Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 18 September 2021 | 12:51 WIB
Polisi memeriksa salah satu terduga pelaku penipuan dengan modus arisan dan investasi di Kota Makassar [SuaraSulsel.id / Antara]

SuaraSulsel.id - Perempuan S duduk termenung di sebuah kursi. Lantai dua Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar bersama suami, Jumat 17 September 2021. Keduanya terlihat pusing. Setelah menjadi korban penipuan arisan investasi online di Kota Makassar.

Kepada SuaraSulsel.id, total kerugian yang dialami perempuan berusia 27 tahun itu cukup fantastis. Rp39.760.000.

Kehadiran S di kantor polisi karena mendapat panggilan dari penyidik. Untuk diperiksa sebagai saksi atas kasus dugaan penipuan arisan investasi online di Makassar.

S berbagi cerita mengenai kasus arisan investasi online yang disebut-sebut bodong tersebut. Awalnya, dia menjadi anggota arisan investasi. Setelah mendapat infomasi dari media sosial Instagram. Akun yang menawarkan arisan itu adalah @arisanamanah_mks.

Baca Juga: Korban Penipuan Akun Instagram Arisan Amanah Sampai Papua, Jumlahnya Ratusan Orang

S mencoba berkomunikasi dengan pemilik akun arisan investasi online tersebut. Awalnya dikenal dengan sebutan nama Puput. Saat itu, kata S, bisnis arisan yang digelar secara online lagi naik daun di kalangan ibu-ibu.

"Lagi bomming-bommingnya arisan online di Instagram. Dapat informasi dari Instagram. Bukan dari teman, tapi instagram," kata S.

Proses pendaftaran menjadi anggota, kata S, dilakukan dengan cara menyetor Kartu Tanda Penduduk (KTP). Kemudian foto akun Instagram peserta, mengisi biodata, alamat, dan data lainnya.

Selain itu, pengelola arisan online juga mengirimkan surat perjanjian kepada peserta. Untuk ditandatangani di atas materai Rp10.000. Tujuannya, adalah agar para peserta yang diterima menjadi anggota tidak melarikan diri.

"Ada surat perjanjian dia kirimkan pakai tanda tangan materai Rp10.000. Isi perjanjian, ketika saya lari, atau tidak selesaikan ini arisan. Saya berhak dituntut pihak pertama yang punya arisan. Seperti begitu. Salahnya di situ kita, karena kita tidak ada yang tanya kalau dia yang lari bagaimana?," jelas S.

Setelah menjadi peserta, kata S, ada dua jenis arisan yang ditawarkan pemilik arisan online itu. Arisan duos dan arisan menurun. Setiap anggota wajib menyetor uang tunai Rp1 juta hingga Rp15 juta kepada pemilik akun. Agar dapat ikut serta dalam arisan.

Baca Juga: Admin Akun Instagram Arisan Amanah Ditangkap Polisi di Makassar

Dari dua jenis arisan secara online ini, menurut S, ada aturan main yang telah ditentukan oleh pengelola arisan. Seperti pada arisan menurun, jika peserta mengambil slot bawah dengan kloter Rp6 Juta, maka keuntungan yang diperoleh peserta Rp1 juta hingga Rp2 juta dengan sistem menabung atau investasi.

Tetapi jika slot yang atas dipilih, maka bayaran cukup tinggi dan peserta akan merugi. Hal ini terjadi karena peserta akan cepat mendapat arisan.

Berbeda lagi dengan slot bawah, peserta akan mendapatkan arisan yang cukup lama. Namun uang pembayarannya juga kecil. Sehingga secara otomatis akan banyak keuntungan yang diperoleh peserta yang lebih memilih slot bawah pada arisan menurun ini.

"Kalau di bawah memang lama dapat, tapi kecil iurannya dan otomatis banyak sekali untungnya begitu," ujar dia.

"Iya, dua jenis arisannya duos sama menurun. Kalau arisan menurun itu, sudah terinci get-getnya. Misalnya, setiap empat hari. Tanggal 4 dapat terus tanggal 8 terus tanggal 12," tambah S.

