SuaraSulsel.id - Sejak zaman Kesultanan Buton, kain tenun sudah dijadikan alat tukar atau mata uang yang didesain sedemikian rupa hingga menjadi Kampua.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Buton melalui ibu-ibu penenun sampai sekarang masih melestarikannya sebagai salah satu ikon dan identitas daerah.
“Atas nama masyarakat dan Pemkab Buton, kami mengapresiasi ibu-ibu penenun yang masih tetap melestarikan identitas tersebut dengan tetap meningkatkan kualitas tenunan baik dari segi motif maupun warna,” kata Bupati Buton La Bakry saat menghadiri sekaligus membuka pelatihan tenun ibu rumah tangga untuk meningkatkan ekonomi keluarga Desa Wabula Kecamatan Wabula, Minggu (7/11/2021).
Mengutip telisik.id -- jaringan Suara,com, patut disyukuri bahwa di era milenial, Buton tetap mempertahankan identitas daerah dengan tetap mempertahankan kualitasnya.
Baca Juga: Ricuh, Pengunjuk Rasa Kurung Anggota KPK di Kantor Bupati Buton Selatan
"Kami berharap agar dengan pelatihan ini dapat meningkatkan produktifitas, keterampilan dan manajemen yang baik dalam pemasaran kain tenun Buton," tuturnya.
Menurut Bupati Buton, perlu dibentuk kelompok penenun agar produktif dan bisa memenuhi kebutuhan pasar. Selain itu, saling mendorong dan memberi ide dalam menentukan motif dan pola juga sangat dibutuhkan untuk mengikuti selera konsumen agar kain tenun Buton tidak dikalahkan oleh kain dari daerah lain.
"Untuk pemasarannya bisa dipasarkan secara online selain untuk memperluas pasar juga cara yang ampuh untuk menasionalkan kain tenun khas Buton," jelasnya.
Jadi kata Bupati Buton, jangan lagi ada pemikiran siapa yang mau beli, yang penting kualitasnya dijaga.
"Sehingga konsumen tetap mempercayai produk kita, karena kepercayaan konsumen itu harus dipelihara agar produk tetap laku di pasaran," tuturnya.
Baca Juga: Diamankan Polisi, Begini Penampakan Badik Gagang Kepala Buaya di Buton Utara
Berita Terkait
-
Bukan Cuma Kuliner! Ini 5 Oleh-Oleh Kerajinan Khas Pontianak yang Wajib Kamu Bawa Pulang
-
Harga Fantastis Kain Tenun Asli, Wajarkah Anak Muda Memilih Printing?
-
Menjaga Warisan Leluhur: Di Balik Syarat Wajib Tenun untuk Menikah di NTT
-
Elon Musk 2 Kali Pakai Kemeja Tenun Bomba Khas Sulawesi Tengah, Ternyata Pemberian Pengusaha Ini
-
Berkah UMKM Perajin Dompet Kain Tenun Badui: Hits Sejak 20 Tahun Lalu
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Eliano Reijnders Gabung Timnas Indonesia, PEC Zwolle Tulis Kalimat Menyentuh
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
Pilihan
-
Biasa Blak-blakan, Ahok Takut Bicara soal BBM Oplosan Pertamina: Ada yang Saya Enggak Bisa Ngomong
-
Catat Lur! Kedubes Kerajaan Arab Saudi dan Pemkot Solo Akan Gelar Buka Bersama Sepanjang 2,7 Kilometer
-
BYD M6 dan Denza D9 Jadi Mobil Listrik Terlaris di Indonesia pada Februari
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
Terkini
-
Uang Damai Rp10 Juta Kasus Pencabulan Anak: Keluarga Korban Tolak, Kanit PPA Polrestabes Makassar Terancam Sanksi
-
28 Tahun Mengabdi, Kini Gigit Jari: Kisah Pilu PPPK Makassar yang Pengangkatannya Ditunda Setahun
-
Kasat Narkoba Polres Bone Dicopot! Diduga Minta "Uang Damai" Rp80 Juta, Chat Viral Jadi Bukti
-
Agus Harimurti Yudhoyono Evaluasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Kota Makassar
-
Geram! Kanit PPA Polrestabes Makassar Diduga Minta Korban Kekerasan Seksual Damai Dengan Uang Rp10 Juta