Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 30 Juni 2021 | 09:17 WIB
Spanduk bertuliskan "The King of Lip Service" terpampang di gerbang Batas Kota Kendari - Konawe Selatan, Selasa 29 Juni 2021 [telisik.id]

Sementara itu, Jokowi pun menanggapi kritikan tersebut. Menurutnya, kritik para mahasiswa tersebut merupakan bentuk ekspresi mahasiswa yang diperbolehkan di negara demokrasi seperti Indonesia.

"Ya, saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa dan ini negara demokrasi, jadi kritik itu ya boleh-boleh saja. Universitas tidak perlu menghalangi mahasiswa untuk berekspresi," ujar Presiden saat memberikan keterangan di Istana Merdeka, Selasa (29/6/2021).

Namun Jokowi mengingatkan, bahwa bangsa Indonesia memiliki budaya-budaya tata krama dan sopan santun. Presiden juga memandang kritik para mahasiswa kepada dirinya sebagai suatu hal yang biasa.

"Mungkin mereka sedang belajar mengekspresikan pendapat, tapi yang saat ini penting kita semuanya bersama-sama fokus untuk penanganan pandemi COVID-19," ungkapnya.

Baca Juga: Dijuluki The King of Lip Service oleh BEM UI, Jokowi Tersenyum Lalu Tegaskan Ini

“Itu kan sudah sejak lama ya, dulu ada yang bilang saya ini klemer-klemer, ada yang bilang juga saya itu plonga-plongo. Kemudian ganti lagi ada yang bilang saya ini otoriter, kemudian ada juga yang ngomong saya ini bebek lumpuh, dan baru baru ini ada yang ngomong saya ini bapak bipang dan terakhir ada yang menyampaikan mengenai The King of Lip Service,” tambah Jokowi.

Berdasarkan data KontraS yang dikutip BEM UI, terdapat 1.500 laporan kekerasan aparat kepada pendemo tolak UU Cipta Kerja terjadi.

Hal ini yang mendasari para mahasiswa almamater kuning itu memberikan gelar ‘King of Lip Service'

“Semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk ‘lip service’ semata,” cuitan BEM UI.

Baca Juga: Selain The King of Lip Service, Jokowi Akui Sempat Dapat 5 Julukan Ini

Load More