Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Kamis, 21 Januari 2021 | 09:15 WIB
Petugas PLN melakukan perbaikan jaringan listrik pasca gempa di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat. Petugas tetap bekerja meski dalam ancaman gempa susulan dan pandemi Covid-19 / [Foto Istimewa]

SuaraSulsel.id - PLN melakukan gerak cepat. Memperbaiki kembali jaringan listrik yang rusak. Agar aktivitas relawan dan warga dalam menangani bencana lancar. Aktivitas ekonomi masyarakat pun kembali normal.

Pasca gempa merusak berkekuatan 6,2 skala richter mengguncang Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat 15 Januari 2021.

Sejak hari pertama gempa, PLN mengerahkan petugas dari berbagai daerah. Membawa peralatan dan bantuan. Segera memulihkan kondisi listrik di pusat gempa Sulbar dan sekitarnya.

Tiang-tiang listrik yang tumbang di sepanjang jalan segera ditegakkan. Kabel listrik yang putus, cepat dihubungkan kembali.

Baca Juga: Viral Korban Gempa Mamuju Disuruh Pindah karena Ada Jokowi, Ini Kata Istana

Meski lokasi harus menyeberangi sungai. Terkendala hujan, angin kencang, bahkan petir. Petugas terus memperbaiki gardu distribusi dan jaringan listrik. Agar bisa dimanfaatkan warga secepat mungkin.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UIW Sulselrabar) Awaluddin Hafid mengatakan, jumlah gardu distribusi yang terdampak gempa sebanyak 872 unit. Jumlah pelanggan yang terdampak sebanyak 90.688.

Berkat kerja keras petugas di lapangan, satu hari setelah gempa, Sabtu 16 Januari 2021, PLN mampu mengaktifkan kembali 528 gardu listrik.

Sehingga lebih 54 ribu pelanggan di Mamuju dan Majene bisa kembali merasakan penerangan di lokasi pengungsian. Alat komunikasi bisa kembali dihidupkan.

Hari kedua pasca gempa, PLN menyalakan 76 gardu. Sehingga total gardu terdampak yang menyala sebanyak 628 gardu. Atau 72 persen dari total 872 gardu terdampak.

Baca Juga: Mengancam Nyawa, Tim SAR Setop Pencarian Korban Tertimbun Longsor di Majene

Petugas PLN melakukan perbaikan jaringan listrik pasca gempa di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat / [Foto PLN]

Lebih 64 ribu pelanggan sudah kembali menikmati listrik. Meski sebagian besar masih harus mengungsi. Menghindari dampak gempa susulan. Seperti tsunami dan tanah longsor.

Hari ketiga pasca gempa, PLN mengalami musibah. Longsor di jalur Majene membuat sejumlah instalasi terganggu. Dampaknya, 46 gardu yang sudah menyala kembali mati.

PLN menerjunkan 236 personil untuk segera melakukan perbaikan. Hasilnya, 656 gardu mampu dinyalakan di hari ketiga.

Selasa 19 Januari 2021 atau hari keempat pasca gempa, jumlah gardu distribusi yang menyala sebanyak 812 unit. Mampu melayani 82.131 pelanggan.

Rabu 20 Januari 2021, Petugas PLN berhasil menyalakan 57 gardu. Sehingga total gardu terdampak yang menyala pasca gempa sebanyak 851 gardu. 97 persen dari total 872 gardu terdampak.

“Alhamdulillah, listrik sudah hampir normal seluruhnya. Kini lebih dari 83 ribu pelanggan dapat kembali menikmati listrik," kata Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, Syamsul Huda, Rabu 20 Januari 2021.

Menurut Huda, tersisa 16 gardu yang belum menyala. Terdapat di Kecamatan Ulumanda. Kendalanya adalah jalan menuju lokasi belum dapat diakses. Sementara enam gardu lain tersebar di Kecamatan Tapalang Barat, Mamuju, dan Malunda.

“Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Jika jalan sudah bisa dilalui, petugas kami langsung menuju Ulumanda memulai perbaikan 16 gardu yang belum menyala,” pungkas Huda.

Petugas PLN melakukan perbaikan jaringan listrik pasca gempa di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat / [Foto PLN]


Fokus ke Titik Vital

Fasilitas publik seperti rumah sakit dan kantor pelayanan publik menjadi prioritas petugas PLN di lapangan.

“Rumah sakit menjadi titik vital. Khususnya untuk memberikan perawatan kepada korban," kata General Manager PLN UIW Sulselrabar Awaluddin Hafid, Minggu 17 Januari 2021.

