SuaraSulsel.id - Guna membahas situasi Afghanistan, Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi menelepon Menlu Inggris Dominic Raab dan Menlu Italia Luigi Di Maio.
Menlu China Wang mengatakan bahwa yang terjadi di Afghanistan merupakan lembaran baru dalam sejarah.
"Lembaran baru telah dibuka dalam sejarah Afghanistan. Memaksakan nilai-nilai tertentu pada negara dan peradaban lain sulit dicapai karena yang telah terjadi di masa lalu akan tetap terjadi di masa depan," kata Wang dalam percakapan telepon dengan Di Maio, Jumat (20/8/2021).
Disampaikan Wang, komunitas internasional prihatin dengan arah masa depan Afghanistan, sehingga diperlukan konsensus semua pihak untuk membangun sistem politik yang terbuka dan inklusif di Afghanistan.
Selain itu, mengupayakan kebijakan dalam dan luar negeri yang moderat dan stabil, dan memutuskan hubungan dengan semua organisasi teroris.
Lebih lanjut, Wang juga menggarisbawahi pernyataan juru bicara Taliban yang berulang kali menyambut positif perhatian komunitas internasional dan menunjukkan sikap yang kooperatif.
Dirinya berharap situasi di Afghanistan berubah ke arah yang lebih baik.
"Dengarkan kata-katanya, lihat tindakan-tindakannya," ujarnya seperti dikutip dari Antara, Sabtu (21/8/2021).
Sehari sebelumnya, Wang juga menghubungi Menlu Raab untuk membicarakan hal yang sama.
"Situasi di Afghanistan menjadi salah satu contoh negatif, dan jika Amerika Serikat tidak belajar dari pelajaran yang menyakitkan, akan mendapatkan pelajaran yang baru," ujarnya dikutip media resmi China.
Kepada Raab, Wang menyampaikan beberapa catatan bahwa ketika masalah Afghanistan memasuki tahap kritis dari militer ke penyelesaian politik, maka harus memperhatikan tiga aspek.
Pertama, Taliban harus mampu menyatukan rakyat Afghanistan dengan membangun struktur politik yang terbuka dan inklusif sesuai dengan situasi negara tersebut.
Kedua, Afghanistan harus menindak tegas semua jenis organisasi teroris dan mencegah berkumpulnya para teroris lagi.
Serta ketiga, masyarakat internasional harus dapat memainkan peran konstruktif dan menghormati kemerdekaan dan kedaulatan Afghanistan tanpa turut campur dalam urusan domestik Afghanistan.
Raab sepakat bahwa komunitas internasional harus mengambil pelajaran dari peristiwa yang terjadi di Afghanistan dan negara itu tidak boleh lagi menjadi pusat terorisme.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Konflik Afghanistan, Kepala BNPT: Jangan Sampai Masyarakat Salah Bersimpati
-
China Dituduh Bakal Tiru Cara Taliban Gulingkan Pemerintahan Afghanistan
-
LGBT di Afganistan: Saya Bisa Dibunuh di Tempat oleh Taliban
-
Kesaksian WNI Gambarkan Kepanikan di Afghanistan, Rumah Didatangi Milisi Taliban
-
Ribuan Staf di Kabul Dievakuasi ke Pakistan, Bank Dunia Masih Bungkam
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- 9 Mobil Bekas Murah Sekelas Alphard Mulai Rp 60 Juta: Captain Seat Nyaman Selonjoran
- 5 Rekomendasi Moisturizer untuk Usia 50 Tahun ke Atas: Wajah Jadi Lembap dan Awet Muda
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 7 Mobil Bekas Toyota-Suzuki: Harga Mulai Rp40 Jutaan, Cocok buat Keluarga Kecil
Pilihan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
-
Usai Tepuk Pundak Prabowo Subianto, Kini Handphone Ole Romeny Disita
Terkini
-
Ustaz Yahya Waloni Meninggal Dunia, Ambruk di Mimbar Saat Khutbah Idul Adha
-
Sapi Kurban Presiden Prabowo Disembelih di Masjid 99 Kubah Makassar
-
Menu Sederhana dan Murah di Hari Idul Adha: Hemat Tapi Tetap Lezat!
-
Layanan Transportasi Bus Jamaah Indonesia Jelang Puncak Ibadah Haji Bermasalah
-
Ini Doa-Doa Terbaik Saat Menjalankan Puasa Arafah: Menghapus Dosa & Minta Rezki