SuaraSulsel.id - Banyak cara yang dilakukan masyarakat agar terhindar dari Virus Corona atau Covid-19. Namun, bagi jemaah An Nadzir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mereka lebih mempercayai air wudu sebagai salah satu penangkal Covid-19.
Pimpinan jemaah An Nadzir Ustadz M Samiruddin Pademmui mengatakan, salah satu tips yang paling ampuh agar terhindar dari Covid-19 adalah dengan melaksanakan salat lima waktu setiap hari.
Hal ini karena dengan melaksanakan salat, para jemaah secara otomatis akan membersihkan sejumlah bagian tubuhnya dari berbagai kotoran saat mengambil air wudu.
"Kita sebagai seorang muslim dengan menjaga salat lima waktu sehari semalam, itu salah satu tips yang sangat bagus. Bukan hanya sekedar cuci tangan. Tapi wudu itu mencuci tangan, muka, dan sebagainya. Jadi itu salah satu tips paling sempurna terhindar Covid-19," kata Samiruddin kepada SuaraSulsel.id, saat ditemui di kediamannya yang berada di Perkampungan Mukmin An Nadzir Gowa, Sabtu 10 April 2021.
Baca Juga: Tambah 977, Kasus Covid-19 DKI Jakarta Hari Ini Jadi 391.567 Orang
Selain itu, kata Samiruddin, jemaah An Nadzir juga melaksanakan protokol kesehatan. Seperti memakai masker dan menjaga jarak ketika beraktivitas di luar Perkampungan Mukmin An-Nadzir yang terletak di Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulsel.
Namun, kata Samiruddin, yang paling penting untuk dilakukan jemaah An Nadzir adalah melaksanakan zikir akbar setiap malam Jumat secara rutin.
Zikir akbar tersebut diyakini jemaah dapat memberikan perlindungan dari berbagai malapetaka. Termasuk dari paparan Covid-19 yang masih terus menerus mewabah ini.
"Dan paling penting kita di sini ada satu amalan zikir yang disebut zikir Latifah Akbar setiap malam Jumat. Dan kita yakin setiap mengamalkan zikir itu, bahwa ini merupakan sebuah kumpulan amalan kekasih atau wali-wali Allah. Sehingga, ketika kita amalkan ini insyaallah kita dalam bimbingan dan pertolongan Allah. termasuk perlindungan dari petaka seperti Covid," kata dia.
"Dan kita juga banyak ikuti referensi dan penjelasan dari para ahli tentang virus ini. Jadi kita tenang-tenang saja begitu," tambah Samiruddin.
Baca Juga: Cara Asyik dan Aman Boy William Hibur Diri saat Pandemi
10 Tahun Lock Down
Samiruddin yakin betul bahwa perkampungan Mukmin An Nadzir di Gowa steril dari penyakit Covid-19. Sebab, sebelum pemerintah mengeluarkan aturan soal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau Lock Down, jemaah An Nadzir di Gowa sudah sejak dahulu melakukan Lock Down atau karantina wilayah.
"Kita An Nadzir sudah lebih 10 tahun Lock Down. Artinya tidak berbaur dengan masyarakat secara umum, tetapi kita tetap mengikuti himbauan-himbauan yang disampaikan pemerintah seperti mengikuti protokol kesehatan. Misalnya, kalau keluar itu pakai masker dan membatasi untuk mengikuti kegiatan yang ramai di luar," terang Samiruddin.
Samiruddin mengaku secara internal jemaah An-Nadzir di perkampungan Mukmin An-Nadzir, Kabupaten Gowa, tidak terlalu khawatir dengan Covid-19. Apalagi, tamu yang datang berkunjung ke wilayah tersebut tergolong masih jarang.
"Karena orang datang di sini juga jarang. Cuma orang-orang yang punya tujuan tertentu yang datang. Jadi yang bermukim di sini betul-betul jemaah An-Nadzir. Dan insyaallah kita yakin bahwa tempat kita ini steril dari Covid-19. Dan sampai hari ini belum ada yang kena Covid ya. Selama setahun ini, jadi aman lah di sini," katanya.
Diketahui, Perkampungan Mukmin An Nadzir di Kabupaten Gowa dibangun dari sebuah gagasan Syech Muhammad Almahdi Abdullah alias Abah Syamsuri Abdul Majid. Sebagai guru dan imam dari jemaah An Nadzir yang telah wafat.
Tujuan didirikannya perkampungan Mukmin An Nadzir di Gowa, adalah karena jemaah An Nadzir tidak ingin keturunan mereka terkontaminasi dengan pengaruh-pengaruh dari luar.
Jumlah jemaah An Nadzir yang bermukim di perkampungan tersebut kini telah mencapai sebanyak 100 KK dengan total 400 Jiwa. Luas lokasi perkampungan Mukmin An Nadzir Gowa sekitar lima hektare.
Perkampungan Mukmin An Nadzir Gowa baru mulai ramai dihuni jemaah An Nadzir yang kerap menggunakan jubah hitam dan sorban yang digulung pada bagian kepala sejak tahun 2006 hingga sekarang.
Kontributor : Muhammad Aidil
Berita Terkait
-
Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
-
Kartu Prakerja Catat Prestasi Signifikan Hingga Dapat Puja-puji Dunia
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
-
Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine
-
10 Tahun Jokowi, Indonesia Menjadi Negara yang Berhasil Menangani Pandemi Covid-19
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Daftar Petinggi Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM), Viral Usai Video Razia RM Padang
- Penampilan Happy Asmara Saat Manggung Jadi Omongan Warganet: Semakin Hari Kelihatan Perutnya...
- Kecurigaan Diam-diam Paula Verhoeven sebelum Digugat Cerai Baim Wong: Kadang Chat Siapa Sih?
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
Pilihan
-
Emiten Makanan Cepat Saji KFC Gigit Jari, Kini "Jagonya" Rugi
-
Prabowo Hapus Utang UMKM, Bikin Rugi Bank?
-
Politisi Gerindra Usul TNI Jadi Petugas Haji, Segini Gajinya
-
Terkuak! Ini Sosok Striker Keturunan yang Segera Dinaturalisasi Timnas Indonesia, Punya Darah Medan!
-
Batubara Ekspor Sumber Global Energy Dikomplain Vietnam karena Tak Sesuai Nilai Kalori