Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 21 Oktober 2021 | 06:25 WIB
Desa Wisata Lembang Nonongan di Toraja Utara [SuaraSulsel.id / Dokumentasi Disbudpar Sulsel]

SuaraSulsel.id - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sulawesi Selatan, mengakui pergerakan wisatawan domestik sudah mulai terasa. Diharapkan bisa terus meningkat seiring semakin landainya kasus COVID-19 di daerah itu.

Ketua DPD Asita Sulsel Didi L Manaba mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk mendukung kebangkitan sektor pariwisata di Sulsel.

"Sudah mulai ada pergerakan wisatawan domestik. Kita harapkan dari Sulawesi ataupun dari Pulau Jawa bisa terus masuk ke Makassar, termasuk tujuan meeting dan sebagainya," ujarnya.

Ia menjelaskan, meskipun sudah ada pergerakan namun memang masih terdapat kendala-kendala yang dirasakan seperti pemberlakuan atau kewajiban melakukan test PCR.

Baca Juga: 352 Tahun Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Fokus Bangun Infrastruktur dan Selamatkan Aset

Menurut dia, jika orang yang berkunjung ke Sulsel memang tujuan utamanya untuk berwisata, maka akan ada sisi tidak nyaman. Karena harus menyiapkan biaya tambahan.

Pihaknya terus berharap kondisi seperti ini terus tercipta dan perlahan-lahan sektor pariwisata bisa kembali bergairah atau minimal terjadi aktivitas.

"Jika orang yang datang memang tujuannya wisata tentu masih berfikir. Kecuali ada memang urusan lain atau mengikuti kegiatan meeting, maka tentu bergerak (tidak masalah)," jelasnya.

Wisata Kesehatan

Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sulawesi Selatan mengembangkan wisata kesehatan termasuk wisata kebugaran (wellnes tourism) untuk pelayanan maksimal kepada pelancong.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan Senin 18 Oktober 2021

Ketua DPD Asita Sulsel Didi Leonardo Manaba di Makassar, Rabu, mengatakan banyak tren wisata baru yang ikut berkembang di Makassar selama pandemi COVID-19.

"Kita 'treatment' jiwa dan raga para wisatawan. Banyak hal yang bisa dilakukan termasuk meminta tamu ikut yoga hingga berendam di air laut sama halnya yang dilakukan masyarakat lokal," katanya.

Selain itu, bisa juga mengembangkan tempat-tempat seperti penyediaan terapi herbal untuk menjaga kesehatan para wisatawan.

"Jadi banyak yang bisa kita dilakukan. Termasuk mencoba menyediakan terapi atau minuman herbal dan sebagainya," jelasnya.

Asita Sulsel juga menjaga agar wisatawan tidak merasa lelah atau letih selama perjalanan. Untuk itu, pihaknya menyiapkan atau menyusun jadwal khusus.

"Jadi wisatawan sekarang tidak bisa capek, seperti satu harian jalan dan tanpa istirahat. Jadi kita atur jadwal agar tidak terlalu lama di satu destinasi," ujarnya. (Antara)

Load More