Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 15 Maret 2021 | 20:41 WIB
Ilustrasi perempuan muslim jilbab (Unsplash)

Mengenakan burka sempat dilarang sementara pada tahun 2019 setelah serangan bom terhadap gereja dan hotel-hotel di Sri Lanka pasca Paskah, yang menewaskan lebih dari 260 orang.

Dua kelompok muslim lokal yang telah berjanji setia pada kelompok ISIS dituding sebagai pelaku serangan di enam lokasi itu, yaitu di dua gereja Katholik Roma, satu gereja Protestan dan tiga hotel ternama.

Weerasekara mengatakan pemerintahnya juga akan menutup lebih dari 1.000 madrasah, dengan mengatakan sekolah-sekolah itu tidak terdaftar di otorita berwenang setempat dan tidak mengikuti kebijakan pendidikan nasional.

Keputusan untuk melarang burka dan menutup madrasah itu merupakan langkah terbaru yang menimbulkan dampak pada kelompok minoritas muslim di Sri Lanka.

Baca Juga: Pasangan Beda Agama Cemas Setelah Muncul Peraturan Baru di India

Warga muslim di Sri Lanka mencapai sekitar 9 persen dari 22 juta total penduduk, di mana warga Budha mencapai lebih dari 70 persen.

Etnis minoritas Tamil, yang sebagian besar beragama Hindu, mencapai 15 persen dari total populasi. (VOA)

Load More