SuaraSulsel.id - Direktorat Reserse Kriminal Khusus atau Ditreskrimsus Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Polda Sulsel) menetapkan lima orang tersangka. Dugaan korupsi di Kantor Pegadaian Cabang Parangtambung, Kota Makassar.
Polisi menyebut modus pelaku adalah menjaminkan dokumen Buku Pemilik Kendaraan Bermotor atau BPKB palsu. Untuk mencairkan dana miliaran rupiah.
Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sulsel Komisaris Besar Polisi Widoni Fedri mengatakan, lima pelaku yang ditetapkan sebagai tersangka masing-masing diketahui berinisial SM sebagai pimpinan PT Pegadaian, UA sebagai penafsir PT Pegadaian CV Parangtambung tahun 2019, H sebagai salesnya, MS dan Y sebagai pihak swasta.
"Inilah lima tersangka yang bertanggungjawab dalam pemeriksaan kami, yang bisa dipastikan sebagai tersangka," kata Widoni saat di Mapolda Sulsel, Jalan Printis Kemerdekaan Makassar, Kamis 26 Agustus 2021.
Baca Juga: PSM Makassar Mulai Proses Pelunasan Tunggakan Gaji Pemain
Widoni mengungkapkan kasus kejahatan ini telah dilakukan para pelaku sejak tahun 2019. Modus yang digunakan adalah dengan menjaminkan 19 dokumen berupa BPKB kendaraan mobil palsu untuk dapat mencairkan dana.
Sehingga pada September 2020 kasus ini mulai diselidiki oleh penyidik Tipikor Ditreskrimsus Polda Sulsel.
"Makanya kita langsung bergerak. Karena kemarin kan kasusnya pidana umum. Barang-barang yang ditangkap ini hasil-hasilnya mobilnya ini tidak jelas, ternyata berkaitan dengan Pegadaian,"
Berdasarkan hasil pemeriksaan audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), kata Widoni, kerugian negara yang ditimbulkan dari kejahatan para pelaku tersebut diketahui mencapai kurang lebih Rp 4,3 miliar.
"Ini kerugian negara yang kita hasil auditnya hasil dari BPK nilainya kurang lebih Rp 4,3 miliar nilainya. Ini yang baru ketemu dengan persoalan ini, kami tidak tahu mungkin ada persoalan lain ya. Tapi yang jelas pasti mengarah ke tipikornya dengan masuknya dokumen-dokumen dari pada jaminan kendaraan. Jadi dokumen ini berupa bentuk BPKB yang dipalsukan yang menjadi jaminan untuk kendaraan ini, sehingga dana ini keluar dari Pegadaian," jelas Widoni.
Baca Juga: Polisi Temukan 40 Kg Sabu-Sabu dan 4000 Butir Pil Ekstasi di Hotel Makassar
Widoni mengungkapkan dalam kasus ini pihak Pegadaian yang ditetapkan sebagai tersangka mengetahui bahwa dokumen BPKB yang diajukan oleh nasabah itu adalah dokumen palsu. Namun, tetap dipaksakan untuk ditindaklanjuti agar dana pencairannya gampang.
Berita Terkait
-
Harga Emas Turun Drastis! Ini Daftar Lengkap Harga Antam, UBS, & Galeri24 Hari Ini
-
Harga Emas Antam Hari ini di Pegadaian, Galeri 24, dan UBS April 2025
-
H+3 Lebaran, Ini Harga Emas di Pegadaian: Saatnya Beli atau Jual?
-
Wujud Nyata Pelayanan BUMN untuk Masyarakat, Pegadaian Berangkatkan Ribuan Pemudik, Gratis!
-
Dorong UMKM Naik Kelas, Pegadaian Gelar Festival Ramadhan di Aceh
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
Hasil Akhir! Pesta Gol, Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia
-
Hasil Babak Pertama: Gol Indah Zahaby Gholy Bawa Timnas Indonesia U-17 Unggul Dua Gol
-
BREAKING NEWS! Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Yaman
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
Terkini
-
Cuti Lebaran Usai! ASN Sulsel Wajib Ngantor Besok, Nekat Libur? Ini Sanksinya!
-
Balap Perahu Hias dan Lebaran Ketupat: Dua Tradisi Unik di Gorontalo dan Mataram
-
Gelap Ruang Jiwa: Bisnis Aksesori Binaan BRI yang Ekspansi Global Lewat BRI UMKM EXPO(RT) 2025
-
Batal Nikah Gegara Uang Panai? Rumah Calon Pengantin Pria di Jeneponto Hancur
-
Muhammadiyah Sindir Tata Kelola Kampus: Hindari Personal, Keluarga, dan Kelompok