Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 27 Mei 2021 | 07:18 WIB
Ilustrasi : tambang emas di Jambi [ANTARA]

SuaraSulsel.id - Lokasi tambang emas di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, masih terus dibahas. Belum diketahui kapan perusahaan yang memiliki hak mengelola mulai melakukan penambangan.

Lokasi tambang emas berada di Desa Rante Balla, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu. Perusahaan yang diberi amanah mengelola adalah PT Masmindo Dwi Area.

Direktur Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sugeng Mujianto mengatakan, banyak tambang yang bermasalah. Sedang ditangani oleh evaluator di Kementerian ESDM.

“Saya tidak tahu persis persoalan apa yang dihadapi PT Masmindo, saya tidak hapal, banyak yang kita proses. Tapi jika RKAB (Rencana Kerja Anggaran dan Biaya) ditolak itu ada beberapa hal pastinya,” sebut Sugeng, Rabu 26 Mei 2021.

Baca Juga: 2.500 Hektar Lahan di Desa Rante Balla Berpotensi Mengandung Emas

Hal yang dimaksud lanjutnya, bisa saja karena kelengkapan dokumen kurang, dan kadang-kadang secara substansi isinya tidak cocok, angka yang dimasukkan tidak sesuai.

“Biasanya itu yang paling banyak dialami perusahaan. Kalau di daerah biasanya yang sering kurang itu sertifikat CPI (Competent Person Indonesia). Apakah benar jumlah cadangan di sana segitu. Kalau tidak tersertifikasi dan cuma tanda tangan redaktur saja, emang dia ngerti apa? Yakin jumlahnya segitu. Biasanya seperti itu, tapi saya tidak tahu persis untuk yang Masmindo,” urai Sugeng mencontohkan.

Hanya saja katanya, pada prinsipnya, pemerintah ingin seluruh tambang sesuai aturan dan bisa segera beroperasi karena bisnis mineral lagi bagus dan memberi manfaat besar.

“Jadi kita dorong, bukan kita tolak. Kalau ada yang kurang apa, pasti kita kasih tahu. Kita fair kok, evaluator kita pasti meminta segera dilengkapi yang kurang dan dimajukan lagi,” kata Sugeng.

Mengutip terkini.id -- jaringan Suara.com, terkait PT Masmindo yang sudah eksplorasi lama namun RKAB nya ditolak, dia menyebut itu cuma salah satu saja.

Baca Juga: Luwu Utara Kejar Standar Pemeriksaan Covid-19 WHO

“Kita juga harus tahu dalam tanda kutip juga punya duit gak? Dan bisa juga ada masalah internal, jadi tidak semata hanya RKAB,” sebutnya.

Tapi dia menegaskan pemerintah selalu memberi solusi dan mendorong agar bisa beroperasi, supaya hak negara juga terpenuhi, hak perusahan diberikan, kemudian hak masyarakat juga ada.

“Kita dorong segera berproduksi memberi hasil, dengan catatan sesuai dengan aturan yang ada dengan legal aspek dan lengkap sesuai regulasi yang ada,” tegas Sugeng.

Sejak beroperasi di Luwu tahun 1991 hingga 2021, polemik antara PT Masmindo Dwi Area dengan warga Desa Rante Balla masih terjadi. Lantaran warga belum mendapatkan kompensasi atas lahan yang akan dijadikan sebagai tambang emas.

PT Masmindo Dwi Area merupakan anak perusahaan asing asal Australia. Berada di bawah naungan perusahaan induk bernama Nusantara Resources Limited (Nusantara).

Nusantara sendiri, pada Desember 2018 berhasil berpartner dengan PT Indika Energy, dan diajak berpartisipasi di penempatan saham baru untuk 19.9 persen kepemilikan di Nusantara, yang akan digunakan untuk aktivitas eksplorasi, pengembangan lainnya di project Awak Mas. Nama kegiatan di Luwu.

Dwiwati Riandhini, Corporate Communications Manager PT Masmindo Dwi Area meluruskan jika RKAB perusahaannya tidak ditolak melainkan diminta untuk direvisi sehingga belum disetujui.

Termasuk menjelaskan kesalapahaman terkait kendala pembebasan lahan di Desa Rante Balla, Latimojong, Luwu.

“Jadi ada kesalahan umum yang dilakukan terkait Masmindo yang sudah beroperasi puluhan tahun, karena PT Masmindo Dwi Area itu baru berdiri 1998, sebelumnya ada juga perusahaan lain namanya Masmindo Eka Sakti kalo tidak salah yang beroperasi di sana, dan berbeda dengan Masmindo yang sekarang,” jelas Dwiwati.

“Yang kami lakukan kegiatan eksplorasi. Eksplorasi tambang itu biasanya memakan waktu 15-20 tahun untuk menyelesaikan tahap eksplorasi ini, dan sekarang baru menyelesaikan tahap eksplorasi menuju konstruksi. Kalau ada yang tanya belum ada apa-apa? Karena memang eksplorasi butuh waktu lama,” sambungnya.

Terkait lahan warga yang belum dibayar padahal sudah lama eksplorasi, Dwiwati menambahkan, sebenarnya tidak seperti itu, karena setiap lahan warga yang dipakai, baik itu lahan yang sudah dibeli atau pun yang belum dan dimanfaatkan untuk kegiatan eksplorasi itu tetap mempengaruhi.

“Misalnya kita sewa, atau ganti rugi seperti pohon cengkehnya dipotong dan tanaman lain yang ada di situ, di atas lahan yang dieksplorasi itu semua sudah dibayarkan,” tambahnya.

Terpisah, Ricky Fernando, Head of Corporate Communications Indika Energy mengaku berharap Masmindo dapat segera beroperasi.

“Masmindo saat ini sudah dalam tahap operasi produksi. Sebagai pemegang saham, Indika Energy berharap Masmindo dapat segera memulai kegiatan operasi produksi,” akunya

Ricky juga menegaskan, jika katanya, sampai saat ini, Masmindo masih dalam tahap penyelesaian pembebasan lahan. Indika Energy berharap pembebasan lahan dapat segera diselesaikan supaya dapat segera melakukan operasi produksi.

“Indika Energy sebagai perusahaan nasional akan terus mendukung Masmindo untuk dapat segera melakukan operasi produksi, sehingga bersama-sama dengan Masmindo dan Nusantara Resources dapat melakukan produksi dan memberikan kontribusi kepeada masyarakat sekitar,” tutupnya.

Sementara itu, Neil Withaker, CEO and Managing Director Nusantara Resources saat dimintai keterangan terkait kondisi dan aktivitas terakhir tambang emas di Luwu tidak merespon.

Load More