Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 05 Januari 2021 | 14:32 WIB
Ilustrasi kapal perang. (Shutterstock)

SuaraSulsel.id - Korea Selatan telah mengerahkan unit anti-pembajakan ke teluk setelah Iran menyita sebuah kapal minyak berbendera Korea Selatan karena melanggar UU lingkungan maritim, kata kementerian pertahanan Senin (4/1).

"Kementerian pertahanan segera mengerahkan unit Cheonghae ke perairan dekat Selat Hormuz, tak lama setelah menerima sebuah laporan mengenai situasi penyitaan kapal komersial kami oleh Iran," kata kementerian dalam pernyataan.

Kementerian itu mengidentifikasi kapal sebagai "Hankuk Chemi", yang mengatakan kapal itu mengangkut 7.200 ton "produk-produk kimia minyak."

Awak yang ditangkap berasal dari Korea Selatan, Indonesia, Vietnam, dan Myanmar, kata Garda di situs Sepahnews, tanpa memerincinya.

Baca Juga: Alhamdulillah, Iran Uji Coba Vaksin Covid-19 pada Manusia

Sebuah foto yang dirilis oleh situs itu sepertinya memperlihatkan tiga kapal speedboat dan sebuah kapal patroli yang mendekati tanker itu.

Pernyataan Garda itu tidak merincikan dimana tanker itu disita atau dipindahkan.

Iran mulai memperkaya uranium sampai 20 persen di fasilitas bawah tanahnya dan menyita kapal tanker minyak berbendera Korea Selatan di semenanjung Hormuz yang strategis.

Insiden ini semakin meningkatkan ketegangan di Timur Tengah antara Iran dan negara-negara Barat.

Jaringan Penyiaran Iran, IRINN melaporkan penyitaan kapal tanker minyak berbendera Korea Selatan di perairan Teluk Persia dilakukan karena melanggar pedoman lingkungan.

Baca Juga: Curhat Dokter Iran Melawan Pandemi Covid-19: Kondisi di Sini Sangat Keras

Kapal tanker ini diarahkan ke salah satu pelabuhan Iran untuk selanjutnya diselidiki pelanggarannya. Kapal itu membawa 7.200 ton ethanol dari Arab Saudi menuju Korea Selatan.

Kantor berita Iran lainnya Fars dan Tasnim mengatakan Anak Buah Kapal (ABK) yang ditangkap di kapal tanker yang disita itu adalah warga negara yang berasal dari Korea, Indonesia, Myanmar dan Vietnam.

Rincian baru itu muncul setelah Teheran mengakui pihak berwenang menghentikan kapal MT Hankuk Chemi atas dugaan “pencemaran minyak” di Teluk Persia dan semenanjung itu. (VOA)

Load More