Sehingga keberadaannya tidak cukup sebatas Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). Sehingga dimungkinkan menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Sehingga, walaupun akan diralat dan direvisi PP 57 tersebut oleh Menteri Nadiem Makarim, persoalan ini tidak boleh abai. Apalagi sangat kontras dan tidak konsekuen manakala Nadiem dalam Peta Jalan yang juga banyak kontroversi dan sedang proses pembahasan di kalangan DPR mencantumkan mengenai Profil Pelajar Pancasila.
Sehingga konteksnya tidak cukup sebatas revisi saja, namun komitmen kebijakan yang ditempuh Mas Menteri harus bersendikan kebangsaan. Karena kebijakan yang digulirkan sejak merdeka belajar hingga PP kemarin sarat dengan kontroversi.
PP 57 Tahun 2021 tidak menyebutkan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dan Bahasa Asing dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
Mencantumkan Bahasa Indonesia dalam kurikulum diatur ketentuannya dalam UU No 20 Tahun 2003 pasal 33 ayat 1 – 3 bahwanya Bahasa Indonesia sebagai Bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Sedangkan Bahasa Inggris dan Asing sebagaimana ketentuannya diatur secara gambling dalam PP 19 Tahun 2005.
7. Tidak adanya keterbukaan publik dan partisipasi public tidak terbangun dan diciptakan oleh Menteri Nadiem Sebagaimana Peta Jalan Pendidikan tanpa naskah akademik hingga saat ini setelah gaduh menjadi salah satu contoh kongkrit.
Belum lagi proses keterbacaan yang ada juga tidak diupayakan. Jikapun keterbacaan dilakukan, hanya melibatkan komponen dan jejaring dilakukan tidak demokratis untuk kalangan tertentu saja. Contoh actual mengenai keterbacaan konsep Profil Pelajar Pancasila.
8. SMK Pusat Keunggulan yang baru saja dijalankan oleh Kemdikbud seolah memperkuat kasta-kasta sekolah. Dimana pemerintah hanya memperhatikan sekolah-sekolah yang memang sudah baik saja, memberi cap stempel dan memberikan sedikit bantuan hingga tampak baik padahal sekolah itu memang sudah baik sejak dulu.
Baca Juga: Minta Evaluasi Total, PKB Sebut Nadiem ke PBNU Hanya Cari Suaka Politik
Program ini berpotensi membuat jurang perbedaan yang semakin dalam antara SMK Pusat Keunggulan dengan SMK yang bukan Pusat Keunggulan.
Berita Terkait
-
Adu Kaya Nadiem Makarim vs Abdul Mu'ti, Beda Kebijakan soal Penjurusan SMA Tuai Pro-Kontra
-
Diumumkan saat Tahun Ajaran Baru, Abdul Mu'ti Rombak Sistem Pendidikan Era Nadiem?
-
Viral Siswa SMA Tak Bisa Jawab Soal Pembagian, Publik Ramai Salahkan Nadiem Makarim
-
Nadiem Makarim Berharap Keberlanjutan Kurikulum Merdeka, Netizen: Lebih Baik Tak Usah Berharap!
-
Jebolan UCB vs Harvard: Siapa Lebih Unggul Pimpin Pendidikan RI, Satryo Brodjonegoro atau Nadiem Makarim?
Tag
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- 7 Rekomendasi Sabun Pemutih Wajah, Harga Terjangkau Kulit Berkilau
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Wakil Presiden yang Tegur Menteri Pertanian Amran Sulaiman: Jusuf Kalla atau Ma'ruf Amin
-
Wagub Sulsel Kagum! PT Vale Buktikan Tambang Bisa Jadi Penjaga Bumi
-
BRI Dukung Batik Tulis Lokal Lamongan Menjangkau Pasar Global
-
Puskesmas Toraja Utara Diduga Tolak Jemput Pasien Kritis, Ini Kata Dinas Kesehatan
-
BRImo Versi Billingual Resmi Rilis, Simak Fitur Barunya Di Sini