Temuan ini cukup fantastis, karena sangat jarang sekali ada DNA terawetkan di dalam kerangka Besse, sebab negara tropis sangat sulit menyimpan genom DNA, sehingga menjadi analisis DNA yang pertama di Maros, dan Indonesia.
Dilansir dari laporan jurnal Nature, yang diterbitkan pada 25 Agustus 2021, "Besse" ditemukan pada 2015 terkubur dalam posisi janin di Leang Panninge, gua prasejarah bebatuan kapur di Kabupaten Maros. Kawasan itu masih merupakan bagian wilayah Wallacea.
Posisinya fosil digambarkan dengan punggung melengkung, kepala menunduk, dan tangan dan kaki dilipat ke dekat torso. Para penulis di jurnal ini menyebut, pertama kalinya ditemukan DNA manusia purba di wilayah itu.
"Besse" juga dianggap bagian dari orang Toal, karena saat ditemukan, di sampingnya terdapat alat-alat jenis Toalean, alat yang dipakai orang Toal.
Baca Juga: Peneliti Sebut Manusia Sulawesi Punya DNA Sama Dengan Suku Aborigin dan Papua
"Ini memberikan bukti kuat terkait hubungan 'Besse' dengan orang-orang Toal yang kurang dikenal ini," kata arkeolog Australian National University di Canberra, Shimona Kealy, dalam jurnal itu.
Wallacea juga dianggap sebagai daerah pintu gerbang yang dilalui nenek moyang orang Papua dan Aborigin Australia modern. Namun demikian, sangat sedikit sisa-sisa penemuan manusia purba yang ditemukan di lokasi setempat.
Secara terpisah, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sulsel Laode Muhammad Aksa menegaskan pihaknya sudah berkomunikasi dengan tim peneliti kerangka tersebut, termasuk berupaya melindungi lokasi Leang Panninge, di mana "Besse" bersemayam.
"Tahun 2019 lalu, kami telah menugaskan juru pelihara untuk menjaga pelestarian, termasuk pengamanan di sana. Tahun kemarin (2020, red.) kami sudah membuat zonasi terhadap lokasi yang dilindungi itu. Sebab banyak juga kebun masyarakat di sana serta wisatawan masuk di sekitar Leang," katanya.
Pemerintah Kabupaten Maros melalui Tim Ahli Cagar Budaya telah menetapkan Leang Panninge sebagai situs cagar budaya dan dilindungi undang-undang
Baca Juga: Taman Wisata Alam Bantimurung Maros Dibuka Dengan Protokol Kesehatan Ketat
"Sudah ada status hukumnya. Bupati Maros juga sudah menetapkan daerah itu sebagai situs cagar budaya, dan paling penting mari kita jaga dan lestarikan bersama," tambahnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
Pilihan
-
Sosok Widi Hartoto Corsec Bank BJB Tersangka Kasus Korupsi Iklan, Punya Harta Miliaran Rupiah
-
Kembali Difitnah Soal Kirim Utusan ke PDIP, Jokowi: Diam dan Senyumin Aja
-
Driver Ojol Dapat 'Tunjangan Hari Raya (THR)' 2025, Ini Kriteria dan Syaratnya
-
Komunitas Milenial Bergerak Sukses Gelar Aksi Sosial BERMANJA di Yogyakarta
-
Emas Antam Tembus Harga Tertinggi Sepanjang Masa Hari Ini, Jadi Rp1.742.000/Gram
Terkini
-
Uang Damai Rp10 Juta Kasus Pencabulan Anak: Keluarga Korban Tolak, Kanit PPA Polrestabes Makassar Terancam Sanksi
-
28 Tahun Mengabdi, Kini Gigit Jari: Kisah Pilu PPPK Makassar yang Pengangkatannya Ditunda Setahun
-
Kasat Narkoba Polres Bone Dicopot! Diduga Minta "Uang Damai" Rp80 Juta, Chat Viral Jadi Bukti
-
Agus Harimurti Yudhoyono Evaluasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Kota Makassar
-
Geram! Kanit PPA Polrestabes Makassar Diduga Minta Korban Kekerasan Seksual Damai Dengan Uang Rp10 Juta