SuaraSulsel.id - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Tenggara (Sultra) Anton Timbang mengungkap alasan pemindahan lokasi Musyawarah Nasional (Munas). Dari Provinsi Bali ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Salah satunya Covid-19. Saat agenda Munas Kadin di Bali 2-4 Juni 2021 berdekatan dengan musim balik arus Mudik selama bulan Mei.
Hal ini dikhawatirkan acara Munas Bali akan dihadiri banyak orang. Sehingga memicu lonjakan Covid-19 seperti saat momen natal 2020 dan tahun baru 2021.
Karena itu, lokasi Munas diusulkan dipindahkan ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur dan Kendari, Sulawesi Tenggara. Karena Labuan Bajo tidak siap, maka Kendari dipilih menjadi lokasi Munas. Karena siap jadi tuan rumah.
Baca Juga: Rapat Kadin Kalimantan Barat Berujung Ricuh, Begini Cerita Lengkapnya
"Makanya itu tadi dasarnya karena persoalan Covid sehingga akhirnya harus pindah ke Sulawesi Tenggara. Kami sendiri tidak punya peran, tidak punya kewenangan atau tidak punya kemampuan untuk merubah pola pikirnya presiden supaya dia pindahkan ke Sultra. Itu semata-mata persolan Covid, karena Bali dan Jakarta sudah diindikasi ada varian Covid baru dari India yang sudah masuk," ujar Anton dalam keterangannya, Rabu (2/6/2021).
Sebelum perubahan jadwal dan lokasi Munas, sempat ada pertemuan dengan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani, dan Presiden Jokowi.
Saat itu Bahlil hanya menghadap untuk urusan vaksin gotong royong, yang kebetulan dalam perjumpaan itu Jokowi mengarahkan kepada Rosan untuk mengundurkan jadwal Munas dari 2-4 Juni ke tanggal 30 Juni.
Kemudian memilih alternatif pemindahan lokasi Munas antara NTT atau Sultra. Dari dua pilihan itu ternyata Sultra yang siap.
"Kenapa? karena satu yang paling terpenting gubernur dan kami ingin dengan momen Munas yang dihadiri presiden, kami ingin launching yang namanya aspal Buton," kata Anton.
Baca Juga: Arsjad Rasjid Minta Struktur Organisasi Kadin Diubah
Investasi di Aspal Buton
Anton berharap para pengurus maupun anggota Kadin yang hadir saat munas tertarik untuk berinvestasi mengembangkan aspal Buton. Karena mereka adalah seluruh pengusaha besar yang ada di Indonesia.
Selain itu ditargetkan juga agar dalam waktu singkat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Aspal Buton segera diterbitkan. KEK ini saat ini masih menunggu Keputusan Presiden (Kepres).
"Lewat Munas ini kan seluruh pengusaha besar Indonesia hadir, menterinya hadir, presidennya hadir. Nah momen ini yang harus dijelaskan. Jadi di sini ada pemerintah bagian regulasi, dan ada kontraktor eksekutornya untuk bagaimana produksi ini barang (aspal)," ujar Anton.
Anton menjelaskan aspal alam hanya ditemukan di Trinidad dan Buton, selain itu yang ada adalah aspal minyak.
Cadangan aspal di Trinidad diperkirakan akan habis dalam waktu 20 tahun sedangkan cadangan aspal Buton butuh waktu 360 tahun baru bisa habis (perkiraan produksi 1 juta per tahun).
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah Desain Timeless: Enak Dilihat Sepanjang Waktu, Mulai Rp 30 Jutaan
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Mesin Diesel Harga di Bawah Rp100 Juta
- Selamat Tinggal Mees Hilgers, Penggantinya Teman Dean James
- 5 Alasan Honda Supra X 125 Old Masih Diminati, Lengkap dengan Harga Bekas Terbaru Juni 2025
Pilihan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
-
DOR! Dua Bule Australia Jadi Korban Penembakan di Bali, Pelaku Disebut Gunakan Jaket Ojol
-
AFPI Geram, Ajak Pelaku Gerakan Gagal Bayar Pinjol Dipolisikan Biar Ditangkap
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan RAM 8 GB, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Ini Surga Tersembunyi Raja Ampat yang Wajib Kamu Jelajahi!
-
Remaja Makassar "COD" Tawuran, Live di TikTok & FB! Guru Honorer Ditangkap
-
Sinergi Pabrik Tepung Terigu untuk Kesejahteraan Masyarakat Makassar
-
11 Ribu Lulusan SMP di Kota Makassar Terancam Tidak Lanjut ke SMA Negeri
-
Uji Kenyamanan Transportasi Publik Makassar: Bima Arya Naik Pete-Pete & Becak