SuaraSulsel.id - Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman akan memanggil Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Rudy Djamaluddin.
Pasca operasi tangkap tangan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dan Sekretaris Dinas PUTR, ruangan Rudy Djamaluddin sudah disegel KPK.
"Penting untuk kita panggil. Tidak boleh ditunda. Kalau kantornya disegel orangnya kan ndak disegel. Jadi saya masih bisa panggil," kata Sudirman kepada media, Minggu (28/2/2021).
Sudirman mengaku banyak yang perlu dievaluasi di Pemprov Sulsel akibat kejadian ini. Termasuk soal pengadaan barang dan jasa.
"Kita akan evaluasi. Pada kuncinya adalah Sulsel melayani, Sulsel bersih. Besok saya akan memanggil orang yang kapabel. Kita melakukan (pengawasan) secara ketat," sebutnya.
Ia mengaku hingga kini masih terguncang dengan penangkapan Nurdin Abdullah dan lima orang lainnya. Saat kejadian, Sudirman mengaku dalama perjalanan menuju Kabupaten Sinjai.
Ia mengaku ditugaskan Nurdin Abdullah untuk menghadiri HUT Sinjai.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sudah menelpon Sudirman. Roda pemerintahan harus tetap jalan.
"Luar biasa ini cobaan termasuk jadi Plt. Ini bukan pekerjaan mudah, makanya saya bilang innalillah dan ini ujian," bebernya.
Baca Juga: Sebelum Nurdin Abdullah Ditahan, 2 Kali Bilang Demi Allah di Depan Wartawan
Nurdin Abdullah kini ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi terkait pengadaan barang dan jasa, perizinan dan pembangunan infrastruktur di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulsel Tahun Anggaran 2020-2021.
Ia pun mengaku ikhlas menjalani proses hukum tersebut. "Saya ikhlas menjalani proses hukum karena memang kemarin itu kita tidak tahu apa-apa," kata Nurdin sebelum dibawa ke Rutan Cabang KPK Cabang Pomdam Jaya Guntur.
KPK mengatakan Nurdin diduga menerima suap dan janji gratifikasi Rp 5,4 miliar dengan rincian pada 26 Februari 2021 menerima Rp 2 miliar yang diserahkan melalui Edy dari Agung.
Selain itu, Nurdin Abdullah juga diduga menerima uang dari kontraktor lain diantaranya pada akhir 2020 Nurdin menerima uang sebesar Rp 200 juta.
Pertengahan Februari 2021 Nurdin Abdullah melalui ajudannya bernama Samsul Bahri menerima uang Rp1 miliar, dan awal Februari 2021 Nurdin melalui Samsul Bahri menerima uang Rp2,2 miliar.
Atas perbuatannya, Nurdin Abdullah dan Edy sebagai penerima disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 dan Pasal 12B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Gubernur Sulsel Terima Penghargaan Indonesia's SDGs Action Awards 2025
-
BMKG Rilis 287 Gempa di Sulawesi Utara: Mana Paling Berbahaya?
-
3 Perusahaan Reklamasi Laut Tanpa Izin di Sulawesi Tenggara
-
Kejaksaan Tahan Kepala SMPN 1 Pallangga Gowa, Ini Kasusnya
-
Lurah di Gowa Jual Program Sertifikat Tanah Gratis Rp5 Juta