Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 27 Mei 2021 | 18:14 WIB
Satgas PON Sulsel mengumumkan hasil tes atlet tahap kedua di Makassar, Rabu 26 Mei 2021 / [SuaraSulsel.id / Antara]

SuaraSulsel.id - Satuan Tugas (Satgas) PON XX Sulawesi Selatan mengatakan, atlet yang gagal mencapai standar VO2Max, tidak akan diberangkatkan atau diikutsertakan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 Papua, Oktober mendatang.

"Pada tes terakhir Juni, Binpres akan menetapkan VO2Max atlet setiap cabang olahraga. Jika VO2Max tidak mencapai standar, tidak akan diberangkatkan," kata Wakil Ketua Satuan Tugas (Satgas) PON XX Sulsel Prof Musakkir di Makassar, Rabu 26 Mei 2021.

Terutama, kata dia, bagi atlet cabang olahraga beregu, karena akan sangat berpengaruh pada tim.

Oleh sebab itu, tegas dia, kepada para pelatih, sebagai pihak yang sangat mengetahui kondisi para atletnya agar terus memperbaiki VO2Max para atlet. Satgas percaya terkait masalah teknik tidak diragukan lagi.

Baca Juga: Istri Nurdin Abdullah Menolak Bersaksi, Pengusaha Asal Papua Terseret

“Nanti kita akan sampaikan VO2Max atlet sebelum dites lagi Juni 2021,” ujar Musakkir dalam pengumuman hasil tes Jilid II, Rabu.

Ia menjelaskan, Satgas PON telah berkomitmen tidak akan ada atlet yang tidak berangkat karena persoalan dana.

Apalagi semua pihak saat ini berjibaku demi memberangkatkan atlet ke PON XX/2021 Papua. Namun hal itu tentu saja berlaku bagi para atlet yang siap bertanding dan meraih medali.

Ketua Pembinaan Prestasi dan Monitoring Evaluasi Satgas PON Sulsel Prof Andi Ihsan, mengatakan, ia siap menggelar tes tahap III pada Juni.

Tes ini akan untuk mengecek volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh saat melakukan kegiatan secara intensif (VO2Max).

Baca Juga: Jayapura Dikabarkan Tolak Jadi Tuan Rumah PON, Begini Respons KONI DIY

Standar VO2Max yang baik untuk atlet pria berusia 25 tahun adalah 42,5-46,6mL/kg/menit, sedangkan untuk atlet putri dengan usia yang sama 33,0-36,9 mL/kg/menit.

Salah satu cara untuk mengukur VO2Max adalah menggunakan “Cooper Test”, yakni tes kebugaran jasmani yang dirancang Kenneth H.Cooper pada tahun 1968 untuk militer Amerika Serikat yang mengharuskan berlari selama 12 menit guna memantau daya tahan aerobatik seorang atlet.

Menurut dia, VO2Max atlet putra rata-rata cukup (45,97 persen) sementara yang baik 27,42 persen yang kategori cukup 25 persen.

“VO2Max ini perlu digenjot dalam waktu empat bulan mendatang,” harapnya. (Antara)

Load More