SuaraSulsel.id - Cecilia Audrey Irawan, mantan tenaga kerja wanita (TKW) tidak mampu menahan emosinya di Ruang Sidang Cakra Pengadilan Negeri Kota Bitung.
Sidang yang dipimpin Mejelis Hakim Herman Siregar, Fausiah, dan Rio Lery Putra Mamonto berubah gaduh. Usai hakim mengetuk palu sidang.
Mengutip dari BeritaManado.com -- jaringan suara.com, putusan hakim atas gugatan harta gono-gini perkara perdata Nomor: 125/Pdt.G/2020/PN.Bit digelar, Kamis (11/02/2021) lalu.
Cecilia tidak menyangka, usaha untuk mendapatkan kembali uang investasinya di UD Usaha Bersama sebesar Rp 2,9 miliar ditolak hakim.
Ruang sidang pun menjadi gaduh. “Pak Hakim, itu uang saya. Hasil TKW saya selama 20 tahun,” teriak Cecilia dalam ruangan.
“Itu uang halal hasil keringat saya selama 20 tahun menjadi TKW Pak Hakim,” lanjutnya sambil menangis.
Dalam kasus gugatan yang putusannya dianggap kontroversi itu, ibu satu anak ini hadir sebagai penggugat intervensi. Atas gugatan harta gono-gini pemilik UD Usaha Bersama, Landy Irene Rares dan mantan suaminya, Andre Irawan.
Menurut Michael pengacara Cecilia, modal usaha awal UD Usaha Bersama berasal dari kliennya sebeser Rp 2,6 miliar dan UD Usaha Bersama didaftarkan sebagai harta bersama Landy dengan Andre.
Dalam perjalanan waktu, kata dia, UD Usaha Bersama menghasilkan harta seperti mobil dan harta lainnya.
Baca Juga: Fakta Baru Guru Honorer Bone Dipecat, Gubernur Sulsel Periksa Langsung
“Dan dalam persidangan hakim menetapkan harta yang dihasilkan UD Usaha Bersama adalah harta bersama, tapi ketika kami klaim ada hutang ke pihak ketiga yakni ke klien saya, kok hakim memutuskan penanggungjawab hutang adalah Pak Andre,” katanya.
“Dan dalam sidang pihak tergugat juga sudah mengakui jika UD Usaha Bersama adalah milik bersama suami istri serta diberikan kuasa pengoperasian ke sang suami dan itu sangat jelas di sidang,” lanjut dia.
Selain modal sebesar Rp 2,6 miliar, UD Usaha Bersama, kata Michael, juga punya hutang sebesar Rp 300 juta ke kliennya.
Hutang Rp 300 juta ini, kata dia, lengkap dengan bukti-bukti yang disampaikan selama proses sidang dan itu ikut ditandatangani pihak tergugat yakni Landy Rares bersama mantan suaminya, Andre Irawan.
“Tapi dalam pertimbangan hakim tidak masuk akal dan mengabaikan fakta itu. Ini memang akta dibawah tangan. Tapi saksi memperkuat bukti ini dalam sidang. Harusnya pembuktian yang sempurna karena tidak ada bukti lawan yang bisa menyangkal bukti Rp 300 juta, tapi hakim tetap menyatakan menolak tanpa bukti lawan, inikan namanya tidak fair,” jelasnya.
Atas putusan itu, Michael bersama kliennya sepakat untuk mengajukan banding.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Sulsel Dukung RUU Keamanan dan Ketahanan Siber: Lindungi Data dan Layanan Publik
-
Begini Kondisi Ruang Rapat Sementara Anggota DPRD Sulsel
-
Kerusakan Gedung DPRD Sulsel Ditanggung Asuransi
-
Makassar Bakal Dikepung Demo 8 September, Ini Titik-Titiknya!
-
Awas! Situs Akademik Palsu Intai Mahasiswa Dosen: Data Pribadi & Keuangan Terancam