SuaraSulsel.id - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegur 19 Kepala Daerah karena belum membayar insentif nakes atau tenaga kesehatan. Sulawesi Selatan termasuk salah satunya.
Jika tidak segera dibayar, maka pemerintah pusat enggan menggelontorkan Dana Alokasi Khusus (DAK) ke daerah.
Sulsel hingga kini belum membayar insentif ratusan tenaga nakes yang bertugas menangani Covid-19. Besarannya Rp 8 miliar.
Pelaksana Tugas (Plt) Inspektorat Pemprov Sulsel Sulkaf S Latief mengatakan, pembayaran bisa dilakukan pekan ini. Insentif nakes sejak tahun 2020 memang butuh waktu verifikasi yang lama.
"Kita tidak mau ada masalah makanya kita verifikasi betul, diperiksa satu-satu, tapi begitu selesai bisa langsung dibayar," ujar Sulkaf, Senin, 19 Juli 2021.
Ia mengatakan masih ada rumah sakit yang belum menyetor data pendukung verifikasi. Seperti Rumah Sakit Labuang Baji. Kemudian ada rumah sakit yang kerap merubah datanya, sehingga verifikasi berulang juga dilakukan.
"Tapi Insyaallah hari ini selesai semua, sehingga dibayarkan secepatnya," tuturnya.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Sulsel, Muhammad Rasyid juga menambahkan setelah verifikasi APIP, maka pembayaran bisa langsung dilakukan. Verifikasi sangat penting untuk mencegah adanya kesalahan dalam pembayaran.
"Jadi, bukan tidak mau dibayar. Tapi ada prosesnya. Kita dari APIP," kata Rasyid.
Baca Juga: Keluarkan Surat Edaran, Mendagri Minta Satpol PP Lebih Humanis dan Menusiawi
Saat ini, pihaknya sudah membayar Rp 79 miliar untuk penanganan Covid-19 termasuk wisata Covid. Selanjutnya, pembayaran untuk tenaga kesehatan.
Sebelumnya dikabarkan sejumlah tenaga kesehatan menyatakan angkat tangan. Karena beban tugas yang sangat berat. Apalagi insentif tak kunjung cair.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan telah mengirimkan surat teguran tertulis kepada 19 provinsi yang realisasi insentif nakes belum banyak berubah. Salah satunya adalah Provinsi Sulsel.
"Memang realisasinya belum. Uangnya ada, tapi belum direalisasikan untuk kegiatan penanganan Covid, kemudian untuk insentif tenaga kesehatan dan lain-lain," kata Tito.
Meski demikian, Tito mengakui, kepala daerah kadang tidak tahu persoalan anggaran. Cukup di keuangan.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Bank Mandiri Resmi Buka Livin Fest 2025 di Makassar, Sinergikan UMKM dan Industri Kreatif
-
GMTD Diserang 'Serakahnomics', Kalla Ditantang Tunjukkan Bukti
-
Dugaan Korupsi Pengadaan Bibit Nanas di Sulsel, Kejati Kejar Dana Rp60 Miliar
-
Kejati Geledah Ruang Kepala BKAD Pemprov Sulsel Dijaga Ketat TNI
-
BREAKING NEWS: Kejati Sulsel Geledah Kantor Dinas Tanaman Pangan