SuaraSulsel.id - Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengatakan masih ada empat kabupaten atau kota yang berada di zona orange Covid-19. Sisanya di zona kuning.
"Ini angka yang baik. Kita sudah menuju zona hijau asal terus dipertahankan menerapkan protokol kesehatan," kata Sudirman, Selasa, 1 Juni 2021.
Padahal, kata Sudirman, pada akhir Maret lalu, hampir semua kabupaten/kota masih berada pada zona orange. Namun, hingga Mei, secara perlahan kasus Covid-19 mulai bisa ditekan.
Hal tersebut dipengaruhi oleh angka kesembuhan yang tinggi. Bahkan di atas rata-rata nasional.
Baca Juga: Calon Jemaah Haji Sulsel Masih Harap-harap Cemas, Arab Saudi Belum Beri Kuota
"Angka kesembuhan kita di atas nasional, 98 persen dan angka kematian di bawah nasional 1,5 persen," tuturnya.
Kendati demikian, ia tetap menginstruksikan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga 14 Juni mendatang. Keputusan ini juga mengacu pada Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2021, tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro.
Dalam Instruksi Mendagri tersebut, disampaikan mengenai upaya mengoptimalkan posko penanganan Covid-19 di tingkat Desa dan Kelurahan. Untuk pengendalian penyebaran Covid-19.
"Bupati dan Wali Kota perlu mengoptimalkan posko penanganan Covid-19 di tingkat desa dan kelurahan untuk pengendalian penyebaran Covid-19," tegasnya.
Berbagai upaya, lanjut Andi Sudirman, terus dilakukan pemerintah untuk melindungi masyarakat dari virus ini. Antara lain, pembatasan kegiatan masyarakat, vaksinasi, hingga tracing, dan testing.
Baca Juga: SMA Sederajat di Kepri Segera Gelar Pembelajaran Tatap Muka Pada Tahun Ajaran Baru
Andi Sudirman juga mengapresiasi karena tingkat kepatuhan masyarakat akan penerapan protokol kesehatan yang semakin membaik. Meski demikian, sosialisasi harus terus dilakukan agar masyarakat tidak lengah akan bahaya Covid-19.
90 Persen Orang Tua Ingin Sekolah Tatap Muka
Penanganan Covid-19 yang terkendali membuat Pemkot Makassar kini mempersiapkan proses belajar tatap muka. Rencananya akan dimulai bulan Juli mendatang.
Tim khusus pengawas protokol kesehatan bahkan telah dibentuk sejumlah sekolah di Kota Makassar. Salah satunya di SMP Negeri 15 Makassar.
Kepala SMPN 15 Makassar Herni Malinda mengatakan, tim dibentuk karena menjadi syarat sebelum sekolah tatap muka diterapkan. Tugasnya, melakukan pengawasan untuk memastikan diterapkannya protokol kesehatan.
Teknisnya, tim yang terdiri dari guru akan berkeliling dan menegur siswa yang tidak memakai masker. Sebelum masuk kelas juga mereka wajib cuci tangan. Di dalam kelas pun harus menjaga jarak.
"Langkah awal bagi kita membentuk Tim Covid 19 di lingkungan SMP 15 Makassar. Ada Job desk mereka," ujarnya, Selasa, 1 Juni 2021.
Tim dibentuk berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan komite sekolah atau perwakilan orang tua siswa. Mereka sepakat membuka sekolah tatap muka dengan syarat penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Hampir semua orang tua sepakat sekolah tatap muka dimulai. Sekitar 90 persen," tambahnya.
Hal tersebut dibuktikan dengan menandatangani surat pernyataan. Di sisi lain, pihak sekolah tetap menyiapkan alternatif bagi pelajar yang ingin mengikuti pembelajaran secara daring.
"Itu ada surat pernyataan yang ditandatangani orang tua siswa bahwa mereka mendukung sekolah tatap muka. Ada juga yang tidak siap mengikutkan anaknya, bisa ikuti secara daring," jelasnya.
Dia menjelaskan teknis belajar tatap muka di tengah pandemi yakni pada pukul 07.30 Wita guru diwajibkan sudah ada di dalam kelas. Sehingga, jika tempat duduk siswa bisa lebih terarah. Jaga jarak di dalam kelas harus diterapkan.
"Kalau siswa masuk jam 8 pagi, kami minta guru sudah ada jam 7.30 wita. Supaya bisa melakukan pengarahan," sambungnya.
Selain itu, pihak sekolah juga menegaskan tidak akan membuka kantin selama sekolah tatap muka berlangsung. Seluruh siswa diminta untuk membawa bekal dari rumah sebab dipastikan tidak ada jam istirahat.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Berita Terkait
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Bayar Rp25 Juta untuk Surat Sakit? Drama Tersangka Skincare Merkuri Mira Hayati di Makassar
-
Promo Kuliner Khusus Nasabah BRI di Makassar: Dari Kopi Hingga Steak, Diskon Hingga 20%!
-
Mira Hayati dan Dua Pengusaha Skincare di Makassar Ditetapkan Tersangka
-
Dibela Orang Asli Bugis, Denny Sumargo dan Farhat Abbas Ditantang Naik Ring
Terpopuler
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
- Jabatan Prestisius Rolly Ade Charles, Diduga Ikut Ivan Sugianto Paksa Anak SMA Menggonggong
- Pengalaman Mengejutkan Suporter Jepang Awayday ke SUGBK: Indonesia Negara yang...
- Ditemui Ahmad Sahroni, Begini Penampakan Lesu Ivan Sugianto di Polrestabes Surabaya
- Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
Pilihan
-
5 HP Redmi Sejutaan dengan Baterai Lega dan HyperOS, Murah Tapi Kencang!
-
Hak Masyarakat Adat di Ujung Tanduk, Koalisi Sipil Kaltim Mengecam Kekerasan di Paser
-
Waspada, Kebiasaan Matikan Lampu Motor di Siang Hari Bisa Berujung Bui
-
Kenaikan PPN 12% Jadi Nestapa Kelas Menengah, Orang Kaya Sulit Dipajaki?
-
Pusing Dah! Isu Dipecat, Shin Tae-yong Dibebankan Menang Lawan Arab Saudi di Tengah Rekor Buruk Timnas Indonesia
Terkini
-
Bye-bye Stadion Mattoanging, Welcome Stadion Sudiang 2025!
-
Polri Tegaskan Netralitas di Pilkada 2024, Ancam Tindak Tegas Anggota yang Berpolitik Praktis
-
Jumlah Pemilih, TPS, dan Titik Rawan Pilkada Sulsel 2024
-
Timses Calon Bupati Luwu Timur Terjaring Razia Narkoba di Makassar
-
Siswa Tuna Rungu di Makassar Diduga Jadi Korban Pelecehan Guru