Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 11 Desember 2021 | 06:00 WIB
Ilustrasi pungli di pemerintahan. [Istimewa]

SuaraSulsel.id - Dugaan pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab di jalan poros Desa Labasa, Kecamatan Tongkuno Selatan, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara dikeluhkan Sopir Damri rute KendariMawasangka Kabupaten Buten Tengah (Buteng).

Menurut penuturan salah seorang sopir Damri, Abdul Haris mengaku pungli ini sudah berlangsung sekitar satu bulan. Ia mengaku kerap kali melintas dimintai uang seratus ribu rupiah oleh oknum yang tidak dikenalnya.

“Setiap hari kami lewat di jalan itu, biasa kami dimintai Rp100 ribu sekali lewat, kalau untuk pulang pergi (PP) jadi Rp200 ribu. Saya tidak tahu orangnya (oknum pungli) karena biasa beda-beda,” ucapnya saat dihubungi lewat sambungan telepon, Kamis (9/12/2021) sebagaimana diwartakan sultrakini – Jaringan Suara.com.

Karena pungli ini, ia dan sopir lain merasa dirugikan, pasalnya uang yang disetorkan tersebut berasal dari kantong pribadi milik sopir itu sendiri ditambah lagi dengan sepinya penumpang akibat pandemi Covid-19.

“Selama ini kita bingung juga, kita melapor begitu-begitu saja (tidak ada tindakan dari pihak berwenang) belum ada perubahan sampai sekarang. Harapan saya secepatnya dilakukan tindakan karena kita sudah setengah mati dengan keadaan saat ini,” tuturnya.

Adapun Manager Usaha Perum Damri Kantor Cabang Kendari, Dadang Rahmat mengaku pihaknya telah mengadukan hal tersebut kepada dinas terkait apa yang terjadi di Labasa namun sampai saat ini belum ada perubahan.

“Saya mau melapor ke pihak berwajib namun masih minim atau kurang alat bukti seperti bukti video dan foto bahwa benar sopir kami mengalami pungli,” terangnya, saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (9/12/2021).

Kendati demikian, walau dengan berbagai resiko yang dihadapi pihaknya memastikan akan terus mengoperasikan armada Damri tersebut.

“Saya harap hal ini dapat segera kondusif dan diselesaikan karena kasihan pengemudi kami di lapangan sebab ini juga menjadi kendala operasional dari Perum Damri,” tandas Dadang.

Load More