Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 11 Januari 2021 | 14:07 WIB
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah meninjau Kota Makassar dari udara, Senin 28 Desember 2020 / [Foto Humas Pemprov Sulsel]

SuaraSulsel.id - Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah masih menimbang-nimbang opsi pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. Masalah perekonomian jadi alasannya.

Nurdin mengatakan, kendati kasus naik terus, PSBB tidak boleh asal dilakukan. Perlu kajian matang.

"Dampak PSBB ini resikonya besar pada perekonomian. Makanya harus dipertimbangkan matang-matang," kata Nurdin, Senin (11/1/2021).

Ia mengaku PSBB juga harus melalui persetujuan pusat. Sejauh ini, pemerintah pusat baru memberlakukan PSBB di pulau Jawa dan Bali saja.

Baca Juga: Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel Kunjungi Keluarga Korban Sriwijaya Air

Sulsel juga menunggu petunjuk, jika diperintahkan maka PSBB tentu berlaku. Jika tidak, opsi PSBB bukan pilihan.

"Jadi belum. Kita tunggu perintah pusat, kan jakarta yang identifikasi semua perkembangan kasus. Yang baru keluar itu Jawa-Bali, Sulsel belum. Kalau pusat mengatakan PSBB kita lakukan," sebutnya.

Angka kasus di Sulsel memang terus naik sejak bulan Desember. Pada data Satgas Covid-19, kasus terkonfirmasi di Sulsel saat ini mencapai 36.513. Ada kenaikan 585 kasus pada Minggu (10/1/2021).

Tim Satgas sebelumnya minta pemerintah setempat melakukan kembali isolasi wilayah seperti di awal kasus. Hal tersebut diungkap Ketua Tim Konsultan Satgas Penanganan Covid-19 Sulawesi Selatan, Prof Ridwan Amiruddin.

"Secara epidemiologi, isolasi wilayah untuk sulsel sebaiknya menjadi pertimbangan melihat kasus terus naik," kata Ridwan.

Baca Juga: Berburu Kuliner Pagi di Sulsel, Jangan Lupa Makan Kue Taripang Sambil Ngopi

Ia mengatakan rate kematian di Sulsel masih pada angka 1,8 persen. Hal tersebut jadi pertimbangan Sulsel untuk sementara tak perlu melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seperti yang diberlakukan di Pulau Jawa dan Bali.

"Syarat PSBB Jawa-Bali itu ada beberapa misalnya. Angka kematian diatas nasional 3 persen, sementara Sulsel 1.8 persen. Sementara, angka kesembuhan kurang dari nasional 82 persen, untuk sulsel 87 persen," bebernya.

Namun, jika pada bulan Januari ini kasus terus naik, akademisi Unhas ini mengaku tentu PSBB bisa dipertimbangkan. Apalagi jika dalam sehari, kasus kematian mencapai angka 6 dalam sehari.

"Melihat hal tersebut, kita masih mencermati aturan yang akan dikeluarkan pemerintah pusat untuk rekomendasi PSBB. Jika kasus naik terus, tentu solusinya adalah PSBB lagi," tambahnya.

Data Satgas Covid, angka kesembuhan di Sulsel cukup bagus. Sejauh ini, angka pasien yang sembuh ada 31.671 orang. Namun, yang jadi masalah adalah angka kematian juga turut naik. Hingga kini, ada 648 orang yang dinyatakan meninggal karena Covid-19.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More