Pemerintah Australia akan mengamandemen rancangan undang-undang yang akan membuat Google dan Facebook membayar berita. Untuk mengklarifikasi bahwa media-media berita akan dibayar secara sekaligus, bukannya per klik, pada tautan artikel berita.
Perubahan legislatif yang dijelaskan dalam pernyataan pemerintah sebagai “klarifikasi dan amandemen teknis” itu dilakukan menyusul diskusi akhir pekan lalu antara para menteri Australia dengan CEO Facebook Mark Zuckerberg dan Sundar Pichai, kepala eksekutif Alphabet Inc. dan anak perusahaannya Google.
Pemerintah konservatif berharap untuk memberlakukan apa yang disebut Undang-undang Tawar Menawar Media Berita sebelum sesi Parlemen saat ini berakhir pada 25 Februari.
Amandemen yang akan diperkenalkan ke Parlemen, Rabu (17/2), itu “meningkatkan kemampuan kerja undang-undang itu sambil mempertahankan efek keseluruhannya,'' kata Menteri Keuangan Josh Frydenberg dan Menteri Komunikasi Paul Fletcher dalam pernyataan bersama mereka.
Baca Juga: Samsung Masih Jadi Merek HP Paling Banyak Dicari di Google Indonesia
Partai oposisi yang berhaluan kiri-tengah, Partai Buruh, telah setuju untuk menyelenggarakan pertemuan anggota parlemen, Selasa (16/2), untuk mendukung RUU tersebut, dan menjamin pengesahannya melalui Senat di mana pemerintah tidak memegang mayoritas kursi. Tetapi pemerintah kemungkinan harus berkompromi dengan amendemen-amendemen lebih lanjut yang diajukan oleh Senat.
Center for Responsible Technology, sebuah lembaga think tank Australia yang mendukung rancangan undang-undang pertama di dunia itu, menerima perubahan yang diusulkan.
“Secara nominal, perubahan-perubahan tersebut mempertahankan integritas undang-undang media,'' kata direktur lembaga tersebut Peter Lewis dalam sebuah pernyataan.
Sebuah komite Senat yang meneliti rancangan undang-undang itu, setelah diperkenalkan ke Parlemen pada 9 Desember, merekomendasikan pekan lalu agar RUU tersebut direalisasikan menjadi undang-undang tanpa perubahan. (VOA)
Baca Juga: Togel Masuk Pencarian Terbanyak di Google Indonesia 2020
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Tren Liburan ke Australia Meningkat Pesat, Intip Promo Menggiurkan di Dwidayatour Carnival 2025!
-
Tersandung Kasus Monopoli, OpenAI Siap Beli Google Chrome Jika Dijual
-
Karyawan Banyak Pilih WFH, Google Ancam PHK hingga Pemotongan Gaji
-
Babak Baru Kasus Monopoli Google, Giliran Samsung Ikut Terseret
-
Modus Penipuan Terbaru di Gmail yang Meresahkan Dunia, Apa Solusi Google?
Terpopuler
- Pascal Struijk Aneh dengan Orang Indonesia: Kok Mereka Bisa Tahu
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Memutuskan Pindah Homebase Musim Depan, Dua Tim Promosi Angkat Kaki
- Pascal Struijk: Saya Pasti Akan Memilih Belanda
- Bakal Bela Timnas Indonesia, Pascal Struijk: Saya Tak Akan Berubah Pikiran
- Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp60 Jutaan: Pilihan untuk Keluarga Baru, Lengkap Perkiraan Pajak
Pilihan
-
Jakmania Bersuara: Lika Liku Sebarkan Virus Orange di Kandang Maung Bandung
-
Ikuti Jejak Doan Van Hau, Bintang Thailand Kena Karma Usai Senggol Timnas Indonesia?
-
Hasil BRI Liga 1: Dibantai Borneo FC, PSIS Semarang Makin Terbenam di Zona Degradasi
-
5 Rekomendasi HP dengan Kecerahan Layar Maksimal di Atas 1000 Nits, Jelas dan Terang di Luar Ruangan
-
Le Minerale Terafiliasi Israel?
Terkini
-
Hadirkan Layanan Keuangan, BRI Jangkau 88% Wilayah Indonesia Lewat 1,2 Juta AgenBRILink
-
Klaim Saldo DANA Kaget Rp200 Ribu Sebelum Pulang dari Kantor
-
Anggota Polres Bone Jadi Tersangka Penganiayaan Anak di Bawah Umur
-
Video Ciuman Sesama Jenis Viral, Terungkap! Pemberi Izin Helens Night Mart Makassar
-
BRInita: Langkah Nyata BRI Berdayakan Perempuan di Hari Kartini