Sementara pada arisan duos, kata dia, aturannya adalah jika peserta menabung Rp1 juta maka akan kembali Rp1,9 juta dalam jangka waktu satu bulan. Proses pencairan semuanya ditentukan oleh pengelola.

"Kalau duos tergantung berapa hari. Owner yang tentukan, tidak bisa kita. Back lima hari, back satu minggu, satu bulan. Tergantung ownernya, mau maunya owner. Jadi beda menurun, beda investasi duos. Saya ikut arisan duos sama menurun," terang S.

Dari cerita S, arisan duos yang diikuti tersebut awal-awalnya berjalan dengan normal. Tidak ada kendala seperti mengalami kemacetan dalam proses pencairan arisan para peserta. Hal ini terbukti saat S mengikuti arisan duos selama satu bulan.

"Awalnya sebenarnya tidak begitu. Satu bulan pertama enak terus. Saya yang masuk Rp1 juta kembali Rp1,9 juta. 1,5 juta kembali Rp2,4 juta. Selama saya ikut arisan, baru sekitar empat atau lima kali ikut duos. Jarang saya ikut duos, saya paling banyak ikut arisan menurun," jelas S.

Namun, pemilik akun arisan online tersebut akhirnya bangkrut. Setelah sejumlah anggota arisan meminta semua modalnya dikembalikan secara tiba-tiba. Dengan alasan lagi sakit. Modal yang diminta untuk dikembalikan nilainya tidak sedikit, yaitu sekitar Rp140 juta.

"Pas ada member yang sakit minta semua modalnya dikembalikan sekitar ratusan juta, hampir Rp140 juta dikembalikan dalam satu hari. Di situ owner mulai goyang karena minta tiba-tiba modalnya kembali," ungkap S.

Dari itu, pengelola arisan online tersebut membuat arisan investasi duos dengan jangka waktu harian. Sehingga para member arisan semakin banyak.

"Owner langsung buat arisan investasi duos dengan sistem hari. Investasi Rp7 juta kembali Rp10 juta dalam waktu lima hari. Terus buka slot, satu hari 10 slot. Jadi makin banyak member, member ini cari lagi member di bawah. Makin banyak, makin banyak makanya jadi hancur dia," beber S.

Lebih lanjut S mengemukakan, alasan dia tertarik mengikuti arisan secara online tersebut karena merasa awalnya uang yang digunakan untuk ikut arisan terjamin kembali. Seperti pada bulan pertama uang Rp1 juta kembali Rp1,9 juta, bulan kedua uang yang masukan S senilai Rp1,9 juga dan Rp1,5 juta juga kembali.

Nah, karena keuntungan yang berlipat ganda itu. S menyisihkan setiap uang belanjaan yang berikan oleh suaminya sebagian untuk digunakan modal arisan.

"Tertarik karena dari awal terjamin betul kembali uangku. Maksudnya, dalam satu bulan baru hampir Rp1 juta bunga, yang hanya dipakai saja begitu. Siapa yang tidak mau toh. Awalnya saya masuk di situ karena duos pertama. Investasi Rp1 juta langsung kembali Rp1,9 juta. Keenakan begitu, karena saya bilang terpercaya karena setiap satu bulan kembali uangku Rp1,9 juta. Saya mulai ambil arisannya karena tidak bisa orang sekarang ikut duos kalau tidak ambil arisan. Jadi harus ambil arisan baru ikut duos," tutur dia.

Terlebih lagi, tujuan S mengikuti arisan online tersebut karena ingin menabung dan sebagian lagi uangnya akan digunakan untuk berbelanja keperluan rumah tangga.

Semua ini dilakukan karena S merasa belum terlalu kepepet untuk menggunakan uang. Untuk itu, dia memilih mengikuti arisan menurun dengan mengambil slot bawah Rp8 juta. Dengan cara pembayaran secara berangsur.

