SuaraSulsel.id - Sejumlah warga di Desa Bahutara, Kecamatan Kontukowuna, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara menyegel gedung serbaguna. Karena tidak terima imam desa diganti.
Penyegelan diketahui setelah Camat Kontukowuna, La Inpres, bersama forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forkopimcam) akan melakukan sosialisasi penegakan hukum dan pendidikan anti kekerasan.
La Inpres yang juga Ketua Tim Tanggap Konflik (Tanggo) pun bertindak. Ia membuka segel dari kayu itu.
"Awalnya, Pj Kades Bahutara menyarankan untuk lewat pintu belakang, saya menolak dengan alasan percuma kita mau sosialisasi, kalau fasilitas desa tersegel. Makanya, saya langsung memutuskan untuk membuka segelnya," kata Inpres, Rabu (13/10/2021).
Baca Juga: Pemprov Sulsel Raih Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya dari Kementerian PPPA
Mengutip telisik.id -- jaringan Suara.com, ASN yang sementara mengikuti Diklat Pim III itu mengaku, persoalan pergantian imam desa itu sudah sejak lama terjadi. Ia sudah beberapa kali melakukan mediasi.
Hasilnya, telah ada kesepakatan, bahwa persoalan tersebut tuntas. Namun, belakangan, warga kembali melakukan penyegelan.
"Setelah segel dibuka, saya langsung bertemu dengan warga dan berharap tidak ada lagi polemik," ujarnya.
Agar kejadian itu tidak terulang kembali, Inpres menekankan bagi Penanggung Jawan Kepala Desa agar lebih intens melihat polemik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Pemerintah desa sebagai pelayan publik, harus membuka diri dan melayani warga bukan saja di balai desa, namun di rumah juga.
Baca Juga: 2,5 Juta Warga Sulsel Telah Disuntik Vaksin Covid-19, Plt Gubernur Sulsel: Tetap Jaga Imun
"Melalui aksi perubahan ini, kita harus merubah cara pandang, perlakuan, pelayanan dan membuang jauh hal-hal negatif yang bisa mengganggu sitausi kamtibmas," pintanya.
Anggota BPD Bahutara, Adi, memberi apresiasi terhadap kinerja camat bersama Tim Tanggo yang telah membuka segel gedung serba guna dan menyudahi polemik yang selama ini terjadi di Bahutara.
"Langkah camat dan Tim Tanggo sangat tepat dan cepat mencairkan suasana," ujarnya.
Sementara itu, Tokoh Pemuda Kontukowuna, Muhamad Feri sangat mendukung upaya-upaya positif yang dilakukan camat dalam menjaga kamtibmas.
"Sekalipun Kontukowuna pernah berada di zona merah konflik, tapi saat ini sudah mulai hidup bergandengan tangan satu sama lain," pungkasnya.
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Berani Jujur! 3 Kepala KUA di Takalar Kembalikan Uang Gratifikasi dari Calon Pengantin
-
Kalah Pilkada 2024 Tidak Boleh Langsung Menggugat ke MK, Ini Aturannya
-
Unggul Versi Quick Count, Sudirman: Jangan Bereuforia!
-
Pilkada Sulsel 2024: Disabilitas dan Warga Binaan Antusias Menyalurkan Hak Pilih
-
Pelayanan CS BRI Dipuji Netizen Usai Viral di Media Sosial