Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 17 Juni 2021 | 14:04 WIB
Asrianto pemuda asal Desa Pantama, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Mampu mengolah limbah tempurung kelapa menjado arang / [SuaraSulsel.id / Polbangtan Gowa]

SuaraSulsel.id - Manfaat dari batok kelapa atau tempurung kelapa ternyata sangat banyak. Bahkan mempunyai nilai guna dan jual. Seperti dibuat arang tempurung, kancing pakaian, asbak rokok, cangkir, sendok, pot bunga, dan kerajinan lainnya.

Adalah Asrianto pemuda asal Desa Pantama, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Mampu mengolah limbah tempurung kelapa menjado arang.

Bersama tiga rekannya, sejak Januari 2021 Asrianto mengumpulkan tempurung kelapa yang merupakan limbah kopra masyarakat di sekitar wilayahnya untuk diolah menjadi arang.

Dengan produksi perbulan sebesar 5-6 ton tempurung kelapa, Asrianto mendapatkan omset yang mencapai Rp 6 – Rp 7 juta per bulan.

Baca Juga: Jaksa Bongkar Percakapan WhatsApp : Bahas Fee Proyek dan Hotel Untuk Bupati Bulukumba

Hal ini tentunya didukung dengan wilayah pemasaran yang sudah menjangkau sampai ke Surabaya, Jawa Timur. Untuk keperluan industri pabrik di sana.

Tak hanya untuk kepentingan sendiri, Asrianto pun memberdayakan masyarakat sekitar untuk meningkatkan usaha yang ia kelola.

Upaya sarjana kesehatan inilah yang mendasari Kementerian Pertanian menjadikan Asrianto menjadi salah satu penerima manfaat program Youth Entrepreurship and Employment Support Service (YESS).

Mengutip terkini.id -- jaringan Suara.com, upaya Kementerian Pertanian untuk mencetak banyak petani milenial mulai menuaikan hasil. Di Bulukumba, petani milenial mampu meraup jutaan rupiah dari hasil mengolah limbah batok kelapa.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan pertanian itu menjanjikan kehidupan. Banyak sektor yang bisa dimanfaatkan generasi milenial.

Baca Juga: Olahan Ikan Khas Suku Kajang Ini Disukai Hingga Malaysia

“Indonesia adalah negara agraris dengan sumber daya alam yang melimpah mulai dari pantai, dataran rendah maupun dataran tinggi yang bisa menjadi resource yang bisa dimanfaatkan anak bangsa,” ujarnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa di tengah pandemi ini, petani dan penyuluh harus tetap produktif.

“Terlebih generasi milenial yang memiliki segudang ide dan inovasi,” katanya.

Dedi mengatakan, kreativitas dari generasi milenial sangat dibutuhkan. Generasi milenial memiliki ciri berpikir strategis, inspiratif, inovatif, energik, antusias, dan fasih mengadopsi teknologi digital dalam beragam aspek bisnis sehingga diprediksi menjadi pembawa pembaruan dalam pembangunan pertanian.

”Di tangan generasi milenial saya yakin pertanian kedepan akan lebih maju, mandiri dan modern,” tegas Dedi.

Load More