PLN berhasil menyalakan listrik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mamuju dan Rumah Sakit Regional Provinsi Sulbar sehari pasca gempa.

Wahyu Kepala Bidang Perencanaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mamuju mengatakan, listrik sangat dibutuhkan rumah sakit. Untuk memberikan pertolongan dan perawatan darurat kepada pasien korban gempa.

“Rata-rata pasien yang masuk memerlukan operasi dan tentu membutuhkan listrik. Sebelumnya kami menggunakan genset. Sekarang kami sangat terbantu dengan adanya listrik dari PLN. Terima kasih kepada PLN,” kata Wahyu.

Prof Idrus Paturusi yang memimpin relawan dokter dari Makassar melihat kondisi rumah sakit rusak saat tiba. Banyak pasien yang mengalami patah tulang perlu penanganan mendesak.

Tim medis dari Makassar bekerja dengan kondisi terbatas. Selain membawa peralatan medis dari Makassar, mereka juga membawa genset untuk mengantisipasi jika listrik padam.

“Dalam dua hari, saya dan tim telah mengoperasi 24 pasien patah tulang. Hari ini rencananya ada 6 pasien lagi," kata Idrus, hari ketiga pasca gempa.

Relawan dokter dari Makassar melakukan operasi korban gempa Sulbar / [Foto Istimewa]

Selain rumah sakit, PLN berhasil memenuhi kebutuhan listrik di beberapa lokasi vital.  Seperti posko-posko pengungsian, Markas Kepolisian Daerah Sulbar, Posko Komando Distrik Militer, Bandara Tampa Padang, Posko Stadion Manakarra, Telkom, serta lampu penerangan jalan umum di Kota Mamuju.

Begitupula dengan Kantor Telkom, PDAM Rangas, TVRI Sulbar, dan Lembaga Pemasyarakatan Mamuju.

Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar, menyampaikan banyak terima kasih atas langkah PLN. Mampu memulihkan kelistrikan di Mamuju dan Majene dengan cepat. Meski dalam ancaman gempa susulan dan pandemi Covid-19.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi 33 gempa susulan di Mamuju dan Majene. Sejak 15 Januari 2021 sampai 20 Januari 2021. Saat petugas PLN bekerja memperbaiki jaringan listrik. 

“PLN langsung turun setelah gempa," kata Ali.

Ali mengatakan, Pemerintah Provinsi Sulbar siap membantu PLN untuk mempercepat pemulihan listrik. Khususnya di wilayah terdampak parah.

Muhammad Hidayat, korban gempa yang mengungsi di Posko RSUD Mamuju menyampaikan terima kasih kepada PLN. Karena telah bergerak cepat memulihkan kelistrikan di lokasi terdampak gempa.

“Berkat bantuan PLN, kami dapat saluran listrik lagi. Kami dapat menghubungi dan berkomunikasi dengan keluarga kami," kata Hidayat.

Roni, Warga BTN Mutiara 1 Mamuju juga tidak menyangka kelistrikan bisa pulih dengan cepat. Dia berpikir listrik bisa menyala satu minggu ke depan. Setelah melihat kondisi gardu dan tiang listrik yang rusak parah. Setelah diguncang gempa.

"Ternyata PLN begitu cepat menyelesaikan," kata Roni.

Petugas PLN melakukan perbaikan jaringan listrik pasca gempa di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat / [Foto PLN]

Bantu Perlancar Komunikasi

Hafid mengatakan, Tim PLN terus bekerja di lapangan. Agar kelistrikan dapat kembali pulih 100 persen. Membantu masyarakat mempercepat pemulihan pasca gempa.

Tidak hanya memulihkan kelistrikan, PLN juga memasang VSAT atau stasiun penerima sinyal dari satelit di Rumah Jabatan Gubernur Sulbar.

VSAT akan digunakan untuk komunikasi dan koordinasi antara pemerintah Provinsi Sulbar dengan pemerintah pusat. Termasuk komunikasi dengan Presiden Jokowi.

"Pemasangan VSAT ini sebagai bentuk keseriusan PLN untuk memfasilitasi kelancaran komunikasi. Agar koordinasi yang dilakukan bisa berjalan baik, demi pemulihan pasca gempa," kata Hafid.

PLN melalui anak usahanya, ICON+ yang bergerak di bidang telekomunikasi juga memberikan dukungan koneksi internet berbasis optik di Rumah Jabatan Gubernur Sulbar.

