SuaraSulsel.id - Sepuluh mantan terpidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas II A Yogyakarta mengaku menerima penyiksaan. Saat mengadu ke Ombudsman Yogyakarta. Sejumlah tindakan penyiksaan dijelaskan dengan detil. Tidak bisa dituliskan.
Salah satu mantan terpidana yang berani bersuara adalah Vincentius Titih Gita Arupadhatu. Vincent mengatakan siksaan mereka terima sejak tiba.
“Jadi begitu kita masuk, itu tanpa kesalahan apapun, kita langsung dipukulin pakai selang, diinjak-injak, pakai kabel juga. Ini bekas-bekas saya masih banyak. Ini sudah yang enam bulan yang lalu,” kata Vincent di Kantor Ombudsman Yogyakarta.
Menurut Vincent, alasan mereka menerima penyiksaan karena mereka residivis. Sudah pernah masuk penjara sebelumnya. Namun, dari 12 orang yang masuk ke Lapas khusus Narkoba Yogyakarta bersama Vincent ketika itu, tidak semua berstatus residivis.
Mengutip VOA, Vincent mengatakan, setiap terpidana atau yang bisa disebut warga binaan, menerima siksaan yang sama.
“Selama tiga hari full itu kita disiksa, dari siang sampai saya sampai hampir subuh. Jadi di sana terus kita kayak disekap, kita nggak bisa menghubungi keluarga, saya selama hampir lima bulan itu saya nggak bisa menghubungi keluarga,” tambah Vincent.
Pelaku Diduga Sipir
Pelaku penyiksaan itu, kata Vincent, adalah petugas Lapas. Dia bahkan bisa menyebut satu persatu nama lengkap petugas itu. Oknum ini dia klaim sering mencari-cari kesalahan warga binaan. Sel mereka juga jarang dibuka, sehingga tidak bisa beraktivitas, termasuk untuk kegiatan rohani.
“Kita cuma kayak dibikin pelampiasan buat senang-senang. Terakhir ada teman yang nggak pakai kaos, dia disuruh guling-guling, lalu dia muntah-muntah, dan muntahnya itu disuruh makan. Sampai segitunya,” tambah Vincent.
Baca Juga: DPR RI Respon Dugaan Kekerasan di Lapas Narkotika Sleman: Ini Kejahatan HAM
Sejumlah tindak penyiksaan lain, yang diterima teman-teman Vincent, lebih sadis dari paparan di atas, sehingga tidak dapat dituliskan. Apa yang diceritakan Vincent bisa dinilai melebihi batas kemanusiaan.
Klaim yang disampaikan Vincent, termasuk di dalamnya penelanjangan bersama-sama dan disiram air. Ada warga binaan yang meninggal karena sakit, dan ada pula yang tangannya luka dan membusuk akibat dimasukkan ke kolam lele dan mengalami infeksi.
Para warga binaan tidak dapat mengabarkan tindak penyiksaan itu karena tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar. Vincent bahkan mengaku, dimasukkan ke sel kering selama lima bulan. Sel kering adalah istilah untuk sel yang tidak dibuka sama sekali.
Vincent sendiri masuk Lapas pada April 2021, dan saat ini berstatus cuti bersyarat mulai 19 Oktober 2021-19 Maret 2022.
Lapas Narkotika ini berada di kawasan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Berada di ketinggian sekitar 900 meter di atas permukaan laut, kawasan tersebut berudara sejuk. Di depan kompleks Lapas, terdapat RS Grhasia, yang khusus menangani pasien sakit jiwa dan penyalahgunaan narkotika. Kapasitasnya 436 orang dan saat ini ada 430 warga binaan di sana.
Kisah tentang penyiksaan di balik tembok tinggi Lapas Narkotika ini tentu disanggah mentah-mentah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Polisi Bekuk Pengedar Sabu dan Barang Bukti Mengejutkan di Kos Eksklusif Palu
-
Mengapa Penipuan Online di Sulawesi Tenggara Meledak dalam 4 Tahun Terakhir?
-
Jusuf Kalla: Saling Membunuh Itu Bukan Jalan Menuju Surga
-
Pemkot Makassar Akan Bangun Kembali Rumah Warga yang Dibakar
-
Pelajar SMA di Kota Makassar Tewas Kena Tembak