Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 14 Desember 2021 | 14:12 WIB
Gempa Bumi rusak rumah warga di Kabupaten Kepulauan Selayar, Selasa 14 Desember 2021. Pusat gempa di Larantuka, Nusa Tenggara Timur [SuaraSulsel.id/Istimewa]

SuaraSulsel.id - Warga di Kepulauan Selayar diliputi kepanikan. Saat gempa mengguncang Larantuka, Nusa Tenggara Timur atau NTT, Selasa (14/12/2021).

Gempa magnitudo 7,5 itu sangat terasa hingga ke sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan.

Gempa bumi berpotensi tsunami itu terjadi pada pukul 11.20 Wita. Hal tersebut membuat masyarakat berhamburan ke luar rumah dan gedung.

Rachmadan, salah satu warga Kepulauan Selayar mengaku sedang mengajar di sekolah saat kejadian. Seketika semua benda yang bergantung bergetar.

Baca Juga: Bergetar Dahsyat saat Gempa NTT, Cerita Guru SD Sempat Bertahan Ajarkan Muridnya di Kelas

Ia sontak meminta para siswa untuk berlari keluar ruangan. Ia melihat di luar gedung sudah banyak warga yang berhamburan dan berlari.

"Saya buka HP dan di situ ditulis berpotensi tsunami. Kami langsung lari dan meminta siswa untuk mencari daerah yang agak tinggi," kata Rachmadan.

Wahyu, salah satu warga di Pulau Takabonerate juga mengaku air laut mulai surut. Warga di pelabuhan mulai dievakuasi.

"Bukan surut drastis tapi memang agak menurun dari biasanya," ujarnya.

Bupati Selayar Basli Ali mengatakan evakuasi di dua kecamatan sedang dilakukan. Termasuk di pulau yang paling dekat dengan Flores. Pulau Pasilambena dan Pasimarannu.

Baca Juga: Warga NTT Diminta Waspada, Meski Peringatan Dini Tsunami Gempa Flores Berakhir

Namun, pasca gempa, akses komunikasi ke pulau tersebut terputus. Pihaknya kesulitan memantau kondisi terkini di dua pulau tersebut.

"Pasilambena itu paling dekat dengan Flores hanya 80 Km. Saya belum tahu kondisi terkini di sana karena tidak bisa tersambung (telepon). Saya sudah perintahkan BPBD untuk ke sana," kata Basli saat dikonfirmasi.

Pemkab Selayar juga sudah mendirikan posko pengungsi. Apalagi banyak bangunan yang rubuh pasca gempa.

Ia mengimbau kepada warga yang bermukim di pinggir pantai dan bangunannya sudah rubuh untuk bisa mengungsi terlebih dahulu. Jangan kembali ke rumah.

"Yang kita waspadai gempa susulan. Makanya untuk warga yang bangunannya sudah retak supaya di posko dulu," katanya.

Seperti diketahui, sebelumnya BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami untuk wilayah Maluku, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Namun peringatan tersebut telah dicabut.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan lokasi gempa 7.59 LS, 122.26 BT. Gempa terjadi pada kedalaman 12 Kilometer.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More