Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 22 Februari 2021 | 07:23 WIB
Wisata Mangrove Luppung Manyampa, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan / [Antara]

SuaraSulsel.id - Pengembangan wisata mangrove di Kabupaten Bulukumba mendapatkan dukungan dari masyarakat. Warga dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mutiara akan mengelola mangrove untuk wisata.

Wisata Mangrove Luppung Manyampa di Kabupaten Bulukumba telah disiapkan menjadi wisata percontohan di Indonesia.

Hal ini disampaikan Inisiator Wisata Mangrove Luppung Manyampa, Abbas Madda, di Desa Manyampa, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba, Sabtu 20 Februari 2021.

Abbas mengatakan, untuk promosinya dengan mengaktifkan penggunaan media sosial telah bekerja sama dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Fajar Angkatan XV dan pihak Karang Taruna Buhung Barania Manyampa.

Baca Juga: Polisi Kejar-kejaran dengan Pelaku Judi Sabung Ayam di Bulukumba

Berkaitan dengan hal tersebut, Abbas berharap agar para penggiat wisata dapat memberikan dukungannya.

"Untuk lebih mengenal dekat dengan pembangunan pariwisata berkelanjutan atau lebih familiar disebut pariwisata berbasis Sustainable Development Goals (SDGs), maka akan digelar webinar," katanya.

Hal ini sejalan dalam upaya menjadikan Wisata Mangrove Luppung Manyampa menjadi wisata percontohan se-Indonesia, sehingga diinisiasi ruang berbagi pengembangan wisata.

Abbas yang juga adalah Kepala Desa Manyampa ini mengatakan selain ia akan menjadi pembicara, juga hadir Tasman Ambar Mattuliang selaku Tim Pengembangan Desa Anindhaloka, Jakarta.

Hal itu dibenarkan Moderator Arman Jaya yang juga terlibat dalam KKN Entrepreneur XV Unifa.

Baca Juga: Warga Lorong Neraka Ditangkap Karena Menikam, Korbannya Kritis

Dia berharap melalui kegiatan webinar yang kemudian dipromosikan melalui media sosial, dapat mengembalikan semangat warga untuk kembali berkunjung atau berwisata di Mangrove Luppung Manyampa.

Selama pandemi yang berkepanjangan ini Wisata Mangrove Luppung Manyampa semakin rimbun dan jadi tujuan favorit.

Melalui perjalanan yang cukup panjang sejak diresmikan (31/12/2019) lalu, telah dijadikan sebagai objek kunjungan sempat menurun di tengah melonjaknya angka kasus Covid-19.

Selama pandemi pohon mangrove mengalami pertumbuhan dengan semakin rindang, seakan memeluk pengunjung yang sedang berjalan dan berjarak di wisata itu. (Antara)

Load More