Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 15 April 2021 | 13:41 WIB
Polisi bersenjata lengkap mengamankan lokasi setelah ledakan bom bunuh diri di gerbang Gereja Katedral, di Jalan Kajaolalido, Kecamatan Ujungpandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). (ANTARA)

SuaraSulsel.id - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menembak mati salah seorang terduga teroris berinisial MT, Kamis 15 April 2021.

Lokasi penembakan di Jalan Mannuruki, Kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan.

Penembakan dilakukan karena terduga teroris melakukan perlawanan saat akan diamankan.

Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri telah menangkap sedikitnya 31 orang terduga teroris setelah bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar.

Baca Juga: Sudirman Beberkan Kekuatan PSM yang Harus Diwaspadai Persija

"Sehingga update sampai saat ini pascabom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Densus 88 berhasil menangkap 31 tersangka terduga teroris di wilayah Makassar dan sekitarnya," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Kombes Pol Ahmad Ramadhan di Mabes Humas Polri, Jakarta, Rabu 14 April 2021.

Ramadhan menyebutkan, penangkapan 31 terduga teroris masuk dalam kelompok kajian Villa Mutiara yang berafiliasi dengan Jamaah Ansharud Daulah (JAD).

Sebelumnya juga, Selasa (13/4) Tim Densus 88 Anti Teror Polri menangkap 7 orang terduga teroris di wilayah Makassar.

Ketujuh terduga tersebut, berinisial J, D, NS, S alias AL, W, S dan MY.

"MY ini ditangkap Selasa sore pukul 15.15, sehingga penangkapan hari itu yang awalnya dilaporkan 6 orang, bertambah menjadi 7 orang terduga," kata Ramadhan.

Baca Juga: Waktu Buka Puasa Makassar Kamis 15 April 2021 dan Masjid Tempat Ngabuburit

Ramadhan mengatakan MY dan para terduga teroris kelompok Villa Mutiara Makassar ini adalah orang-orang yang ikut merencanakan aksi teror dan ikut dalam kelompok JAD.

Dua anggota kelompok Villa Mutiara yakni L dan YSF alias D merupakan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.

"Jadi mereka 31 orang ini satu kelompok, artinya kelompok Villa Mutiara dan kelompok JAD," kata Ramadhan.

Kelompok Villa Mutiara tersebut memiliki grup obrolan "whatsapp" dengan nama Batalyon Iman.

Grup 'whatsapp' tersebut digunakan oleh anggota kelompok Villa Mutiara untuk berkomunikasi dan mempraktekkan cara-cara melakukan teror.

Komunikasi dalam grup whatsapp tersebut mereka membicarakan tentang rencana-rencana "amaliyah" selanjutnya, dan juga membicarakan, mempraktekkan bagaimana membuat atau merakit bahan peledak. (Antara)

Load More