SuaraSulsel.id - Ridha Wirakusumah merupakan seorang eksekutif senior di industri perbankan, jasa keuangan, dan investasi dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di berbagai institusi terkemuka internasional dan Indonesia.
Ridha menjadi salah satu figur anggota Dewan Direktur INA yang diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo.
"Beliau sangat berpengalaman sebagai eksekutif senior di industri perbankan, jasa keuangan, dan investasi. Terakhir sebagai CEO di Bank Permata. Beliau pernah memiliki pengalaman panjang di berbagai perusahaan multinasional seperti Presiden dan CEO AIG Asia Pasifik, Presiden dan CEO General Electric di Asia Pasifik, serta CEO di Maybank Indonesia," kata Presiden saat memperkenalkan Ridha, Selasa 16 Februari 2021.
Ketua Dewan Direktur Indonesia Investment Authority (INA), Ridha Wirakusumah, menegaskan akan bekerja dengan integritas tertinggi dan tata kelola yang baik.
Baca Juga: Dinas Pendidikan Sulsel Ingin 14 Daerah Ini Gelar Sekolah Tatap Muka
INA merupakan lembaga pengelola investasi yang dibentuk berdasarkan amanat Undang-Undang Cipta Kerja untuk membantu membangun perkembangan Indonesia secara lebih menyeluruh.
"Beberapa hal yang kami akan tekankan dalam menjalankan INA ini adalah yang pertama kami akan secara tegas dan jelas menjalankan ini dengan the highest integrity dan governance yang berlaku sehingga kami dapat menjalankan tugas dengan baik dan benar," ujar Ridha di veranda Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 16 Februari 2021.
Ridha juga menjelaskan bahwa pihaknya akan berupaya keras untuk dapat meningkatkan dan mengoptimalkan nilai investasi yang dikelola secara jangka panjang dalam rangka mendukung pembangunan secara berkelanjutan.
"Kami akan berusaha keras untuk dapat menjaring investor-investor asing dan dalam negeri agar bisa berpartisipasi bersama dengan INA untuk mengembangkan lagi program-program pemerintah secara lebih cepat sehingga pembiayaannya akan lebih lancar dan menyeluruh, juga meringankan beban pembiayaan atau pinjaman yang tentunya merupakan bagian dari pembangunan," tuturnya.
Ridha selaku Ketua Dewan Direktur INA akan bersama empat orang profesional lainnya dalam menjalankan tugas.
Baca Juga: Imigrasi Sulsel Razia Pekerja Asing, Temukan Ini di Barru dan Pangkep
Sosok profesional pertama ialah Arief Budiman sebagai Wakil Ketua Dewan Direktur atau Direktur Investasi INA. Arief merupakan seorang eksekutif di industri keuangan dan investasi dengan pengalaman internasional dan domestik selama 25 tahun.
"Dalam usia yang sangat muda beliau dipercaya sebagai Presiden Direktur McKinsey Indonesia, pernah menjadi konsultan Booz Allen Hamilton di Amerika dan di Asia, serta pernah menjadi Direktur Utama Danareksa dan Direktur Keuangan Pertamina," ucapnya.
Selanjutnya, ada Stefanus Ade Hadiwidjaja sebagai Direktur Investasi yang merupakan seorang praktisi investasi profesional muda Indonesia dengan pengalaman di tingkat internasional.
"Berpengalaman sebagai konsultan internasional, CEO, dan komite investasi di berbagai perusahaan multinasional. Di antaranya sebagai Managing Director dan Country Head Creador untuk Indonesia dan Singapura," tutur Presiden.
Sebagai Direktur Risiko INA, terdapat Marita Alisjahbana yang merupakan profesional di bidang manajemen risiko yang disebut oleh Presiden Joko Widodo sebagai yang paling senior di Indonesia. Marita memiliki pengalaman internasional lebih dari 30 tahun.
"Beliau pernah menjabat sebagai Country and Corporate Risk Manager Citibank Indonesia selama 15 tahun dan merupakan WNI pertama yang memegang posisi tersebut sepanjang sejarah. Pernah juga sebagai Country and Corporate Risk Manager Citibank Thailand, Vietnam, dan Filipina," ujarnya.
Terakhir, ada figur Eddy Porwanto yang terpilih sebagai Direktur Keuangan. Eddy adalah salah satu profesional dengan pengalaman 30 tahun dalam pengelolaan keuangan dan turnaround kinerja berbagai perusahaan.
"Beliau expert di pengelolaan keuangan dan berpengalaman dalam turnaround kinerja dan value improvement di berbagai perusahaan multinasional. Punya banyak pengalaman sebagai direktur keuangan di berbagai sektor industri penerbangan, otomotif, dan consumer goods. Pernah juga di Northstar Pacific dan CFO General Motors Indonesia," ucap Kepala Negara.
Dengan figur-figur terbaik tersebut, Presiden Joko Widodo mengharapkan agar INA mampu memperoleh kepercayaan nasional dan internasional yang nantinya akan mengurangi kesenjangan kemampuan pendanaan domestik dengan kebutuhan pembiayaan pembangunan.
Presiden Joko Widodo memperkenalkan figur-figur yang tergabung sebagai anggota Dewan Pengawas dan Dewan Direktur Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang bernama Indonesia Investment Authority (INA) pada Selasa, 16 Februari 2021.
Perkenalan para putra dan putri terbaik bangsa yang telah memiliki pengalaman internasional tersebut berlangsung di veranda Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 16 Februari 2021.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
Tangan Kanan Bongkar Shin Tae-yong Punya Kendala di Timnas Indonesia: Ada yang Ngomong...
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
Terkini
-
KPR BRI Property Expo 2024 Goes to Ciputra Surabaya, Banyak Hadiah dan Hiburan Menarik
-
Apakah Garmin Venu 3 Memiliki Layar Sentuh? Temukan Jawaban Beserta Fitur-Fitur yang Dimilikinya
-
Sosok Kasatreskrim AKP Ryanto Ulil Anshar Yang Ditembak Mati Rekannya Sendiri
-
Dikenal Religius, Oknum Dosen Unhas Lecehkan Mahasiswi Saat Bimbingan Skripsi
-
Memanas! Dua Mantan Wali Kota Parepare Saling "Buka Aib" di Rapat Komisi II DPR RI