Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Sabtu, 04 September 2021 | 05:00 WIB
Salah satu pendiri Taliban, Mullah Baradar, akan memimpin pemerintahan baru Afghanistan [SuaraSulsel.id / Antara]

SuaraSulsel.id - Salah satu pendiri Taliban, Mullah Baradar, akan memimpin pemerintahan baru Afghanistan.

"Hal ini akan diumumkan segera," ungkap beberapa anggota kelompok Taliban, Jumat 3 September 2021.

Baradar, yang saat ini menjabat Kepala Kantor Politik Taliban, akan didampingi oleh Mullah Mohammad Yaqoob, juga putra mendiang pendiri Taliban Mullah Omar serta Sher Mohammad Abbas Stanekzai. Untuk mengisi jabatan-jabatan utama di pemerintahan.

"Semua pemimpin utama sudah tiba di Kabul, di mana persiapan untuk mengumumkan pemerintah baru sudah di tahap akhir," kata salah satu pejabat Taliban kepada Reuters tanpa bersedia disebutkan namanya.

Baca Juga: Jusuf Kalla Yakin Taliban Akan Berubah, jika Tidak Ekonominya Tak Jalan

Sementara itu, Haibatullah Akhunzada, pemimpin tertinggi keagamaan Taliban, akan memusatkan upaya pada aspek agama serta pemerintahan dalam kerangka ajaran Islam, menurut sumber lainnya.

Taliban saat berkuasa pada 1996 hingga 2001 menerapkan hukum Islam dalam bentuk radikal. Namun kali ini, kelompok tersebut telah berupaya memperlihatkan wajah yang lebih moderat.

Taliban telah menyatakan janji akan melindungi hak asasi manusia dan menahan diri untuk tidak melakukan pembalasan terhadap musuh-musuh lama.

Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara lain telah memperlihatkan keraguan terhadap jaminan tersebut.

Mereka mengatakan pengakuan resmi pada pemerintah baru Afghanistan serta aliran bantuan ekonomi akan tergantung pada tindakan yang diperlihatkan Taliban.

Baca Juga: Bocah Afghanistan yang Dievakuasi ke Polandia Tewas karena Jamur Beracun

Taliban telah menjanjikan orang asing maupun warga Afghanistan yang masih tertinggal penerbangan untuk berangkat meninggalkan negara itu setelah Amerika Serikat mengakhiri penarikan pasukannya menjelang tenggat 31 Agustus.

Namun karena bandara Kabul masih ditutup, banyak orang berupaya keluar dari Afghanistan melalui jalan darat. (Antara)

Load More