SuaraSulsel.id - Manfaat dari batok kelapa atau tempurung kelapa ternyata sangat banyak. Bahkan mempunyai nilai guna dan jual. Seperti dibuat arang tempurung, kancing pakaian, asbak rokok, cangkir, sendok, pot bunga, dan kerajinan lainnya.
Adalah Asrianto pemuda asal Desa Pantama, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Mampu mengolah limbah tempurung kelapa menjado arang.
Bersama tiga rekannya, sejak Januari 2021 Asrianto mengumpulkan tempurung kelapa yang merupakan limbah kopra masyarakat di sekitar wilayahnya untuk diolah menjadi arang.
Dengan produksi perbulan sebesar 5-6 ton tempurung kelapa, Asrianto mendapatkan omset yang mencapai Rp 6 – Rp 7 juta per bulan.
Baca Juga: Jaksa Bongkar Percakapan WhatsApp : Bahas Fee Proyek dan Hotel Untuk Bupati Bulukumba
Hal ini tentunya didukung dengan wilayah pemasaran yang sudah menjangkau sampai ke Surabaya, Jawa Timur. Untuk keperluan industri pabrik di sana.
Tak hanya untuk kepentingan sendiri, Asrianto pun memberdayakan masyarakat sekitar untuk meningkatkan usaha yang ia kelola.
Upaya sarjana kesehatan inilah yang mendasari Kementerian Pertanian menjadikan Asrianto menjadi salah satu penerima manfaat program Youth Entrepreurship and Employment Support Service (YESS).
Mengutip terkini.id -- jaringan Suara.com, upaya Kementerian Pertanian untuk mencetak banyak petani milenial mulai menuaikan hasil. Di Bulukumba, petani milenial mampu meraup jutaan rupiah dari hasil mengolah limbah batok kelapa.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan pertanian itu menjanjikan kehidupan. Banyak sektor yang bisa dimanfaatkan generasi milenial.
Baca Juga: Olahan Ikan Khas Suku Kajang Ini Disukai Hingga Malaysia
“Indonesia adalah negara agraris dengan sumber daya alam yang melimpah mulai dari pantai, dataran rendah maupun dataran tinggi yang bisa menjadi resource yang bisa dimanfaatkan anak bangsa,” ujarnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa di tengah pandemi ini, petani dan penyuluh harus tetap produktif.
“Terlebih generasi milenial yang memiliki segudang ide dan inovasi,” katanya.
Dedi mengatakan, kreativitas dari generasi milenial sangat dibutuhkan. Generasi milenial memiliki ciri berpikir strategis, inspiratif, inovatif, energik, antusias, dan fasih mengadopsi teknologi digital dalam beragam aspek bisnis sehingga diprediksi menjadi pembawa pembaruan dalam pembangunan pertanian.
”Di tangan generasi milenial saya yakin pertanian kedepan akan lebih maju, mandiri dan modern,” tegas Dedi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- 7 Sunscreen Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Berminyak
- Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pilihan
-
Honda Cari Bibit Pembalap Muda di Ajang HDC
-
Profil Pemilik Rupiah Cepat, Pinjol Viral yang Disorot Publik Ternyata Dikuasai Asing
-
5 HP Murah Rp2 Jutaan Layar AMOLED: RAM Besar, Kamera Resolusi Tinggi
-
Mau Wajah Glowing? Inilah Urutan Menggunakan Skincare Malam yang Tepat
-
7 Brand Skincare Korea Terbaik, Auto Bikin Kulit Mulus Harga Mulai Rp19 Ribu
Terkini
-
Ini Syarat Baru Masuk SMAN Unggulan di Kota Makassar
-
5 Link Saldo Dana Kaget, Bisa Klaim Hingga Ratusan Ribu Rupiah
-
10 Langkah Pendirian Koperasi Merah Putih di Desa dan Kelurahan
-
Menpora & Gubernur Sulsel 'Ngopi' Bahas Stadion Sudiang! Proyek Mangkrak atau Lanjut?
-
Hari Kebangkitan Nasional, BRI Terus Perkuat Ekonomi Desa dan UMKM Sebagai Langkah Konkret