"Saya ambil slot bawah memang untuk menabung karena saya tidak mau rugi ambil slot atas. Karena saya juga belum butuh uang jadi saya ambil slot bawah. Misalnya saya ambil slot Rp8 juta, setiap empat hari saya bayar Rp150 ribu. Saya kan nomor bawah itu nomor 36. Itu kalau dihitung-hitung pembayaran saya itu Rp6 juta. Jadi kalau saya terima Rp8 juta, itu untung saya Rp2 juta. Semakin bawah itu slot, semakin untung. Jadi semakin atas itu slot, semakin mahal, semakin rugi. Karena cepat dia dapat," papar dia.

"Saya kan ceritanya kayak saya kasih pinjam saja ini orang uang. Nanti kembalinya ada bunganya seperti begitu. Dan saya banyak sekali arisan slot bawah," tambah S.

Tetapi semua itu ternyata tidak berjalan normal sesuai dengan yang diharapkan S. Arisan online tersebut mengalami kekacauan pada akhir Juli 2021.

"Baru juga dia kacau di akhir bulan tujuh. Tapi tiap hari itu pencairan terus. Ada terus pencairan tiap hari Rp70 juta, dan dibagi-bagi ke semua member. Cuma ini owner dia bagi, tapi tidak rata pembagiannya. Ada yang tertunda sampai beberapa bulan begitu, ada satu bulan lebih," kata S.

Meski begitu, operasi arisan online di Makassar tersebut tetap berlanjut. Pengelola arisan pun masih tetap mencairkan uang milik peserta yang naik arisan. Pencairan sudah dalam keadaan tidak stabil seperti dahulu.

Para member arisan online yang sudah merasa tertipu mulai melayangkan aksi protes kepada pengelola melalui grup media sosial yang diketahui dibuat oleh mantan admin arisan online tersebut.

"Pertama kan lancar semuanya. Cuma pas pagi-pagi, saya bangun ribut grup. Ada yang bilang seperti kembalikan hak kami. Mantan adminnya yang buat itu grup, terus ini owner dihubungi tidak mau dia balas," terang S.

Untuk meminta kejelasan, kata S, beberapa anggota yang sudah tidak tahan langsung mendatangi tempat tinggal pemilik akun tersebut di Jalan Pelita Raya, Makassar.
Saat didatangi, pemilik akun disebut melarikan diri ke Polsek Rappocini. Dengan alasan ingin meminta perlindungan agar tidak diamuk oleh para anggota yang sudah emosi.

"Lari katanya, pergi ke sekta sembilan minta perlindungan karena takut dipukul. Ada katanya yang ancam mau dipukul," jelas S.

Dari situ, S kemudian meminta bantuan dari temannya untuk mencari tahu keberadaan Puput selaku pengelola arisan online.

"Dia (teman) kasih tahu kalau di Honda Panaikang, jadi kita ke sana. Di sana, saya dapat ownernya, di tempat pacarnya kerja di situ. Dan ternyata sudah banyak sekali member di situ," ujar dia.

Hingga suatu hari, para anggota arisan yang sudah tidak tahan karena tidak mendapat jaminan, sepakat melaporkan kejadian itu ke Polsek Rappocini, Makassar pada Rabu 15 September 2021.

"14 September malam masih tetap pencairan beberapa puluh juta. Tanggal 15 September pagi sudah melapor orang. Saya juga bingung. Melapor orang minta dikembalikan uangnya, sudah tidak mau ikut arisan. Tapi bersamaan semua mintanya, iya sepakat semua melapor," kata dia.

"Karena pertama kita bicara di rumahnya owner, ada orang yang telepon. Karena bapak kosnya sendiri, binmas yang telepon. Makanya panjang apa-apa. Penjelasan owner? bilang saja berniat sama bertanggung jawab mau selesaikan. Tapi orang bilang mana asetmu? Tidak ada katanya asetnya. Rumahnya saja cuma kos, jadi sumber dananya buat gantikan uang dari mana?," sambung S.

