menggunakan peluru kaliber 9 mm pada kecepatan 343 meter/detik.
Juga dilakukan uji balistik di Markas Divisi III Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dengan menggunakan pistol tipe G2 buatan Pindad.
Pada kesempatan yang sama, Muhammad Syahid sebagai Dosen Pembimbing Penelitian menjelaskan bahwa rompi anti peluru yang saat ini banyak digunakan memiliki lapisan dengan beban yang cukup berat. Sehingga para prajurit susah untuk bergerak dalam aksi militer.
Baca Juga: Tudingan Politik Uang Pemilihan Rektor Unhas, Jamaluddin Jompa: Saya Difitnah Sangat Kejam
Sementara rompi anti peluru yang diciptakan mahasiswa Fakultas Teknik Unhas dilakukan untuk mendapatkan material ringan yang kuat. Sehingga nyaman dan mudah bergerak ketika digunakan.
“Kami melihat material dari serat carbon fiber itu lebih ringan jika dibandingkan dengan bahan lain. Bagaimana karbon ini bisa digunakan pada tipe soft body armour untuk kelas pistol. Sehingga diharapkan karya inovasi ini bisa mereduksi berat dalam penggunaan rompi anti peluru,” jelas Muhammad Syahid.
Saat ini, bahan yang digunakan masih dalam bentuk panel berukuran 20x30 cm. Kemudian dalam rencana penelitian lanjutannya akan dikembangkan menjadi Rompi anti Peluru soft body amour dengan target berat 3 kg pada Tingkat Kesiapterapan Keknologi (TKT) di skala 9. Pada skala yang menunjukkan bahwa sistem benar-benar teruji dan terbukti melalui keberhasilan pengoperasiannya.
“Dalam pengerjaannya panel anti peluru ini sangat sederhana yang telah berhasil dilakukan dengan metode manufaktur sistem vacuum bag. Sehingga kami menargetkan bisa mereduksi beban hingga 50 persen dan siap untuk dilakukan hilirisasi produk yang siap pakai dalam membantu kebutuhan militer dan kami pastikan akan sesuai dengan standar prosedur yang ditetapkan,” jelas Muhammad Syahid.
Para tim peneliti yang terdiri Muhammad Syahid, Rudi, dan Azwar Hayar telah membangun komunikasi dengan Panglima Devisi III Kostrad sebagai mitra penelitian dan sebagai calon pengguna untuk hilirisasi produk.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Bank Mandiri Resmi Buka Livin Fest 2025 di Makassar, Sinergikan UMKM dan Industri Kreatif
-
GMTD Diserang 'Serakahnomics', Kalla Ditantang Tunjukkan Bukti
-
Dugaan Korupsi Pengadaan Bibit Nanas di Sulsel, Kejati Kejar Dana Rp60 Miliar
-
Kejati Geledah Ruang Kepala BKAD Pemprov Sulsel Dijaga Ketat TNI
-
BREAKING NEWS: Kejati Sulsel Geledah Kantor Dinas Tanaman Pangan