SuaraSulsel.id - Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah mengingatkan warga untuk membatasi mobilitas keluar daerah dan keluar negeri sebagai upaya mencegah penularan COVID-19 varian baru, Omicron, masuk daerah tersebut.
"Mobilitas yang tinggi dapat memicu virus tersebut masuk dengan mudah. Artinya, kalau urusan keluar kota tidak terlalu penting, baiknya menahan diri," kata Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah I Komang Adi Sujendra yang dihubungi di Palu, Senin 20 Desember 2021.
Menurut dia, langkah antisipasi perlu dilakukan sejak dini meskipun situasi pandemi di provinsi ini melandai, sebab penularan virus sulit terdeteksi jika belum menginfeksi manusia.
Oleh karena itu, protokol kesehatan (prokes) masih menjadi perlengkapan penting dalam memproteksi diri dari ancaman COVID-19.
Ia meminta warga menerapkan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menghindari kerumunan, menjaga jarak serta mengurangi mobilitas) agar terhindari dari penularan virus itu dengan variannya.
"Selain prokes dengan gerakan 5M, kegiatan testing, tracing, dan treatmen (3T) juga harus berjalan meskipun kasus COVID-19 di daerah ini melandai," ujar Komang.
Ia menjelaskan guna pencegahan dini, perlu suatu kebijakan pemerintah. Apalagi menghadapi libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, mobilitas warga diatur sehingga situasi yang mulai kondusif ini tetap bertahan.
Dia mengatakan tingkat penularan Omicron lebih cepat dari pendahulunya, varian Delta.
"Kewaspadaan itu menjadi hal yang paling utama. 5M, 3M plus vaksinasi tidak dapat berjalan dengan baik jika masyarakat tidak mematuhi rambu-rambu yang sudah dibuat pemerintah," ujar Komang.
Sejauh ini, katanya, belum ditemukan warga terinfeksi virus varian baru di Sulawesi Tengah.
Kalau pun nanti ditemukan penularan varian baru, katanya, warga diminta tetap mengedepankan prokes serta kegiatan 3T harus cepat.
Ia mengatakan petugas harus tanggap melakukan penelusuran, termasuk pemeriksaan sampel ke laboratorium kesehatan.
Ia juga mengingatkan warga agar jangan terlalu bereuforia, sebab pandemi belum usai dan gelombang selanjutnya bisa saja berulang, kalau warga setempat mengabaikan protokol kesehatan dan tidak mematuhi anjuran pemerintah.
"Kita tidak ingin situasi ini berulang seperti yang terjadi sebelumnya. Harusnya kasus-kasus sebelumnya menjadi pelajaran," demikian Komang. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
5 Ide Liburan Keluarga Anti Bosan Dekat Makassar Sambut Akhir Tahun
-
WNA Asal Filipina Menyamar Sebagai Warga Negara Indonesia di Palu
-
Pelindo Regional 4 Siap Hadapi Lonjakan Arus Penumpang, Kapal, dan Barang
-
Hutan Lindung Tombolopao Gowa Gundul Diduga Akibat Ilegal Logging
-
61 Ribu Bibit 'Emas Hijau' Ditebar di Sulsel