SuaraSulsel.id - Anggota TNI berusia 29 tahun di Kalimantan dipecat. Karena melakukan hubungan sejenis. Tidak hanya dipecat, Anggota TNI tersebut juga diberi hukuman 7 bulan penjara.
"Terdakwa telah diperingatkan oleh atasan tentang larangan perilaku LGBT di militer, tetapi dia tetap bersikeras untuk melakukannya," kata putusan Pengadilan Militer setebal 71 halaman.
"(Hubungan sejenis) adalah perilaku seksual yang menyimpang dan terdakwa telah menodai citra (militer) dengan melakukannya"
Mengutip VOA, Rabu 4 Agustus 2021, Keputusan pemecatan itu menjelaskan secara eksplisit tentang hubungan romantis prajurit itu dengan prajurit lain, yang terdaftar sebagai saksi dalam kasus tersebut.
Pada Juli, seorang Anggota TNI AL juga dijatuhi hukuman penjara lima bulan karena berhubungan seks dengan seorang prajurit pria.
Tahun lalu, Amnesty International mengatakan setidaknya 15 anggota militer atau polisi Indonesia telah dipecat karena melakukan hubungan sesama jenis dalam beberapa tahun terakhir.
Sebelumnya, Syarat bebas pengaruh LGBT saat masuk TNI ditanggapi Psikolog klinis dan forensik Kasandra Putranto.
"Sebagai psikolog klinis dan forensik, LGBT itu itu tidak termasuk penyimpangan kejiwaan, walaupun dengan standar norma sosial dan agama termasuk penyimpangan. LGBT termasuk penyimpangan klinis, norma sosial, dan agama," kata Kasandra dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (23/7/2021) dilansir dari ANTARA.
Kasandra mengapresiasi dan menghormati sikap tegas Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono untuk memecat prajurit yang terlibat dalam salah satu pelanggaran moral seperti LGBT.
Baca Juga: Steven Korban Pemukulan Anggota TNI AU di Merauke Akan Diberi Kesempatan Sekolah
Kasandra menegaskan prasyarat untuk menjadi prajurit TNI harus dihormati.
Bahkan di Thailand yang melakukan wajib militer hanya bagi kaum pria saja. Sementara yang transgender dibebaskan untuk tidak ikut.
Walaupun di luar kemiliteran hal tersebut (LGBT) tidak berlaku sebagai prasyarat. Misalnya di bidang kedokteran, tidak ada masalah soal LGBT.
"Pada dasarnya setiap profesi memang memiliki standar tertentu yang harus dipenuhi, apalagi profesi penting dan kritikal, semacam pilot, tentara, polisi, dokter, dan lain-lain. Persyaratannya tentu tergantung kebutuhan kerja di lapangan yang berbeda-beda," jelas Kasandra.
Kasandra meminta setiap pimpinan kemiliteran sebaiknya tidak terfokus pada LGBT, tetapi kepada persyaratan utama, seperti pilot diharapkan sehat jasmani, tidak memiliki gangguan penglihatan, minus atau color blind (buta warna).
Persoalan LGBT menjadi sensitif karena menyangkut nilai-nilai yang dianut dalam setiap profesi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
1.000 Relawan BUMN Dikerahkan Danantara dan BP BUMN ke Wilayah Bencana di Pulau Sumatra
-
Kunjungi Lokasi Bencana di Bener Meriah Aceh, Jusuf Kalla Janji Kirim Bantuan
-
Ini Daftar Daerah di Sulsel dengan Tingkat Kehamilan Anak Tertinggi
-
Kejaksaan Periksa Anak Buah Tito Karnavian: Dugaan Korupsi Bibit Nanas Rp60 Miliar
-
Ledakan Guncang Kafe di Makassar, Ini Dugaan Awal