Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 05 Juli 2021 | 13:06 WIB
Warga Jeneponto menggali makam, Kamis 1 Juli 2021. Kain kafan masih utuh namun jenazah tidak ditemukan [SuaraSulsel.id / Istimewa]

SuaraSulsel.id - Warga di Jeneponto menggali makam almarhum Rahman alias Galla Ramang di Kampung Bonia, Desa Bungungloe, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto.

Setelah tanah gali dan diangkat. Penggali kuburan menemukan kain kafan yang masih utuh. Anehnya, setelah diangkat ke atas, sejumlah keluarga berusaha memegang dan membuka isi kain kafan.

Tapi keluarga almarhum tidak menemukan tulang belulang atau bekas jasad almarhum Rahman. Keluarga menggali kuburan, Kamis 1 Juli 2021.

Mengutip Manifesto.id, rencananya jenazah mau dipindahkan ke pekuburan keluarga di Kampung Gantinga, Desa Bontomatene, Kecamatan Turatea, Jeneponto.

Baca Juga: Warga Jeneponto Rekam Peristiwa Angin Puting Beliung, BMKG Luruskan

“Kita kaget karena jenazah sudah tidak ada, di dalam kuburnya tidak adami tengkorak. Hanya kain kafan yang utuh,” kata Suharto, putra almarhum, Senin 5 Juli 2021.

Suharto mengaku, tidak ada satu pun tulang ditemukan. Hanya tanah saja di dalam kain kafan yang masih utuh. Padahal, usia jenasah belum terlalu lama.

“Almarhum meninggal 1989, berarti baru 32 tahun,” kata Suharto.

Kerabat almarhum ingin memindahkan kuburan Galla Rahman karena lokasi pekuburan saat ini dekat dengan irigasi dan tidak steril.

Kerabatnya ingin agar makam Galla Rahman berdampingan dengan almarhum istrinya yang baru meninggal tahun lalu di Kampung Gantinga.

Baca Juga: Kabupaten Gowa dan Jeneponto Berebut Batas Wilayah

Pemindahan makam diinisiasi oleh salah seorang putranya, Prof Sufirman Rahman, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia.

Load More