Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Minggu, 20 Desember 2020 | 20:45 WIB
Melalui drone, sungai yang sebelumnya dipenuhi sampah, kini terlihat bersih / [Foto: Istimewa]

SuaraSulsel.id - Hari ini, meski sebagian daerah Sulawesi Selatan diguyur hujan, suasana di Balla Barakka terlihat berbeda.

Umumnya di daerah padat penduduk, setiap kali turun hujan dan banjir. Sampah akan berserakan dimana-mana. Namun pemandangan ini tidak lagi terlihat di Sungai Galesong.

Melalui drone, ruas sungai yang sebelumnya dipenuhi sampah, kini terlihat bersih. Sempadan sudah tertata, tak terlihat lagi sampah yang tinggal. Dari atas Balla Barakka, terhampar pemandangan memukau.

Lima gazebo, tiga keramba, dan jembatan warna-warni dan dikelilingi warna menghijau. Menjadi saksi sungai yang diidamkan. Sungai bersih dan segar.

Baca Juga: Aksi Buang Mainan Water Beads Satu Kolam ke Selokan, Tuai Kecaman Warganet

Penandatanganan tekad untuk menjaga sungai bersih yang membentang dari wilayah Gowa hingga muara Galesong – yang melintasi Galesong Kota - berlangsung di Kompleks Balla Barakka Galesong, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, Minggu (20/12/2020).

Balla Barakka adalah ‘rumah’ kebudayaan sekaligus wahana berbagi pengetahuan tentang beragam dimensi Galesong.

Dari aspek kesejarahan kerajaan, aneka tradisi, pengembangan ekonomi, pendidikan warga hingga syiar agama.

Di dalam area terdapat rumah tua ‘museum kebudayaan’ peninggalan keluarga Prof H. Aminuddin Salle Karaeng Patoto, Guru Besar Hukum Agraria Unhas yang juga founder Balla Barakka. Ada masjid dan wahana pertemuan serta koleksi aneka tanaman.

Acara penandatanganan tersebut dihadiri oleh Irma Syamsari, Ketua Penggerak PKK Kabupaten Takalar dan beberapa tamu undangan dan warga setempat.

Baca Juga: Jangan Dibuang! Cara Bikin Pupuk dari Kulit Telur untuk Kesuburan Tanaman

Hadir pula Kabag Kesra Takalar Muh. Amran Torada, Camat Gelasong Baso Sau', aktivis LSM dan salah satu inisiator Gemar Tasamaraka, Nurlinda Taco.

Load More