SuaraSulsel.id - Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat mengungkapkan ada tujuh aspek penting. Desa Tete Batu bisa dianugerahi desa wisata terbaik dunia dalam lomba "best tourism village" 2021 yang diselenggarakan Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO).
Ketua BPPD Lombok Timur Muhammad Nursandi menyebutkan, tujuh aspek tersebut, yakni pertama hutan Tete Batu selatan Rinjani berkontribusi terhadap perubahan iklim global. Dimana hutan tropis Tete Batu membantu menstabilkan iklim dunia dengan menyerap karbon dioksida dari atmosfer.
Pembuangan karbon dioksida ke atmosfer diyakini berpengaruh terhadap perubahan iklim melalui pemanasan global. Oleh karena itu, hutan hujan Tetebatu memiliki peran penting dalam mengatasi pemanasan global hari ini.
"Selain itu, hutan selatan Rinjani di Tete Batu merupakan rumah bagi flora dan fauna endemik nasional," ujarnya kepada wartawan di Tete Batu, Senin 30 Agustus 2021.
Baca Juga: Kondisi Terkini Desa Rogo Usai Diterjang Banjir Bandang
Kedua Tete Batu, berdampak positif pada tonggak awal perdamaian dunia dalam konteks saling pengertian, dan toleransi di desa-desa pedalaman. Kemunculan ini setidaknya dimulai dengan Desa Tete Batu yang telah menjadi desa wisata sejak tahun 1930 hingga sekarang.
Tentu saja, melihat keragaman berbagai suku, agama, budaya, dan latar belakang pengunjung di seluruh dunia berpotensi menjadi ancaman terutama daerah pedesaan.
Oleh karena itu, dengan representasi Desa Wisata Tete Batu, membuka transformasi inklusivitas universal perdamaian dan kerukunan internasional dalam konteks daerah pedalaman.
Ketiga menurut Sandi sapaan akrabnya, pergeseran paradigma lokal dalam hal pariwisata negatif. Masyarakat pedesaan di hampir seluruh pulau Nusantara mendiskreditkan posisi perempuan yang bekerja di sektor pariwisata.
Keberadaan mereka tidak diterima dengan baik oleh masyarakat jika mereka sudah bekerja di sektor pariwisata. Maka biasanya mereka akan menjadi keluarga yang terbuang dan dipojokkan oleh lingkungannya sendiri.
Baca Juga: Menolak Tambang Quarry, Seniman Mural Aksi di Desa Wadas Purworejo
Paradigma ini kemudian dilawan dengan keberadaan desa wisata Tete Batu yang mulai memperkenalkan dan mempromosikan nilai-nilai inti pariwisata yang melibatkan tokoh agama, budaya, tokoh masyarakat setempat untuk mengatur kesetaraan individu, hak, dan kesempatan yang sama dalam kesataraan gender. Dengan demikian, perempuan berperan sangat penting dalam pembangunan desa Tete Batu.
Keempat, menurutnya terletak pada keaslian desa. Di mana keindahan bentang alam, perkebunan, pertanian, peternakan, perbukitan, air terjun, budaya, seni dan tradisi yang masih melekat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari menjadi paduan nilai yang sangat tinggi untuk dilestarikan, dijaga dan dirawat dengan langkah awal pelibatan masyarakat.
Dalam aspek ini, masyarakat sangat ramah dan terbuka terhadap pengunjung. Layanan inilah yang kemudian menjadi nilai tambah yang membuat pengunjung nyaman dan aman. Alhasil, tidak sedikit tamu yang menjadikan tuan rumah sebagai ayah atau ibu angkatnya sendiri di Tete Batu dan sering Kembali berkunjung.
Kemudian, kata dia yang kelima. Tete Batu menjadi salah satu pelopor desa wisata di Kawasan Timur Indonesia. Oleh karena itu, tak jarang kemudian pengunjung mengatakan Tete Batu adalah Ubud kedua yang dulu ada.
Perbedaan yang paling dominan adalah keberadaan seni dan kultur masyarakat setempat. Namun dalam konteks subtansi tradisi pedesaan dan alam memiliki karakteristik yang sama. Sejak kedatangan dr Soedjono di Tete Batu pada tahun 1920, Tete Batu telah menjadi rumah bagi pengunjung dari seluruh dunia di Lombok yang difasilitasi Soedjono.
"Berawal dari aktivitas pengunjung Tete Batu yang menjadi cikal bakal desa Tete Batu diperhatikan dan memotivasi perkembangan desa wisata lainnya di kawasan timur Indonesia sebagai daerah exsplorasi lanjutan," terang Sandi.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
-
Bos Sritex Ditangkap! Bank BJB, DKI Hingga Bank Jateng Terseret Pusaran Kredit Jumbo Rp3,6 Triliun?
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
Terkini
-
Sosok Jusuf Manggabarani: Jenderal Berani Melawan Preman, Tolak Pangkat, dan Selamatkan TVRI
-
Tarif Impor AS Bikin Industri Terpuruk, Pengusaha: Kami Jadi Korban Eksperimen
-
Ini Syarat Baru Masuk SMAN Unggulan di Kota Makassar
-
5 Link Saldo Dana Kaget, Bisa Klaim Hingga Ratusan Ribu Rupiah
-
10 Langkah Pendirian Koperasi Merah Putih di Desa dan Kelurahan