Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 18 Agustus 2021 | 16:51 WIB
Perempuan Afghanistan [BBC]

SuaraSulsel.id - Setelah menguasai Afghanistan, Taliban memberikan pesan pengampunan atau amnesti di seluruh Afghanistan. Perempuan juga diminta bergabung dalam pemerintahan.

Namun pernyataan tersebut dinilai hanya untuk meredakan ketegangan di ibu kota. Menyusul kekacauan di bandara karena banyak orang berusaha melarikan diri keluar dari Afghanistan.

Pernyataan yang dikeluarkan Enamullah Samangani, Anggota Komisi Budaya Taliban itu, merupakan komentar pertama tentang pemerintahan. Setelah serangan mereka di berbagai penjuru Afghanistan.

Meskipun tidak ada laporan besar tentang pelanggaran atau pertempuran di Kabul, banyak penduduk tetap tinggal di rumah dan merasa ketakutan.

Baca Juga: Wali Kota Wanita di Afghanistan Tidak Kabur: Saya Kini Duduk Menunggu Dibunuh Taliban

Menyusul pengambilalihan kekuasaan, kelompok Taliban juga mengosongkan penjara-penjara dan menjarah gudang-gudang senjata.

Generasi tua Afghanistan masih sulit melupakan pandangan ultrakonservatif Islam Taliban. Mereka tidak sungkan mempraktikkan rajam, amputasi, dan eksekusi publik sewaktu dulu memerintah. Sebelum invasi pimpinan AS menyusul serangan teror 11 September 2001.

"Emirat Islam tidak ingin perempuan menjadi korban," kata Samangani, menggunakan istilah yang digunakan kelompok militan itu untuk Afghanistan.

"Mereka harus berada dalam struktur pemerintahan menurut hukum Syariah,"

Ia menambahkan, “Struktur pemerintahan belum sepenuhnya jelas, tetapi berdasarkan pengalaman, harus ada kepemimpinan yang sepenuhnya Islami dan semua pihak harus bergabung."

Baca Juga: Seperti Apa Afganistan Setelah Dikuasai Taliban? Kembali ke Masa Lalu

Samangani juga tidak jelas mengenai rincian lainnya, namun, menyiratkan bahwa orang-orang yang sudah mengetahui aturan hukum Islam diharapkan Taliban untuk memenuhinya.

"Orang-orang kami adalah Muslim dan kami di sini bukan untuk memaksa mereka masuk Islam," katanya.

Di bawah Taliban, yang memerintah sesuai dengan interpretasi hukum Islam yang keras, sebagian besar perempuan terkurung di rumah-rumah mereka.

Taliban berusaha menunjukkan sikap yang lebih moderat dalam beberapa tahun terakhir, tetapi banyak orang Afghanistan tetap skeptis.

Stefano Pontecorvo, perwakilan sipil senior NATO untuk Afghanistan, memposting video online yang menunjukkan landasan pacu kosong dengan pasukan Amerika berjaga-jaga di landasan.

Apa yang tampak seperti pesawat kargo militer terlihat dari kejauhan, dari balik pagar yang dirantai, dalam rekaman tersebut.

Landasan pacu “terbuka", tulisnya di Twitter. "Saya melihat pesawat mendarat dan lepas landas." (VOA)

Load More