Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Minggu, 11 Juli 2021 | 12:38 WIB
Salah satu sudut di tempat wisata Jungle Camp, Sulawesi Selatan. [SuaraSulsel.Id/Muhammad Aidil]

SuaraSulsel.id - Matahari terbit dari arah Timur. Cahaya mulai terasa hangat di tubuh para wisatawan yang tengah menikmati hari libur alias weekend di Jungle Camp, Jalan Malino, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Jungle Camp merupakan salah satu tempat wisata masyarakat di sekitar Kota Makassar untuk melepaskan penat diakhir pekan, baik dari pekerjaan yang menumpuk di kantoran maupun kegiatan lain yang menguras tenaga.

Patut dimaklumi, karena jarak Jungle Camp dari Kota Makassar memang tidak terlalu jauh. Berada pada sekitar jarak 26 kilometer.

Para wisatawan yang ingin berkunjung ke Jungle Camp, Kabupaten Gowa ini juga hanya membutuhkan waktu sekitar 40 menit untuk dapat sampai ke lokasi menggunakan sepeda motor.

Baca Juga: Lafayette Boutique Hotel, Penginapan Super Elegan di Yogyakarta yang Kental Nuansa Eropa

Suasananya yang indah karena disuguhi langsung dengan pemandangan air sungai yang membentang luas karena ditutupi langsung oleh Bendungan Bili-Bili, Kabupaten Gowa. Ini membuat tempat wisata Jungle Camp menjadi tempat favorit warga setempat.

Keindahan semakin paripurna karena para wisatawan yang berkunjung ke Jungle Camp juga mendapatkan bonus pemandangan gunung-gunung berwarna hijau yang mengitari pinggiran sungai. Utamanya, keagungan Gunung Bawakaraeng yang diketahui memiliki tinggi 2830 mdpl.

Selain keindahan alam itu, Jungle Camp juga memiliki lahan tanah yang cukup luas. Lokasi ini dapat dimanfaatkan oleh para wisatawan untuk mendirikan tenda agar dapat merebahkan badan dan juga mengambil mementum foto bersama.

Muhammad Ilham (20 tahun), salah satu wisatawan mengatakan sangat senang menghabiskan waktu di Jungle Camp, Kabupaten Gowa diakhir pekan. Untuk bersantai atau pun menggelar sebuah acara jurusannya di Universitas Islam Negeri UIN Alauddin Makassar.

Salah satu sudut di tempat wisata Jungle Camp, Sulawesi Selatan. [SuaraSulsel.Id/Muhammad Aidil]

"Tempat ini memang sudah menjadi favorit teman-teman di jurusan untuk bersantai di hari libur," kata Ilham saat ditemui SuaraSulsel.Id, Minggu (11/7/2021).

Baca Juga: Dampak PPKM, Pengunjung Kawasan Wisata Lembang Turun Drastis

Menurut Ilham, alasan Jungle Camp menjadi tempat favorit karena akses untuk menuju ke lokasi juga terbilang cukup dekat bila dibandingkan dengan lokasi wisata lain yang seperti Hutan Pinus, yang berada di Kecamatan Tinggi Moncong, Malino Kabupaten Gowa.

Yang lebih menarik, kata dia, tempat wisata Jungle Camp masih belum terlalu ramai dikunjungi wisatawan. Sehingga, pengunjung yang berada di Jungle Camp lebih leluasa untuk mengabadikan setiap momentum foto tanpa diganggu oleh wisatawan yang lain.

"Tempat ini kan (Jungle Camp) juga masih aman, belum terlalu ramai dikunjungi orang. Tidak seperti tempat wisata di Malino, yang kalau kita ke sana terlalu banyak orang yang berkunjung," jelas Ilham.

Daeng Sitaba (52 tahun) salah satu pengelola di Jungle Camp mengungkapkan tempat wisata tersebut sejatinya telah ramai dikunjungi oleh masyarakat. Hanya saja, selama pandemi Covid-19 melanda, Jungel Camp mendadak sepi pengunjung.

"Sudah banyak yang berkunjung di sini. Cuma ini kelihatan sepi karena lagi Covid kan. Biasa sampai seribu orang datang ke sini sebelum Covid," ungkap Daeng Sitaba.

Bukan hanya digunakan bersantai, kata Daeng Sitaba, Jungle Camp juga terkadang digunakan oleh mahasiswa untuk menggelar diskusi kampus. Dengan memanfaatkan tempat Gezebo yang disewakan oleh pengelola.

Harga sewa setiap Gazebo dibarendol sebesar Rp 500 ribu satu malam dilengkapi dengan fasilitas seadanya seperti kamar mandi dan listrik. Gazebo ini dapat menampung hingga 30-an orang untuk digunakan dalam rapat diskusi.

Selama Covid-19, Daeng Sitaba hanya mampu mendapatkan hasil sewa Rp 1 juta setiap bulan. Hal ini terjadi karena virus Corona atau Covid-19 masih terus mewabah sehingga pengunjung pun menjadi sepi di Jungle Camp, Kabupaten Gowa.

"Saya baru satu tahun jadi pengelola di sini (Jungle Camp), dari tahun 2020. Selama Covid, pengunjung kurang. Cuma hari Sabtu dan Minggu, itu saya dapat paling Rp500 ribu. Banyak juga datang hari-hari biasa. Cuma tidak terlalu ramai," kata dia.

"Pendapat Rp 1 juta lah satu bulan. Sewa Gazebo di sini rata-rata sama Rp 500 ribu. Bisa untuk tempat diskusi begitu," tambah Daeng Sitaba.

Namun, setiap pengunjung yang datang hanya untuk bersantai sambil menikmati pemandangan di Jungle Camp hanya dikenakan sewa parkir Rp 5.000 setiap motornya.

Kata, Daeng Sitaba, pemandangan air yang membentang luas di Jungle Camp merupakan air sungai dari Gunung Bawakaraeng yang dibendung di Bendungan Bili-Bili, Kabupaten Gowa, Sulsel.

Jika tidak ingin repot menyiapkan makanan sendiri, kata Daeng Sitaba, pengunjung dapat membeli makanan yang disiapkan oleh pengelola. Harga setiap porsi hidangan yang disiapkan tergantung dari menu yang dipesan oleh pengunjung.

"Tergantung menunya mau yang Rp10 ribu atau Rp15 ribu. Kalau yang Rp35 ribu itu ikan Nila, digoreng atau bakar, sayur. Ikannya ditangkap langsung di tempat ini (Jungle Camp) jadi masih segar. Kalau mancing tidak kena biaya tambahan. Bebas, biar bawa alat pancing sendiri atau bawa jaring juga boleh. Tidak ada larangan," katanya. [SuaraSulsel.Id/Muhammad Aidil]

Load More