Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 05 Maret 2021 | 17:30 WIB
Pasar Mandai Kota Makassar / [SuaraSulsel.id / Istimewa]

SuaraSulsel.id - Pasar Mandai adalah salah satu pasar terluar di Kota Makassar. Berada di perbatasan Kabupaten Maros dan Kota Makassar. Tepatnya berada di Kecamatan Biringkanaya, Kelurahan Sudiang.

Kepala Pasar Mandai Abdul Hamid menjelaskan pasar ini sebelumnya masuk wilayah Kabupaten Maros. Namun seiring dengan perkembangan dan perluasan Kota Makassar, akhirnya kebijakan Pemerintah Kabupaten Maros menyerahkan pasar tradisonal tersebut ke Pemkot Makassar.

"Dulu ini sebenarnya dibawah pemerintahan Kabupaten Maros. Tapi pas perluasan wilayah akhirnya diserahkan ke Pemkot Makassar," jelas Hamid, Jumat 5 Maret 2021.

Selain itu, sebenarnya ada yang unik dari pasar yang berada di kilometer 19 Kota Makassar ini. Yakni waktu operasionalnya mirip pasar kaget yang ada di pelosok-pelosok desa. Yakni mempunyai hari tertentu.

Baca Juga: Lukisan Tertua Kembali Ditemukan di Sulawesi

"Iye, cuma tiga hari buka dalam seminggu. Selasa, Kamis, dan Sabtu," ujar Hamid.

Menurutnya jadwal itu sudah berlangsung sejak lama. Ketika pasar itu mulai terbentuk. Hal ini dikarenakan para pedagang yang ada di pasar tersebut 60 persen diantaranya adalah penduduk Maros.

"Pedagang di sini itu 60 persen penduduk yang berasal dari Maros. Jadi tidak heran kalau mereka itu yang atur waktu menjualnya. Kalau hari Selasa, Kamis, dan Sabtu di Pasar Mandai. kalau hari lain mereka tersebar di beberapa pasar di Maros. Yakni ada yang berjualan di Pasar Bulu-Bulu, Pasar Batangase, dan pasar Carangki Maros," ungkap Hamid.

Maka tak heran jika di hari lain kondisi pasar itu jadi sepi. Hanya tampak beberapa pedagang kecil yang ada.

Sebagaimana diketahui, sebelum pelebaran jalan Perintis Kemerdekaan, jumlah pedagang berkisar 347. namun karena adanya pelebaran jalan kini yang tersisa yang masih aktif hanya 162 pedagang.

Baca Juga: Mahasiswa FTI UMI Ditemukan Meninggal di Air Terjun Pung Bunga Maros

"Sebenarnya data pedagang kami dulu mencapai 347 orang. Tapi karena tergusur dengan adanya pelebaran jalan, sekarang tersisa 162 pedagang," pungkas Hamid.

Load More