Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 03 September 2021 | 07:34 WIB
Kerangka manusia purba modern berusia 7.200 tahun dinamai "Besse" ditemukan di kawasan Karst Maros-Pangkep, Wallace, Leang Panninge, Desa Wanuawaru, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan [ANTARA / Dokumentasi Nature]

SuaraSulsel.id - Sejumlah peneliti dan arkeolog mengembangkan penelitian fosil kerangka manusia purba modern (Homo Sapiens) diperkirakan berusia 7.200 tahun setelah ditemukan di kawasan Karst Maros-Pangkep, Wallace, Leang Panninge, Desa Wanuawaru, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

"Sampai saat ini masih terus diteliti. Ke depan saya berharap sekali, kita bisa membuat sampel atau melakukan tes DNA (Deoxyribonucleic Acid) bahwa penduduk utamanya Suku Bugis Makassar, apakah punya hubungan DNA atau tidak dengan penemuan kerangka ini," kata peneliti dan juga arkeolog Unhas, Iwan Sumantri, saat dihubungi di Makassar, Kamis (2/9/2021).

Penemuan itu diawali pada 2015, dengan penelitian diinisiasi Prof Akin Duli selalu Dekan FIB Unhas bersama para peneliti dan arkelog beserta tim dari Universitas Sains Malaysia melakukan eksplorasi bagian depan lokasi teras Leang Panninge.

Hasil eksplorasi itu ditemukan fosil kerangka manusia purba modern. Sebagai bentuk penghargaan dan kesepakatan para peneliti, fosil kerangka itu dinamai "Besse", julukan khas bagi anak perempuan Suku Bugis. Namun proses ekskavasi tidak bisa dilanjutkan karena adanya suatu keterbatasan.

Baca Juga: Peneliti Sebut Manusia Sulawesi Punya DNA Sama Dengan Suku Aborigin dan Papua

Pada 2017, ekskavasi dilanjutkan dengan pengupasan dinding luar lokasi kerangka itu berdiam. Pada 2018, "Besse" yang diperkirakan berusia 17-18 tahun saat meninggal, diangkat untuk diteliti lebih lanjut. Pada 2019, penelitian kembali dilanjutkan atas kerja sama Griffith University Australia, Puslit Arkenas Balar, Unhas, serta BPCB dengan melakukan perluasan dan pendalaman galian di lokasi hingga berhasil mengumpulkan lebih banyak sampel untuk pertanggalan sekaligus meneliti DNA.

Kerangka manusia purba modern berusia 7.200 tahun dinamai "Besse" ditemukan di kawasan Karst Maros-Pangkep, Wallace, Leang Panninge, Desa Wanuawaru, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan [ANTARA / Dokumentasi Nature]

"Ditemukan rangka di situ, diambil pada bagian tengkorak karena masih tersimpan jejak DNA, kita ambil tulang Petros, (tulang) telinga bagian dalam di bagian pelipis tengkorak, ternyata masih ada DNA. Ini prestasi besar," katanya.

Sampel DNA itu dikirim ke Max Planck Instititue di Jerman untuk dianalisis. Hasilnya, mengandung genetik nenek moyang sama dengan orang Papua Nugini, Aborigin di Australia, serta diketahui merupakan spesies lain dari Homo Sapiens atau manusia purba Denisovan yang pernah ditemukan di Siberia pada 2010.

Ia menjelaskan tentang hal yang menjadi pertanyaan mengapa DNA "Besse" bisa bertahan di iklim tropis di Indonesia atau lokasi penemuan Leang Panninge. Tentunya, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan data baru, terkait DNA tersebut menegaskan bahwa bukan sepenuhnya penduduk asli Sulsel tetapi ada genetik lain dibawa dari luar ke Sulsel.

Persebaran manusia di kawasan Wallacea, kata dia, tentu membuka peluang menelusuri keberadaan Denisovan. Melihat lokasi tempat tinggal "Besse", secara morfologi gua yang ditempatinya bisa dijadikan tempat bermukim pada ribuan tahun lalu.

Baca Juga: Taman Wisata Alam Bantimurung Maros Dibuka Dengan Protokol Kesehatan Ketat

Bila melihat hasil temuan ini, pada masa itu ada perlakuan saat proses penguburan orang mati sejak 7.200 tahun lalu. Rangka ditemukan selain tengkorak remuk, ada pula beberapa potong tulang panjang dengan posisi kerangka terlipat. Ditemukan pula artefak, alat perburuan budaya kuno Suku Toalean atau Austronesian yang berdekatan dengan kerangka "Besse".

Load More