Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 05 Februari 2021 | 14:08 WIB
Ilustrasi : Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) menunjukkan kantong berisi darah pendonor di Gedung Palang Merah Indonesia (PMI), Kramat, Senen, Jakarta, Rabu (26/8/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

"Janin dan plasenta lahir lengkap dan lancar. Tapi setelah itu tiba-tiba tidak ada kontraksi rahim. Sehingga pembuluh darah terbuka dan terjadi perdarahan hebat," jelasnya.

Setelah malakukan informed consent kepada keluarga pasien. Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan pengangkatan rahim dengan tujuan menghentikan perdarahan. Dengan modal stok darah yang minim.

"Dari kebutuhan darah sebanyak 8 kantong, ibu hanya mendapat transfusi sebanyak 2 kantong," ucapnya.

Naas setelah proses operasi pengangkatan rahim sukses dan perdarahan teratasi, darah yang dibutuhkan ibu malah tidak terpenuhi sehingga terjadi kematian.

Baca Juga: Waspada ! Cat Merah di Jalan Raya Ini Sering Telan Korban

"Tidak dilakukan sesar karena pembukaannya lengkap," pungkasnya.

Pasien masuk rumah sakit pukul 16.00 Wita dalam keadaan pembukaan lengkap. Kemudian janinnya lahir normal pukul 18.00 Wita.

Setelah itu, sekira pukul 19.00 pasien mengalami pendarahan pasca bersalin. Kemudian pukul 01.30 Wita pasien meninggal karena kehabisan darah.

Load More