SuaraSulsel.id - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulsel mencatat keuntungan yang didapatkan oleh dua perusahaan milik Staf Khusus Gubernur Sulsel non aktif Nurdin Abdullah miliaran rupiah.
Dua perusahaan tersebut memperoleh keuntungan yang berlimpah dari penambangan pasir di sekitar Pulau Kodingareng.
Pasir dikeruk untuk menyuplai kebutuhan reklamasi proyek Makassar New Port atau MNP di pesisir Kota Makassar.
Walhi Sulsel menghitung keuntungan yang diperoleh sekitar Rp 258 miliar. Masa kerjanya dari bulan Februari hingga Oktober 2020.
Baca Juga: KPK Cecar Nurdin Abdullah Dengan Pertanyaan Ini Dalam Pemeriksaan Perdana
"Dari izin konsesi (IUP) dua perusahaan itu yakni PT Alefu Makmur dan Banteng Laut Indonesia. Perusahaan milik staf khusus Nurdin Abdullah," kata Direktur Walhi Sulsel, Muhammad Al Amin, Selasa, 9 Maret 2021.
Walhi Sulsel bersama sejumlah pihak mengaku sudah menginvestigasi hal ini. Kasusnya juga pernah dilaporkan ke KPK.
Al Amin merinci, dalam sehari perusahaan yang berafiliasi dengan PT Boskalis itu bisa mengangkut 3x3.000 meter kubik pasir. Jika 1 meter kubik setara dengan satu dolar, maka keuntungan yang bisa diambil dalam sehari mencapai Rp 1.305.000.000.
Bandingkan dengan penghasilan nelayan di pulau tersebut. Sebelum ada penambangan, nelayan bisa menghasilkan Rp 500 ribu per hari. Itu pendapatan bersih.
Nelayan juga mampu mendapatkan ikan tenggiri tiga hingga enam ekor dalam sehari. Mereka tak pernah khawatir akan hasil tangkapannya.
Baca Juga: Kepala Daerah Nurdin Abdullah Korupsi, Pukat UGM Soroti Biaya Politik Mahal
Namun kondisi berbeda ketika Pemprov Sulsel tiba-tiba mengeluarkan izin penambangan kedua perusahaan tersebut. Nelayan langsung mengeluh.
"Setelah ada tambang, nelayan hanya kembali modal. Mereka merugi Rp 200 ribu hingga Rp 2 juta per hari," jelasnya Al Amin.
Walhi Sulsel mencatat kerugian yang dialami nelayan selama 9 bulan itu mencapai Rp 80 miliar. Baik itu untuk nelayan pancing, nelayan panah, nelayan bagang dan nelayan jaring.
Puncak kekecewaan nelayan memuncak ketika mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Sulsel. Tapi Nurdin Abdullah tidak pernah menemui mereka.
Mereka, kata Al Amin, bahkan tidur di trotoar demi bertemu Nurdin Abdullah. Satu harapan mereka, Pemprov Sulsel bisa menghentikan penambangan tersebut.
"Namun, tidak ada. Pak Nurdin tidak menemui mereka," jelasnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
BRI Terus Kawal Mimpi Anak Muda di Pentas Sepak Bola Lewat Sponsorship GFL Series 3
-
5 Maklumat MUI Kota Makassar Terkait LGBT
-
Rumah Digeledah di Makassar Terkait Kasus Kredit PT Sritex
-
Selvi Ananda Dua Kali Salah: Sulawesi Disebut Sumatera, Ini Reaksi Hadirin
-
Dari Lomba Masak Jadi Jutawan: Kisah Inspiratif Ibu Rumah Tangga Ubah Kelor Jadi Cuan