SuaraSulsel.id - Warga Kabupaten Muna yang kesal dengan kondisi jalan rusak berunjuk rasa. Memblokir jalan.
Warga mengaku jalan rusak membuat angka kecelakaan tinggi. Kasus penjarahan mobil juga sering terjadi. Masyarakat juga mengalami infeksi saluran pernapasan.
Namun aksi warga ini tidak direspon baik sejumlah camat. Empat camat di Kabupaten Muna melaporkan warga ke polisi. Dengan alasam mengganggu ketertiban umum.
Mengutip telisik.id -- jaringan Suara.com empat camat di Kabupaten Muna mengadukan aksi pemblokiran jalan provinsi di Desa Wakumoro yang dilakukan kelompok Forum Aspirasi Masyarakat (Frasa).
Keempat Kecamatan Parigi ke Polres Muna adalah Camat Parigi, Bone, Tongkuno Selatan dan Marobo melaporkan dugaan pemblokiran jalan yang mengganggu ketertiban umum.
"Ada empat camat yang bertanda tangan mengadukan pemblokiran jalan itu," kata Kapolres Muna, AKBP Debby Asri Nugroho melalui Kasat Reskrim, IPTU Hamka, Senin (22/11/2021)
Dengan adanya aduan itu, pihaknya langsung melayangkan surat panggilan terhadap pihak yang terkait langsung dengan aksi pemblokiran jalan. Surat panggilannya yang dijadwalkan Senin (22/11/2021), isinya untuk meminta klarifikasi.
"Pihak-pihak terkait itu sudah menerima surat panggilan dan akan hadir besok (Selasa)," ujarnya.
Kini, penyidik juga sementara melakukan pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket) terhadap aksi pemblokiran jalan yang dilakukan sejak 15 November lalu. Nantinya, dengan keterangan pihak terkait diadukan akan didalami.
Baca Juga: Truk Pelanggar Beban di Jalan Bontang Lestari Cuma Diberi Peringatan
"Nanti kita tinggal lihat bagaimana hasil keterangan saksi dan pihak terkait itu," terangnya.
Kendati telah diadukan di polisi, tidak akan menyurutkan semangat Frasa memperjuangkan pengaspalan jalan poros tersebut.
Koordinator Frasa, Muhamad Pasitoka mengaku akan kooperatif dan siap menerima segala resiko hukum.
"Kami melakukan pemblokiran ini, karena data angka kecelakaaan makin tinggi akibat jalan rusak, kasus kriminalitas yang dialami masyarakat seperti penjarahan mobil pedagang, dan data masyarakat terkena penyakit infeksi saluran pernapasan," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
Terkini
-
Saksi Ahli Tegaskan Kredit Macet Tak Otomatis Korupsi dalam Sidang Agus Fitrawan
-
BPJS: Rumah Sakit Tidak Boleh Tolak Pasien Saat Libur Natal dan Tahun Baru
-
Jusuf Kalla Ungkap 'Musuh' Sebenarnya Pasca Banjir Sumatera dan Aceh
-
Demi 2 Karung Beras, Nenek 85 Tahun Sakit Parah Digendong ke Kantor Lurah
-
Akhirnya! Jalan Hertasning-Aroepala Diperbaiki Total, Sudirman: Bukan Tambal Sulam