SuaraSulsel.id - Pemerintah Kota Makassar tiba-tiba menghentikan pemeriksaan tes usap atau tes swab. Saat kasus Covid-19 di Makassar meningkat.
Kebijakan ini membuat penanganan Covid-19 semakin tidak terkontrol. Harusnya pemeriksaan semakin diperbanyak, bukan dihentikan.
Mengutip dari terkini.id -- jaringan suara.com, Pakar Epidemiologi Universitas Hasanuddin, Ansariady mengatakan, sampai saat ini status Makassar berdasarkan website Satgas Nasional Covid-19 masih zona orange. Hanya saja kenaikan kasus Covid-19 terus bertambah.
Bila angka kasus semakin tidak terkendali, Ansariady mengatakan, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi alternatif terakhir.
Selain itu, Ia pun meminta pemerintah kota mengantisipasi peningkatan pada awal tahun.
“Potensi penualaran tetap pada tahun baru ada terutama jika terjadi pengumpulan orang di dalam ruangan tanpa menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin,” kata Ansaridy, Rabu, 30 Desember 2020.
Salah satu penyebab peningkatan kasus selama ini adalah libur panjang, “Ini yang mengakibatkan angka naik terus,” ungkapnya.
Upaya tracing dan tes usap massal dari pemerintah harus masif dan berkesinambungan. Jumlah yang dites, mesti dua hingga tiga kali lipat dari standar minimal tiap harinya.
Pasalnya, kasus Covid-19 yang terdeteksi dua pekan lalu sebanyak 1273 kasus. Sementara seminggu lalu, naik menjadi 2.022.
Baca Juga: Pakar Epidemiologi Ini Dukung Kebijakan Jam Malam di Kota Makassar
“Bila ada 100 yang diperiksa, yang positif 13 sampai 20 orang,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Agus Djaya Said mengatakan pemeriksaan tes usap tersebut milik beberapa pihak terkait.
“Kami juga bingung ini. Masih banyak daftar warga yang mau di swab di Puskesmas,” kata dia.
Menurutnya, layanan pemeriksaan tes usap tersebut merupakan kewenangan dari pemerintah pusat. Selain itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel dan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
“Infonya bukan ditutup. Tapi ada yang mau diuji. Sehingga lab (laboratoriumnya) ditutup sementara,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Viral Siswa Aniaya Guru Disaksikan Polisi, Publik Geram!
-
Kapal Pinisi dari Makassar Jadi Sumber PAD di Kalimantan Selatan
-
Belanja Hemat: Minyak Goreng SunCo 2L Turun Harga di Alfamart
-
Nasabah Bank Dapat Penggantian Hingga Rp2 Miliar Jika Alami Hal Ini
-
Musik hingga Fashion, F8 Makassar 2025 Gaungkan Isu Lingkungan