SuaraSulsel.id - Seorang mahasiswi Universitas Hasanuddin Makassar (Unhas) ditemukan tewas karena bunuh diri di dalam rumahnya. Mahasiswi itu nekat menghabisi nyawanya sendiri lantaran karena urusan asmara.
Lalu bagaimana mencegah orang melakukan bunuh diri?
Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si, Psikilog mengatakan tidak semua orang yang melakukan tindakan bunuh diri memiliki ciri khusus, oleh karenanya masyarakat diharapkan peka dengan keadaan sekitar agar dapat melakukan pencegahan.
Lulusan fakultas psikologi Universitas Gadjah Mada ini mengatakan sangat penting untuk mengamati sikap dan perilaku seseorang yang sedang mengalami depresi atau masalah kesehatan jiwa lainnya. Meski tidak memiliki tanda khusus, biasanya ada kata-kata atau pesan yang disampaikan secara tersirat.
"Bisa dari kata-katanya, pesan-pesannya, mungkin untuk sebagian orang bisa terlihat dari penampilan yang tidak bersemangat. Tapi tidak selaku seperti itu, tapi dari sikap dan perilaku, keluhan-keluhannya perlu kita perhatikan," ujar Dr. Gamayanti dikutip dari ANTARA Sabtu (11/9/2021).
Menurut Dr. Gamayanti, saat seseorang menunjukkan sikap adanya keinginan untuk bunuh diri, maka harus direspon dengan serius. Sebab, bantuan dari orang terdekat dapat berguna untuk pencegahan.
"Ada tanda-tanda memang tapi tidak berarti orang itu pasti mau bunuh diri. Namun perlu bahkan harus direspon dengan serius, sekecil apapun tanda itu perlu dan harus direspon dengan serius," kata Dr. Gamayanti.
Dr. Gamayanti mengatakan rata-rata orang yang melalukan bunuh diri selalu merasa kesepian, tidak berguna, lelah dengan kehidupan, putus asa, tidak ada yang dukung atau peduli, merasa dijauhi dan tertekan.
Oleh karenanya, seseorang yang mengalami gangguan psikologis butuh teman untuk diajak bicara, yang mau mendengarkan tanpa menghakimi dan menenangkan.
Baca Juga: Tidak Pantas Ditiru, Ini Makna Tersirat di Balik Aksi Bunuh Diri Live Streaming di Medsos
"Cara kita melakukan pencegahannya dengan mengajaknya berbicara, mendengarkan, ditenangkan dan pelan-pelan diajak untuk menguraikan masalahnya," ujar Dr. Gamayanti.
Sementara itu, Dr. Gamayanti menyebutkan seseorang yang berisiko melakukan tindakan bunuh diri adalah individu yang mengalami masalah psikologis berat atau gangguan jiwa (depresi) karena ada predisposisi kerentanan, memiliki masalah hubungan awal yang tidak harmonis, mengalami kekerasan, perundungan, trauma atau diskriminasi, mengalami tekanan hidup berat, minim dukungan sosial, adanya anggota keluarga yang bunuh diri serta mudah mendapatkan alat bunuh diri.
Mahasiswi Makassar Bunuh Diri
Mahasiswi berinesial QA (21 tahun) diketahui tewas karena gantung diri di dalam rumahnya, yang berada di Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Sabtu (11/9/2021).
Menyadur dari Terkini.id, keterangan pihak kepolisan menyatakan, ibu korban bernama Dasriana yang tiba di lokasi tempat kejadian perkara (TKP) mengaku sempat berkomunikasi dengan anaknya QA di WhatsApp (WA).
Bahkan korban disebut sempat mengirim foto tali dan bertanya “apakah tali ini kuat?”. “Ibu korban menjawab Astagfirullah, janganki main-main nak. Dan setelah itu sudah tidak ada lagi jawaban dari korban,” kata Kasi Humas Polsek Tamalanrea, Aipda M Khalil saat dimintai konfirmasi, Minggu (12/9/2021).
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Misteri Kematian Mahasiswa UNG Saat Diksar: Kuburan Digali, 8 Sampel Diambil
-
Edukasi ABCDE: Cara Mudah Kenali Gejala Kanker Kulit Sejak Dini
-
Warga Samalona Hemat Rp2,7 Juta per Bulan Berkat SuperSUN
-
Dulu Dipenjara, Sekarang Jadi Juragan Kosmetik Ilegal! Influencer Ini Kembali Berulah
-
Mamuju Diterjang Banjir! BPBD Sulbar Siagakan Tim Reaksi Cepat