S mengikuti arisan online tersebut sejak Januari 2021. Setahu dia, pengelola atau owner arisan tersebut dikenal dengan nama Puput, kemudian adminnya ada dua orang, yaitu Medina dan satu orang lagi inisial D.

Sedangkan, para member arisan mencapai ratusan orang. Mereka berasal dari berbagai daerah, antaranya dari Makassar, Jakarta, Kendari, Papua, Surabaya dan lainnya.

Profesi para member cukup bervariasi, kata dia, ada yang bekerja hingga menjadi ibu rumah tangga. Namun, membernya didominasi oleh perempuan, sisanya laki-laki yang masih dapat dihitung jari.

"Ada adminnya dua orang yang kerja. Defita sama Medina. Yang ditangkap Puput sama Medina. Pacarnya juga satu karena rekening atas nama pacarnya. Pencairan terus kita transfer uang ke atas nama pacarnya, makanya pacarnya ikut terlibat. Kalau D belum tertangkap," jelas S.

Setelah ditangkap, belakangan diketahui bahwa identitas asli pengelola arisan online yang dikenal dengan nama Puput tersebut adalah bernama Lisda Lia Bahar.

"Owner ini ternyata zonker dulu. Pernah ikut arisan terus dia bawa lari uangnya orang. Sekarang dia yang buat arisan, namanya Lisda Lia Bahar, terus karena mungkin sudah banyak yang kenal Lisda Lia Bahar, dia pakai sekarang nama Puput. Mungkin dia palsukan. Tidak ada pencairan atas nama aslinya ke member-member. Hanya ada rekening pacarnya atau adminnya dua. Itu saja," ungkap S.

Akibat ikut arisan online tersebut, S mengaku total kerugian yang dia alami senilai Rp39.760.000. Padahal, seharusnya S akan naik arisan pada 25 September 2021 nanti.

"Kalau modal saya saja Rp39.760.000, tapi tetap terhitung rugi. Saya kan belum naik arisan, hanya bayar. Maksudnya saya bayar arisan tapi lanjut lagi, lanjut lagi begitu. Jadi posisi sekarang ini saya naiknya tanggal 25 September 2021 harusnya. Tapi karena sudah kacau, saya hitung semua berapa modalku, tidak saya hitung semua yang investasi Rp1 juta kembali Rp1,9 juta. Modal saya saja ini kuhitung Rp39.760.000," tutur dia.

Modal senilai Rp39.760.000 tersebut diserahkan kepada pengelola arisan atas sepengetahuan suaminya secara bertahap. Ada yang Rp150 ribu setiap hari dan ada juga yang diserahkan Rp300 ribu setiap enam hari agar dapat mengikuti arisan online tersebut.

"Sampai sekarang belum ada kembali. Harusnya sudah ada duosku yang cair sudah lewat tanggalnya. Get tanggal 27 Rp6 juta. Get tanggal 28 Rp 6 juta. Get tanggal 11 Rp6 juta tapi tidak ada dia kasih kembali. Harusnya pencairan saya sudah Rp18 juta ini, tapi tidak ada yang dia kasih kembali. Dia bilang tunggu ya, sabar, limit, antri. Alasannya karena dia hanya bisa cairkan dalam satu hari Rp70 juta. Tidak bisa lebih, seperti itu," katanya.

Kepala Satuan Reserse Kiriminal Polrestabes Makassar Kompol Jamal Fathur Rakhman yang dikonfirmasi terpisah, menjelaskan dalam kasus arisan online yang disebut bodong ini penyidik telah menetapkan tiga orang tersangka. Masing-masing berinisial LD, MD dan AR.

"Udah tersangka. LD, MD dan AR," jelas Jamal.

Saat ini, kata Jamal, pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap pelaku lainnya lagi yang juga diduga ikut terlibat dalam kejahatan kasus arisan online di Makassar yang telah merugikan banyak orang tersebut.

"Lagi pendalaman ke pelaku lainnya," katanya.

Kontributor : Muhammad Aidil

Load More