Setelah berada di luar, Dina mengaku tidak merasa kesakitan. Padahal, tubuhnya telah dipenuhi dengan darah. Semua itu baru Dina ketahui setelah ada warga yang menegur dan ingin menolongnya ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan medis.
Dina mengalami luka yang cukup serius. Pundak sebelah kirinya harus dijahit agar tidak terus mengeluarkan darah akibat tersayat sepihan kaca. Kaki dan tangannya juga ikut luka. Belum lagi telinga sebelah kiri Dina yang sudah tidak normal karena pendengaranya menurun.
Selama dirawat, Dina sempat ingin dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan yang lebih mumpuni. Namun, ditolak Dina.
"Saya mau dirujuk tapi saya bersikeras untuk pulang ke rumah. Karena saya pikir tempat yang paling aman itu di rumah," ujar Dina.
Untuk mengobati rasa traumanya, Dina dibantu oleh dokter psikiater dengan cara berobat jalan. Setiap hari Dina harus rutin mengkonsumsi berbagai macam obat penenang. Penyebabnya, karena rasa trauma yang dialami membuat Dina sulit tidur dengan nyenyak. Selama tiga bulan lamanya.
"Harus minum empat macam obat penenang. Setiap malam, kerja saya cuma teriak. Ketakutan karena trauma," jelas Dina.
"Bagaimana menghadapi trauma? Saya dibantu psikiater atau psikolog karena psikis saya yang betul-betul dihajar. Psikiater bilang proses pengobatan saya cukup cepat karena cuma delapan bulan dan akhirnya saya berhenti minum obat," katanya.
Biaya rumah sakit diberikan secara gratis selama Dina berobat. Selain itu, Dina juga mendapatkan kompensasi. Semua ini diberikan pemerintah kepada para korban ledakan bom.
"Negara juga memperhatikan. Dengan biaya kompensasi dan rumah sakit," tutur Dina.
Baca Juga: Polri Sebut Ali Kalora Sempat Ingin Serahkan Diri
Dina mengaku merasa marah dan kesal dengan pelaku teroris tersebut yang telah membuat dirinya cukup menderita. Namun, dia juga menyalahkan dirinya karena datang ke tempat itu saat bom diledakkan.
Dimasa-masa sulit itulah Dina pernah ingin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri akibat musibah yang menimpanya.
"Jujur saya pernah mencoba bunuh diri," beber Dina.
Hingga suatu hari, Dina pun sadar bahwa apa yang telah terjadi pada dirinya itu semuanya telah diatur oleh sang maha pencipta. Karena itu, Dina memilih berdamai dengan dirinya sendiri dan juga berdamai dengan peristiwa ledakan bom.
"Saya sadar bahwa kejadian saat itu pasti ada hikmahnya dan obat sesungguhnya adalah diri kita sendiri," ujar Dina.
Dina bisa bercerita ke publik terkait peristiwa yang dialaminya, setelah lima bulan menjalani perawatan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pemain Keturunan yang Menunggu Diperkenalkan PSSI usai Mauro Zijlstra
- 'Ogah Ikut Makan Uang Haram!' Viral Pasha Ungu Mundur dari DPR, Benarkah?
- Usai Kena OTT KPK, Beredar Foto Immanuel Ebenezer Terbaring Dengan Alat Bantu Medis
- Eks Feyenoord Ini Pilih Timnas Indonesia, Padahal Bisa Selevel dengan Arjen Robben
- Terbukti Tak Ada Hubungan, Kenapa Ridwan Kamil Dulu Kirim Uang Bulanan ke Lisa Mariana?
Pilihan
-
Lukisan Borobudur Bersepuh Emas Putih
-
Hasil Super League: Brace Joel Vinicius Bawa Borneo FC Kalahkan Persijap
-
Persib Bandung Siap Hadapi PSIM, Bojan Hodak: Persiapan Kami Bagus
-
5 Fakta Kekalahan Memalukan Manchester City dari Spurs: Rekor 850 Gol Tottenham
-
Rapper Melly Mike Tiba di Riau, Siap Guncang Penutupan Pacu Jalur 2025
Terkini
-
Curahan Hati Warga Jeneponto ke Wagub: Harapan Mandiri di Tengah Jerat Kemiskinan
-
Semen Padang vs PSM Makassar: VAR Beraksi
-
Sinyal Eksodus Menguat! Wagub Sulsel Fatmawati Rusdi 'Bolos' Demi Dampingi PSI
-
Gubernur Sulsel Perintahkan Kenaikan Pajak Ditunda dan Dikaji Kembali
-
Bocah Viral Pemungut Sisa Kue di Gowa Dapat Hadiah Sepeda dari Gubernur Sulsel