Selain itu, PLN juga menyediakan Wifi gratis di Posko PLN UP3 Mamuju. Dapat digunakan oleh semua masyarakat dan relawan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang menjadi salah satu titik terdampak gempa Sulbar. (Foto: Lukas / Biro Pers Sekretariat Presiden)


Semangat Relawan PLN

Kadri, petugas kelistrikan asal Palu, Sulawesi Tengah mengaku segera berangkat ke Mamuju dan Majene bersama 24 personil. Setelah mendengar adanya gempa yang merusak.

Mereka membawa kendaraan dan peralatan mandiri. Sebagai bentuk kepedulian, sekaligus tanggung jawab petugas PLN dalam membantu pemulihan kondisi kelistrikan di lokasi bencana.

“Pasca kejadian, kami langsung berkoordinasi dengan tim di Mamuju dan memutuskan untuk berangkat membantu saudara-saudara kita di sini,” ucap Kadri.

Kadri merasa wajib membantu. Mengingat saat gempa tahun 2018 di Palu, banyak bantuan yang juga datang dari daerah lain. Untuk korban gempa Palu.

Rasa persaudaraan yang kuat menjadi semangat bagi Kadri dan teman-temannya dari Palu dan daerah lain hadir. Dalam penanganan bencana di Mamuju dan Majene.

“Ketika gempa di Palu, saya melihat bagaimana rekan-rekan membantu kami di sana. Pemulihan listrik jadi lebih cepat dan masyarakat juga bisa menikmati listrik setelah bencana. Listrik menjadi pendorong masyarakat untuk segera bangkit,” tutur Kadri.

Selama di lapangan, Kadri bersama tim bekerja hampir 13 sampai 14 jam setiap hari. Mulai pagi sekitar pukul 07.00 dan pulang pukul 20.00. Bahkan ada yang harus bekerja sampai tengah malam. Demi menyalurkan listrik ke masyarakat korban gempa.

Kondisi medan yang dilalui petugas juga tidak mulus. Beberapa daerah yang didatangi adalah pegunungan dan dikelilingi jurang.

Dampaknya, tiga petugas yang ingin melakukan perbaikan jaringan di perbatasan Majene dan Mamuju mengalami luka berat. Mobil operasional yang mereka tumpangi terperosok ke dalam jurang.

Mobil PLN kecelakaan di Dusun Mandiri, Desa Pangasaan, Kecamatan Tappalang Barat, Mamuju. Di daerah ini komunikasi hanya bisa dilakukan menggunakan Radio Handy Talky (HT).

Mobil PLN kecelakaan di Dusun Mandiri, Desa Pangasaan, Kecamatan Tappalang Barat, Mamuju. Tiga petugas PLN terluka / [Foto Echa]

Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan PLN Mamuju, Setiawan, mengatakan banyak petugas PLN di Mamuju dan Majene ikut menjadi korban gempa. Dia bersyukur banyak bantuan personil dari luar Sulbar.

“Adanya bantuan personil ini sangat membantu kami di Mamuju mempercepat pemulihan,” kata Setiawan.

PLN Buka Dapur Umum

Tidak hanya ahli dalam memperbaiki jaringan listrik, sejumlah relawan PLN juga terlihat piawai dalam memasak di lokasi bencana.

PLN membuka dapur umum sejak hari pertama gempa bumi di Mamuju dan Majene. Membagikan 2.000 porsi makanan setiap hari. Orang yang memasak dan mendistribusikan adalah relawan PLN.

Dapur umum berada di Posko Kantor PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Mamuju dan Rumah BUMN Majene.

“Pasca gempa, penjual bahan makanan masih tutup. Jika harus memasak pun sulit. Kami mencoba memenuhi kebutuhan utama tersebut,” kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UIW Sulselrabar) Awaluddin Hafid.

Relawan PLN membuka dapur umum pasca gempa di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat / [Foto PLN]

Furqon, warga jalan Sultan Hasanuddin Mamuju mengatakan sangat terbantu pemberian makanan dari PLN. Setiap hari selama di pengungsian.

Korban gempa kesulitan mendapatkan bahan makanan, Jika ada, harganya mahal. "Terima kasih PLN sudah membagikan makanan,” ucap Furqon.

Program PLN Peduli juga telah menyalurkan bantuan lebih dari Rp 598 juta kepada korban gempa. Bantuan diberikan dalam bentuk bahan pangan, tenda dan tikar, pakaian, selimut, obat-obatan, perlengkapan medis serta alat penampungan air bersih.

Relawan PLN membagikan makanan kepada korban gempa Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, di lokasi pengungsian / [Foto PLN]

Load More