SuaraSulsel.id - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengaku siap melakukan pendampingan dan perlindungan terhadap S. Korban asusila persetubuhan diduga dilakukan oknum mantan Kapolsek Parigi, Sulawesi Tengah, berinisial Iptu DGN atas iming-iming membebaskan ayahnya atas kasus pencurian ternak.
"Sejauh ini belum (ajukan permohonan). Tapi pada dasarnya kami mempersilakan korban atau kuasa hukumnya maupun keluarga untuk mengajukan permohonan," ujar Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu saat berada di Kantor Polda Sulawesi Selatan, Makassar, Selasa 19 Oktober 2021.
Saat ini LPSK juga melakukan pendalaman terhadap penanganan peristiwa tersebut dan berencana akan ke Sulawesi Tengah untuk menemui pihak keluarga korban.
Kendati belum ada surat permohonan resmi diajukan pihak korban, LPSK tentu secara proaktif memantau kasus tersebut. Apalagi kasus ini korbannya adalah perempuan yang butuh perlindungan. Karena berhadapan dengan kepolisian.
"Kami LPSK akan proaktif untuk jemput bola datang ke Sulawesi Tengah. Datang menemui kuasa hukum atau keluarganya. Namun, perlindungan itu sifatnya sukarela, jadi orang yang butuh kan harus memohon pada LPSK," katanya menjelaskan.
Saat ditanyakan apakah tim dari LPSK sudah berkoordinasi dengan Polda Sulteng, menurut dia, sudah dikomunikasikan dengan kepolisian daerah setempat.
"Dalam waktu dekat, kalau tidak ada halangan tim kami ke Sulawesi Tengah," ujar Edwin menekankan.
Sementara itu, anggota Komite I DPD RI, Abdul Rachman Thaha, mengecam perbuatan asusila oknum mantan Kapolsek Parigi itu dan mendesak Polri menindak tegas tanpa kompromi.
Ia pun meminta Polri menyelidiki kemungkinan ada korban-korban lain. Serta memastikan terduga pelaku dikenakan kewajiban membayar restitusi.
Baca Juga: Kuasa Hukum Ungkap Kondisi Terkini Korban Dugaan Asusila Oknum Kapolsek di Parigi Moutong
Anggota DPD Daerah Pemilihan Sulteng itu mengemukakan, perbuatan oknum aparat kepolisian itu sangat ekstrim dan alangkah bodoh perilakunya. Ia pun berasumsi jangan-jangan terduga pelaku menggunakan narkoba atau miras sampai tega melakukan perbuatan mesum tersebut.
Bahkan, tindakannya menghubungi korban melalui pesan media sosial sangat berani, padahal itu bisa menjadi barang bukti termasuk nantinya hasil visum terhadap korban.
"Kita berharap Polri di bawah Jenderal Listyo Sigit bisa lebih tegas lagi. Menghukum anggotanya yang melakukan kejahatan seksual sekaligus kejahatan terhadap terhadap anak," katanya menegaskan.
Sebelumnya, Mabes Polri melalui Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo menyatakan yang bersangkutan sudah dicopot dari jabatannya, serta disanksi etik dan laporan tindak pidana segera diproses hukum.
Diketahui, korban S berusia 20 tahun diduga mendapat kekerasan seksual oleh oknum polisi DGN. Saat itu menjabat Kapolsek Parigi, Sulteng. Korban dijanjikan akan melepaskan ayahnya dari sel tahanan. Karena tersangkut kasus pencurian ternak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Bank Mandiri Resmi Buka Livin Fest 2025 di Makassar, Sinergikan UMKM dan Industri Kreatif
-
GMTD Diserang 'Serakahnomics', Kalla Ditantang Tunjukkan Bukti
-
Dugaan Korupsi Pengadaan Bibit Nanas di Sulsel, Kejati Kejar Dana Rp60 Miliar
-
Kejati Geledah Ruang Kepala BKAD Pemprov Sulsel Dijaga Ketat TNI
-
BREAKING NEWS: Kejati Sulsel Geledah Kantor Dinas Tanaman Pangan