2. La Galigo
La Galigo bukanlah sebuah novel. Namun, karya sastra ini bisa membawa angan kamu ke abad-14. La Galigo disebut sebagai karya sastra terpanjang di dunia. Lebih panjang daripada epik India, Mahabarata, dan Ramayana.
Kitab kuno berbentuk puisi ini berisi mitos penciptaan dari peradaban Bugis. Bahkan bagi sebagian masyarakat Bugis yang masih menganut agama lokal, yakni kepercayaan Tolotang, posisi La Galigo ialah kitab suci.
Bukan saja apa yang tertuang dalam kitab itu sering dianggap benar-benar pernah terjadi, bahkan bagi penganut agama lokal itu pembacaan La Galigo juga harus disertai ritual.
Sebelum dibaca harus ada persembahan, sesaji, dupa, pemotongan ayam, atau kambing. Hal tersebut membuat UNESCO menjadikan buku ini sebagai Ingatan Kolektif Dunia tahun 2011 silam.
Berbentuk puisi epik, karya ini awalnya berupa tuturan lisan. Namun memasuki paruh pertama abad 19, karya ini mulai ditulis. Berbentuk puisi tradisional Bugis atau Lontara. Komposisi bahasa penyusun puisi ini dianggap indah.
Merujuk deskripsi UNESCO, La Galigo disepakati berasal dari abad ke-14, sekalipun sebenarnya bisa jadi usianya jauh lebih tua. Menariknya, sekalipun La Galigo bukanlah teks sejarah karena aspek mitologis narasi itu terasa sangat kuat, tetapi teks ini diakui oleh banyak ilmuwan memiliki pengaruh besar pada bagaimana sejarahwan melihat masa lalu peradaban Bugis. Khususnya, masyarakat Bugis di periode sebelum era masuknya Islam.
Tokoh utama La Galigo ialah Sawerigading, cucu Batara Guru. Cerita dimulai dari dunia yang kosong dan turunnya Batara Guru ke bumi. Alkisah, manusia pertama ini turun di daerah Luwu di utara Teluk Bone. Batara Guru, sebagai raja digantikan oleh anaknya, La Tiuleng, dan bergelar Batara Lattu'.
La Tiuleng atau Batara Lattu’ punya anak kembar, yakni Sawerigading dan We Tenriabeng. Sengaja keduanya dibesarkan terpisah. Sebagai saudara kembar, mereka baru bertemu lagi saat menginjak usia dewasa. Sawerigading terpesona dan jatuh hati pada saudara kembarnya. Sawerigading pun berniat menikahi We Tenriabeng.
Baca Juga: Innalillahi, Dua Pendaki Tewas Usai Kibarkan Bendera Merah Putih di Puncak Gunung
Rahasia keluarga yang selama ini disimpan pun dibeberkan. Diceritakanlah kepada Sawerigading, We Tenriabeng sejatinya ialah saudara kembarnya. Sementara itu, kawin saudara sedarah diyakini bakal mendatangkan bencana. Mengikuti pola tabu inses yang nisbi universal, cinta Sawerigading jelas bertempuk sebelah tangan.
Kasih yang tak sampai ini kemudian menghantar Sawerigading pergi merantau ke daratan China. Di sana Sawerigading bertemu putri yang berwajah sama persis dengan saudari kembarnya. Bernama We Cudaiq, anak seorang raja di daratan China.
Setelah melewati serangkaian kisah dan peristiwa, lahirlah anak laki-laki sebagai buah cinta dan perkawinan mereka. Anak laki-laki inilah kemudian diberi nama 'La Galigo'.
Sekembalinya Sawerigading dan We Cudaiq ke Luwuk, kerajaannya yang terdahulu, kapal yang dinahkodainya karam. Mereka berdua lantas menjadi penguasa 'dunia bawah'. Sedangkan saudari kembarnya, We Tenriabeng naik ke alam dewa atau 'dunia atas'. Tak berselang lama setelah itu, semua manusia pertama itu dipanggil kembali pulang ke alam dewata. Meninggalkan La Galigo dan saudara lainnya di 'dunia tengah' dan menjadi penguasa Luwuk.
Disebutkan La Galigo menjadi teks susastra yang populer karena beberapa kekuatan atau kelebihan. Salah satunya isi ceritanya terdiri puluhan episode (tereng) dengan cara penulisan yang memiliki aturan sastra yang ketat. Isinya antara lain memuat norma, konsep kehidupan, budaya, silsilah dewa-dewa, dan asal usul orang Bugis.
3. Natisha
Berita Terkait
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- 8 Promo Kuliner Spesial HUT RI Sepanjang Agustus 2025
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Gibran Cuma Lirik AHY Tanpa Salaman, Sinyal Keretakan di Kabinet? Rocky Gerung: Peran Wapres Diambil
- Eks Menteri Agama Gus Yaqut Dicekal Terkait Korupsi Haji! KPK Ungkap Fakta Mengejutkan
Pilihan
-
Bupati Pati Bisa Susul Nasib Tragis Aceng Fikri? Sejarah Buktikan DPRD Pernah Menang
-
4 Rekomendasi Tablet Murah untuk Main Game Terbaru Agustus 2025
-
Api Perlawanan Samin Surosentiko Menyala Lagi di Pati, Mengulang Sejarah Penindasan Rakyat
-
4 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Gahar, Harga mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Agustus 2025
-
Grup Emiten Boy Thohir Disebut Dapat Diskon Tak Wajar atas Pembelian Solar di Pertamina
Terkini
-
Investasi di Sulawesi Selatan Terganggu? Yuk Kenalan Dengan Satgas Percepatan Investasi
-
Pemkot Makassar Buka Pendaftaran Direksi dan Dewan Pengawas di 5 BUMD
-
Semua Pasukan Berani Mati! Veteran Ungkap Semangat Membara Operasi Trikora, Dwikora, dan Seroja
-
Sengketa Lahan 52 Hektare di Makassar, Pelapor dan Terlapor Sudah Tiga Kali Dipanggil Polisi
-
Jangan Ketinggalan, BRI Hadirkan Beauty, Fashion, and Fragrance Festival (BFF) 2025