20 tahun tidak pernah bertemu, Deddy Corbuzier penasaran bertanya soal keputusan Prabowo Subianto bergabung dalam kabinet Jokowi. Padahal banyak yang menentang. Karena sebelumnya mereka adalah rival dalam Pilpres.
Kenapa Prabowo tidak konsisten menjadi lawan Jokowi. Tetap berada di luar pemerintahan.
"Aman gak bertanya seperti ini ? Aman dong ?" tanya Deddy Corbuzier.
Prabowo Subianto pun menjawab dengan diplomatis. Memberikan contoh kompetisi lari atau sepak bola di sekolah. Ada yang menang dan kalah. Dapat piala
Baca Juga: Resmi! PA 212 Bocorkan Capres dan Cawapres 2024 yang Akan Didukung, Anies-Ridwan Kamil?
"Tim kita kalah apakah gebuk-gebukan. Menurut saya itu IQ yang sangat rendah," katanya
Menurut Prabowo, Jokowi ingin menjadi presiden untuk mengabdi. Begitu pula dengan dirinya berbakti untuk Indonesia. Setelah pesta demokrasi selesai kenapa harus melawan.
"Lebih baik bekerja sama untuk mengabdi. jadi saya belajar dalam sejarah,"
Ada peristiwa sejarah penting di Jepang yang menjadi panduan Prabowo. Dua panglima kuat dan hebat di Jepang hampir perang. Hidiyoshi Toyotomi dan Tokugawa Iyeshu.
Sebelum perang, Hidiyoshi memilih berunding dengan Tokugawa. Kemudian mengatakan, "Anda lihat dibelakang, tentara saya kuat. Begitu juga tentara anda semangat kuat jumlahnya banyak".
Baca Juga: Berpisah dari Prabowo Subianto, PA 212 Cari Capres yang Berani Lawan Komunisme Gaya Baru
"Besok anda bisa menang atau saya menang. Kalau pun saya menang anak buah saya banyak akan mati. Kalau kau menang anak buahmu akan banyak luka dan mati. Berarti besok akan banyak orang tua Jepang banyak ibu baoak Jepoang menangis kehilangan anak.
"Saya tahu Anda cinta Jepang, saya juga begitu. Untuk apa kita berperang. Apakah gak lebih baik bersatu mempersatukan Jepang dan kuat.
"Tokugawa pun setuju. Bagi saya itu sangat besar pelajarannya," ungkap Prabowo.
Prabowo Subianto juga terinspirasi dari Presiden Amerika Abraham Lincoln yang mau merangkul lawan politiknya William Seward bergabung dalam pemerintahan.
Abraham mengangkat lawan politiknya selama 20 tahun itu dengan alasan luar biasa. Seward pun kaget.
"Saya tahu kamu tidak suka saya. Saya pun tidak suka Anda. Tapi, kamu cinta Amerika Serikat dan saya cinta Amerika. Kenapa kita tidak bekerja sama. Mengabdi untuk Amerika. Di situ saya belajar,"
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan Chipset Snapdragon Terbaik Mei 2025
-
6 'Bansos' Disalurkan Pemerintah Mulai Juni 2025, Ini Daftar dan Sasarannya
-
Profil Arkhan Fikri: Anak Emas Shin Tae-yong, Pemain Muda Terbaik BRI Liga 1
-
PSS Sleman Degradasi, Pemain Timnas Brasil dan Australia Ungkap Kesedihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
Terkini
-
Miris! SD Negeri di Pelosok Ini Terancam Tutup Karena Ditinggal Murid
-
Guru Ngaji Ditangkap Densus 88 di Gowa: Diduga Terlibat Terorisme dan Simpan Bom Rakitan?
-
BRI Terus Kawal Mimpi Anak Muda di Pentas Sepak Bola Lewat Sponsorship GFL Series 3
-
5 Maklumat MUI Kota Makassar Terkait LGBT
-
Rumah Digeledah di Makassar Terkait Kasus Kredit PT Sritex